#5. HALTE

90 11 0
                                    

AHN YERIM POV

Setelah aku mendapatkan kabar bahwa Ji Na sudah duluan meninggalkanku dan menuju kelas, aku langsung berlari masuk kelas dan mencari keberadaannya.

Aku melihatnya memang sudah duduk di bangku kelas dengan wajah yang di tenggelamkan dengan kedua tangannya yang diletakkannya di atas meja.

Akupun menghampirinya,

Yerim: "Kenapa kau meninggalkanku?" dengan mengatur nafasku dan duduk disebelahnya

Diapun langsung terbangun dari tidur diatas mejanya,

Ji Na: "Eoh..hm..tak apa, aku tadi merasa mengantuk sekali jadi mianhe" *maaf

Yerim: "Hm..arraseo" *baiklah

Tapi entah hanya perasaanku saja kah yang mengatakan bahwa raut wajahnya saat itu seketika bad mood setelah aku bercanda dengan Nim Ji dan berlari lari ria.

Sedari tadi aku hanya menatapnya kebingungan, yang dia lakukan hanya tidur kembali menopang kepala nya di atas meja sambil menggambar sesuatu dibukunya.

Aku benar benar tak tahu bagaimana mengendalikan situasi dimana dirinya sedang berada di situasi yang bad mood seperti ini.

Aku benar benar di diamkanya.

Dan aku pun tak tahu cara untuk memulai obrolan ini.

Ji Na: "Yerim~ah"

Tiba tiba dia memanggilku dan menggagetkanku,

Yerim: "Oh ne?"

Ji Na: "Menurutmu..apa aku cantik?"

Yerim: "Ya~kau cantik apa adanya eoh"

Ji Na: "Benarkah?"

Yerim: "Geure.." *tentu saja

Ji Na: "Lalu..mengapa Park Nim Ji tak menyukaiku?"

Yerim: "Kenapa kau bisa meramalnya seperti itu?"

Ji Na: "Geunyang..." *hanya saja...

Perkataannya pun aku putus,

Yerim: "Dengarkan aku, kau tak seharusnya berkata seperti itu, rasa suka tak selalu langsung saat pandangan pertama mungkin saja butuh waktu untuk memperkenalkan siapa kita dan itu memakan waktu yang lebih lama. Ini soal rasa, soal hati, tak bisa di perlakukan seperti mainan. Park Nim Ji juga butuh waktu untuk mengenalmu"

Ji Na: "Mianhe Yerim~ah, aku sudah berfikiran buruk padamu tadi dan meramal yang tidak tidak pada Nim Ji"

Yerim: "Kau cemburu ne?"

Ji Na: "Hehe... ani" *tidak

Yerim: "Kau tak bisa membohongiku eoh, Ji Na~ya"

Ahh ternyata ke-badmood an nya hanya karena perasaan cemburunya padaku tadi dan Park Nim Ji.

Bayangkan Yerim~ah, jika benar Nim Ji dan Ji Na memang menjadi pasangan kekasih, apa setiap aku dekat bahkan hanya mengobrol dengan Nim Ji, haruskah Ji Na cemburu seperti sekarang ini?

Kenapa seolah pertemananku dengan Park Nim Ji dibatasi olehnya?

Aku segera menggelengkan pikiran burukku yang sudah terlanjur aku bayangkan dan tak akan lagi untuk memikirkannya.

Malam terakhir ospek, dimulai....

Kami semua mahasiswa/i baru berkumpul jadi satu di sebuah ruangan audithorium ruangan yang menjadi saksi bisu akan menyaksikan untuk yang terakhir kali nya kami akan menjadi mahasiswa/i tetap di Universitas Yonsei ini.

The Secret of JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang