Bahtera-1

12.1K 688 29
                                    

Biasanya, perempuan akan memilih pergi dengan kelompoknya, geng, squad atau apapun sebutannya. Namun tidak dengan gadis berusia 26 tahun itu. Ia merupakan gadis independent, mandiri, cerdas, dan sukses. Di usianya sekarang, namanya semakin terkenal sebagai salah satu fashion designer ternama negeri ini. Bahkan salah satu karyanya pernah muncul di majalah fashion Internasional.

Fashion is passion. Sejak kecil, ia memang hobi menggambar. Awalnya coba-coba menggambar manga atau kartun Jepang. Namun sejak ia berada di awal SMA ia tahu kemana jenis gambar yang ia sukai. Oleh karena itu, ia mencoba untuk membuat desain pakaian sendiri yang mula-mulanya memakai buku sketsa. Setelah lulus dari SMA ia memutuskan untuk masuk ke sekolah Fashion bertaraf internasional di Jakarta. Beruntung Ayahnya adalah tipe orangtua humanis, yang tidak banyak menuntut anak harus sesuai dengan keinginannya sendiri. Untuk itu, ia masuk ke ESMOD Jakarta.

Setelah keluar dari CGV ia melangkahkan kaki ke salah satu restoran cepat saji. Ia duduk di kursi paling pojok, berniat agar tidak ada siapapun yang mengganggu. Aneh memang, dari sekian makanan enak dan mewah di Plaza Indonesia ini, ia lebih memilih untuk ke waralaba yang menjual root beer. Apalagi alasannya kalau bukan karena  merindukan seseorang.

"Nggak usah deh kamu pergi clubbing, minum root beer AW aja udah teler!"

Suara itu terngiang jelas di telinganya delapan bulan yang lalu saat dia kembali ke daratan. Saat ini orang yang dirindukan itu sedang berjuang melawan badai yang menerjang kapalnya. Semoga saja dia selalu dilindungi oleh yang Maha Kuasa.

Ia langsung menengguk segelas root beer yang sudah ada dihadapannya, hingga menyisakan setengah dari gelas besar. Satu minggu ini ia sangat sibuk, mulai dari mengurus fashion show nya nanti di Jakarta Fashion Week, deadline desain, dan belum lagi harus mengurus kliennya yang cerewet. Seluruh tubuhnya mau remuk rasanya.

"Oh my God Mommy, she is Lisa Blackpink. My favorite girlband."

"Really? Mungkin kamu salah lihat, Dear."

Seorang anak berusia 15 tahun, menarik tangan Mommynya kepada gadis yang tengah duduk sendiri itu. Dengan gerakan cepat, ia mengeluarkan handphone dari tasnya. Setelah tiba pada orang yang menarik perhatiannya, anak itu mendudukkan diri di kursi yang berhadapan dengan gadis itu. Begitu pula dengan Mommynya.

"Are you Lisa Blackpink? Can I take picture with you?"

"Eh?" Gadis yang merasa kepalanya sedikit pusing itu langsung tersadar. Matanya memicing melihat seorang anak yang ditaksir masih SMP mengarahkan handphonenya.

"Lisa saranghaeyo. I'm Blink," pungkas anak itu.

"Bu-bukan. Saya Kanaya. Saya bukan Lisa," sergah gadis itu menyebutkan namanya. Seringkali ia mendengar entah itu dari klien, dari pekerja, atau bahkan dari orang yang baru dikenalnya seperti ini kalau wajahnya mirip dengan salah satu member girlband Korea yang berasal dari Thailand. Lisa Blackpink.

"Mommy." Anak itu tiba-tiba menangis sambil meremas tangan wanita yang ada di sampingnya. Wanita itu menatap Kanaya nanar, dari wajahnya ia sangat memohon kalau ia harus menuruti mau putrinya.

"Tapi saya bukan Lisa, Tante."

"Nggak papa Mbak, dari pada anak saya terus nangis," bujuk wanita itu. Yang akhirnya membuat Kanaya menyerah dan membiarkan anak yang bernama Quinsha itu mengambil gambarnya.

Bahtera Surgaku [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang