#8. BERUBAH

78 9 8
                                    

PARK JIMIN POV

Hari ini dengan semangat jiwa raga yang membara dan percaya diri.

Aku menuju kampusku dengan memasang wajah lamaku yaitu wajah tampan Park Jiminku.

Rasanya jadi Park Jimin yang normal seperti adanya begini lebih bebas tanpa harus repot repot menggunakan minyak lengket nan bau, kacamata yang besar menutupi sebagian ketampananku dan menggunakan pakaian super culun.

Karena hari ini aku menjadi sosok Park Jimin, dengan terpaksa pula aku harus diantar jemput nantinya oleh pak Han

20menit perjalanan menuju kampusku dan tepat di depan gerbang aku melihat Ahn Yerim mengepalkan kedua tangannya begitu erat sambil memandangi punggung yang entah aku tak mengetahuinya.

Pak Han: "Apa yang tuan lihat?"

Jimin: "Eoh ani, pak Han kau pulang dengan hati hati ne? Dan jemput aku jika aku menelponmu jadi jika aku tak menelponmu jangan menjemputku eoh! Arraseo?"

Pak Han: "Ne tuan"

Lalu aku turun dari mobilku dengan melihat Pak Han yang sudah melajukan mobilnya meninggalkanku.

Aku berjalan mendekati Ahn Yerim, yang sengaja aku senggol bahunya dan berharap aku bisa membuyarkan lamunannya.

Jimin: "Eoh mian. Mianhe" *maaf, maafkan aku

Yerim: "Gwenchana" *tak apa

Aku melihatnya yang merintih kesakitan sambil memegang bahunya, 'apa aku terlalu keras menyenggolnya?' batinku.

Sempat mata kami saling bertatapan tapi justru sekarang doaku adalah dia benar benar tak mengenalku dengan aku berdandan tampan seperti ini.

Tanpa babibu setelah lama menatapku dia langsung meninggalkanku begitu saja yang tangannya masih setia memegangi bahu kanannya yang kesakitan.

'Uh untung saja dia tak mengenaliku. Apa dia benar benar tak mengenaliku?' perkataanku sendiri sambil berjalan

Sekarang aku berada di ruang para dosen sambil menunggu dosen yang akan mengajar di kelas ilmu komunikasi sekaligus yang akan menjadi kelas baruku.

Aku melihat dosen menghampiriku dan aku segera berdiri dan membungkukkan 90° badanku.

Choi ssaem: "Park Jimin ne? Saya Choi ssaem dosen sekaligus wali dosen kelas ilmu komunikasi"

Jimin: aku hanya mengangguk mengerti perkataannya tanpa membalasnya

Choi ssaem: "Mari ikut saya"

Aku hanya mengikuti langkah kaki nya akan menuju kelas. Lorong fakultas ini sepi mampang dan nampaknya memang kelas sudah dimulai pagi ini.

Saat aku masuk kelas, mahasiswa lainnya langsung mencari tempat duduk nyaman untuk memulai mata kuliah pagi ini.

Tak lupa pula mulut mahasiswa putri langsung mengisi keheningan kelas ini, tak lain tak bukan memang mulut mereka sedang membicarakanku.

Kalian tahu apa yang mereka bisikkan sayangnya bisikkan itu terdengar di telingaku, akupun melihatkan smirk smileku yang langsung mahasiswinya teriak heboh.

Oh gosh!! Ini baru melihatkan senyumku, belum yang lainnya haha.

"Dia tampan sekali"

"Ahh senyum nya, aku leleh"

"Semoga dia jodohku, aku ingin dia saja Tuhan"

"Aku harus jadi pacarnya"

"Apa dia tak punya pacar? Kalaupun dia punya pacar aku siap jadi yang kedua ketiga bahkan keseratus"

The Secret of JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang