Pada jalan panjang yang begitu menyulitkan, ada banyak hal yang kita temui.
Tanpa pernah mencoba tahu, begini cara semesta memainkan peran-nya.
Dengan memulai kisah kita, menjadi sebuah cerita.
Yang baru saja, dimulai.***
Malam ini Raka dan para sohibnya sudah berkumpul dibasecamp seperti biasa. Mereka tengah menyusun strategi untuk segala kemungkinan yang akan terjadi.
Beruntungnya pertarungan dadakan tadi tidak banyak yang mendapat luka berat, walaupun muka memar, gigi rontok dah bibir terkoyak tidak masuk kategori berat bagi mereka.
Sebab berat bagi para berandalan tersebut adalah apabila salah satunya sudah tergeletak tak berdaya ditanah.
Setelahnya Raka memulai pembicaraan yang sejak awal memang menjadi tujuannya, pembicaraan mengenai gadis yang tiba-tiba saja berporos dalam pikirannya. Entahlah, ada banyak hal yang tiba-tiba saja mengusik pikirn-nya.
Jadi tanpa fokus pada rencana mereka, Raka lebih mmikirkan gadis yang membuat dirinya terkejut setengah mati.
Karena kehadiran gadis itu tadi, membuat seluruh pikiran seorang Raka runtuh begitu saja. Karena gadis itu anak Alaska, mereka tidak boleh berkhianat.
Gadis yang tiba-tiba saja menjadi pusat perhatiannya, ketika bahkan walaupun jelas dan samar gadis tersebut sejak dulu memang kerap kali berputar disekitar matanya.
Entah itu sekedar melintas bersama kedua sahabatnya, atau karena gadis itu memang terlihat sedikit menarik baginya. Raka benar-benar kacau.
Tapi langsung ditepisnya semua pikiran itu. Mencoba sadar kembali, karena dia yang harus bermain disini.
"Ada yang punya nomor Karin?" Katanya tiba-tiba.
Semua yang disana seketika menoleh. Menatap bingung Raka, karena lelaki itu tidak pernah terlihat ingin mengetahui sesuatu. Jadi, menanyakan nomor ponsel seorang gadis, adalah sesuatu yang langka bagi mereka.
"Buat ape dah?" tanya Gery ingin tahu. "Tumben banget anjir!" sambungnya lagi.
"Masang togel," teriak Joe menyambung.
"Eh bentar-bentar. Karin mana?" potong Aska ingin tahu.
"AwKarin noh yang naek kuda." Ardan menjawab.
Sontak semuanya tertawa disana. Begitulah kelakuan mereka, bahkan disaat genting dan serius semuanya masih bisa bercanda.
"Bukannya dia teman sekelas lo?" tanya Raka menunjuk Aska. Menghiraukan seruan-seruan kolot teman-temannya. Karena Raka kerap kali melihat gadis itu sebelum dia menaiki balkon Alaska.
"Lah makanya gue nanya tadi," jelas Aska membela diri.
Setelahnya Aska mulai mengeluarkan ponselnya, mencari kontak teman sekelasnya tersebut dari grup kelasnya.
"Ada nih, di grup kelas. Mau?" Tawar Aska.
Raka mengangguk. Tidak ingin banyak bicara karena sohibnya itu sibuk menggoda-nya.
Kemudian Raka mulai mengejakan nomor milik gadis itu kepada sohibnya tersebut.
"Buset lo punya nomor AwKarin beneren bro?" ejek Gery kepada Aska.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALARIX ( SUDAH TERBIT )
Teen FictionSEBAGIAN CERITA DIPRIVAT, FOLLOW DULU BARU BISA BACA!! Alarix pindah dreame yaa, bisa langsung cari dengan nama yg sama hehe luvv!! Disana juga lengkapp dong pastinya😘😍❤ NOTE : Vote dan Coment! WAJIB! Sudah diterbitkan oleh @momentous.publisher 🦋...