PARK JIMIN POV
Aku berjalan berjauhan dengan Yerim setelah aku memenangkan tangisannya dan secara refleks memeluknya, mungkin dia malu karena perlakuanku yang tiba tiba.
Ini kali pertamaku memeluknya dan lebih intens dekat dengannya.
Langkah kakinya menuju kelas dengan perlahan juga aku mendekati tepat di belakangnya.
Dia masuk kelas dan mengambil tasnya lalu pergi meninggalkan kelas. Aku langsung mengikutinya seperti apa yang dia lakukan.
Dia mengagetkanku dengan tiba tiba menghadap ke belakang dan melihatku layaknya mengintimidasi.
Yerim: "Kenapa kau masih mengikutiku eoh?"
Jimin: "Ya~arah menuju kerumahku juga melewati gerbang itu eoh"
Dengan alasan dan mengalihkan pandanganku ke arah gerbang kampus,
Yerim: "Kubunuh kau sampai kau mengikutiku lagi"
Jimin: "Jika kau berani, bunuh saja eoh!!"
Jawabanku berhasil membuatnya kesal setengah mati sampai menghentak hentakkan kakinya ditanah dan dia melanjutkan perjalanannya.
Sampai di luar gerbang aku ingin menelpon pak Han tapi kuurungkan niatku untuk menelponnya dan melanjutkan mengikuti kemana Yerim melangkahkan kakinya.
Dia duduk dan menunggu bus yang akan dia dan aku naiki.
Sambil menunggu, dudukku sedikit berjauhan dengan Yerim yang terhalangi beberapa orang yang menunggu bus yang sama.
Seperti tak mengenal satu sama lain, Yerim dan aku benar benar sedikit berjauhan, itupun terjadi sama di dalam bus saat ini.
Hanya dengan meliriknya dan terkadang membuat mata kami tak sengaja saling berpapasan yang akhirnya langsung mengalihkan pandangan ke lain arah alias salah tingkah.
Dan sayangnya aku tidak mendapatkan tempat duduk yang akhirnya mau tidak mau berpegangan diatas begitu juga dengan Yerim.
Bus ini terasa tak penuh tadinya tapi setelah di pemberhentian halte selanjutnya seketika banyak orang yang menaiki bus ini dan membuat yang tadinya jauh kini semakin dekat.
Bahkan lebih dekat denganku.
Tempat Yerim berdiri tergeserkan oleh beberapa orang orang yang masuk oleh karenanya secara otomatis badan Yerim bergerak mendekat padaku.
Yerim hanya melihatku dengan tatapan sinisnya yang langsung mengacuhkan pandangan ke lain arah.
Jimin: "Sepertinya kau yang mendekatiku"
Membisikkannya tepat di telinga yang dia sekarang membelakangiku,
Yerim: "Kau diam atau aku teriak?"
Jimin: "Haha arraseo" *baiklah
Menunjukkan senyum devilku yang mengartikan senyum kemenanganku dan dia melihatnya.
Tak beberapa lama bus yang mengantarkan aku dan Yerim sampai di tempat tujuan turunnya.
Lagi lagi aku mengikutinya hanya saja untuk kali ini dia mengetahui bahwa aku sedang mengikutinya.
Dia memilih untuk duduk di halte pemberhentian ini. Duduk dan tak melakukan apapun seperti menunggu seseorang untuk datang padanya.
Aku sedikit menjauh dari sosoknya. Aku memilih untuk duduk di salah satu swalayan dan memandanginya dari kejauhan.
![](https://img.wattpad.com/cover/156828236-288-k860383.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret of Jimin
FanfictionMungkin sebagian orang berfikir bahwa menjadi tampan itu sangat menyenangkan, salah besar! "Sisi jimin yang tampan atau sisi jimin yang jelek, manakah wanita yang benar benar mencintaiku apa adanya?" #1 - ffkimtaehyung (090719)