Kalau saja ada jerit rindu yang menggema di ruang dadamu
Alangkah baiknya lekas kamu redamkan
Cukup disitu!
Aku tak ingin lagi mendengar seruan itu dari bibirmu
Urungkan saja atma-atma yang yang tercekat di langit-langit mulutmuBoleh jadi manis rapal itu adalah muslihat dari sangka burukmu
Atau mungkin saja itu hanyalah kamuflase dari nista yang menjelma seumpama rayu
Lantas kau dawaikan pada sunyi yang merajai hati
Aku yang naif berhasil kau lelapkan dengan merdunya senandung dusta
Usai sudah, Aku tenggelam dalam fatamorgana pengkhianatan. Kau kejam.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETIKA KATA BERKATA
PoetryHola... Selamat membaca puisi-puisi sederhanaku yah gaess. Aku update tiap hari kok. Setelahnya, jangan lupa vote atau corat-coret yah gaess, biar aku makin semangat menggiatkan literasi. Terima kasih, salam sayang buat yang baca. Unchh