#13. BOLOS

40 1 0
                                    

KIM TAEHYUNG POV

Malam dimana Yerim menunjukkan jati diri ommanya yang sebenarnya, dia membeku dan hampir tak percaya dengan apa yang telah aku bicarakan padanya.

Yerim: aku memegang tangannya "Chakkaman, kau tahu itu semua dari siapa?" *tunggu,

Taehyung: "Besok kau masuk kuliah kan? Besok pagi kutunggu kau dikelas"

Aku meninggalkannya yang masih membeku terhadap kebingungannya sendiri.

Taehyung: aku menengok kebelakang dan meneriakinya "YA~KAJJA" *AYO

Dia segera berlari menyusulku.

Selama diperjalanan dia menggigit bibir bawahnya yang sepertinya menunjukkan rasa kekhawatirannya.

AHN YERIM POV

Setelah aku dibuat penasaran akan sikapnya yang tiba tiba ingin bertemu dengan ommaku dan sok menjadi peramal yang seolah olah tahu semua tentang aku padahal pertemuanku dengannya belum genap 24 jam.

Selama diperjalanan dia hanya menghangatkan kedua tangannya di sakunya dan mengacuhkanku.

Dan sesampainya aku didepan apartmentku, aku langsung masuk tanpa berpamitan dengannya.

Taehyung: aku memegang tangannya "Yerim~ah"

Yerim: "Wae? Mwo?" *Kenapa? Apa?

Jujur saja aku sudah malas menatapnya apalagi masih berbicara dengannya,

Taehyung: "Aku belum punya nomor handphone mu hehe"

Yerim: "Besok kau kuliah kan? Besok pagi kau kutunggu di kelas"

Aku meniru perkataannya tadi dan membuatnya tak disangka sangka atas perkataanku.

Aku langsung masuk setelah mengatakan hal itu dan meninggalkan dia sendiri yang sepertinya dia masih menatap punggungku membiarkanku masuk ke apartment.

PARK JIMIN POV

Sedari kemarin aku tak menunjukkan diriku dan memberi kabar pada Ahn Yerim.

Jujur saja aku merindukannya, apa itu boleh?

Seperti biasa aku meminta pak Han untuk mengantarku ke kampus hari ini,

Jimin: "Pak Han, antar aku kuliah ne?"

Pak Han: "Bukankah ini masih terlalu pagi, tuan?"

Jimin: "Arraseo, aku akan jalan kaki karena pak Han pagi pagi sudah cerewet padaku"

Pak Han langsung menghentikan kelakuanku yang mungkin dia sudah hafal dengan itu,

Pak Han: "Tuan Park Jimin baiklah, naiklah"

Aku langsung menaiki mobil dengan senyum kemenangan dan pak Han melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang,

Jimin: "Mampir ke subw*y drive thru ya pak?"

Pak Han: "Ne tuan"

Mobil kami memasuki drive thru dan berhenti di loket, aku langsung memesan sandwich dan white coffee hangat untuk sarapanku.

Dan pak Han langsung melanjutkan lagi perjalanan menuju kampusku.

Pak Han: "Tuan, makanlah dengan teratur dan sehat, bibi di rumah selalu menyiapkan nya untuk tuan"

Jimin: "Dari dulu sampai sekarang hanya pak Han yang selalu mengkhawatirkan ku eoh"

Pak Han: "Saya akan terus mengkhawatirkan tuan, tuan"

The Secret of JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang