CAN : 2

123 7 2
                                        

"Huh siapa dia? Berani sekali menghina ku, bahkan muka nya tidak setampan Cha Eunwoo member astro yang terkenal itu" Kesal Rara jalan membentakkan kaki di salah satu gang menuju tempat Rara pulang kerumah.

"Anak buahku kau kenapa? Tampaknya kau sedikit kesal hahaha" Ucap seorang laki laki tua yang berpakaian jaket kulit hitam di padukan celana levis yang tampak lusuh dan sedikit robek di bagian lutut nya. Rara menoleh mendapati laki laki tua itu adalah ketua gangster yang terkenal cukup sadis di daerah kawasan kota arah selatan di seoul.

"Tuan Lee hahaha aku mendapatkan hinaan hari ini, itu cukup membuat ku sedikit kesal" Ujar Rara mendekatkan diri pada bos nya itu. Di sambut seringaian mematikan dari Lee Sooman.

"Rara kau sangat bodoh, Beri tahu aku siapa orangnya" Laki laki itu menepuk kuat bahu Rara. Senyum polos dari wajah Rara pun keluar menandakan dia harus membalas perlakuan pria sialan itu.

"Sialan. 10 tahun lebih aku tinggal di kawasan ini, cuma pria gila itu yang berani menghinaku. Dasar gila " Decih Rara yang memanas sambil menggenggam keras handphone di tangannya.

"Sebut dimana rumahnya ,kita bisa membalasnya dengan keras, agar pria sial itu menyesal atas perkataannya"

"Didepan jalan Bougenvile komplek perumahan 3 nomor 2" Seringai Rara mengetahui bahwa bos nya itu tampak tidak terima.

"Oh rumah yang berwarna emas itu? Cuh" Tuan Lee meludah dan di iringi tawa keras nya.Rara menggangguk dan kembali diam.

"Kau mengenalinya?" tanya Rara.

"Tidak, mereka itu orang pindahan. Mereka pindah kesini dari minggu kemarin" Sahut tuan Lee sambil membenarkan posisi jaket nya.

"Kenapa kau tidak tau?Bukannya kau setiap hari mengantarkan koran di setiap komplek?" Sambungnya dan kini ia tampak menyalakan korek api untuk membakar ujung batang rokok yang kini ada di mulutnya.

"Minggu lalu? Hmm? Minggu kemarin aku sibuk berkerja di cafe. Jadi hampir 4 hari aku selalu pulang pagi dan akhirnya bolos berkerja." Jelas Rara sambil mengambil satu batang rokok di saku jaket tuan Lee dan ikut membakar lalu menghisap nya.

"Ya! Semenjak kau berkerja, kau jadi semakin sombong sialan hahaha" Sindir tuan Lee yg sedang fokus membuka layar handphone dan menempelkannya di samping telinga.

Rara hanya terkekeh, sekarang pukul 11 pagi menjelang siang, tapi dingin nya kota tak berangsur turun. Rara mengeratkan jaket tebal yang sedang ia pakai dari tadi pagi.

Tittt..... Tuan Lee menutup telfonnya, lalu memasukan handphone nya ke dalam kantong celana.

"Malam ini mainnya Ra. Bagaimana? Bisakah kau malam ini berkumpul di markas kita?" Tanya tuan Lee kepada Rara mengisyaratkan-nya untuk datang.

"Astaga, malam ini aku pergi ke cafe. Aku pulang jam 12 malam. Kita berkumpul jam 1 saja oke?" Rara menimpal. Bagaimana bisa menemui seseorang di jam seperti itu? Rara memang bodoh. Tapi kalau dalam urusan mabuk dan judi ia maju paling depan. Beginilah hasil cetakan dari ayahnya sendiri.

"Kau benar-benar bodoh ternyata Ra" Ujar tuan Lee sambil menjentik dahi Rara.
"Awhhh,,, Oh aku salah ya? Kalian bisa mengawasinya terlebih dahulu. Nanti bisa ku tangani sendiri apabila kalian berhasil menangkap nya" Rara tak tinggal diam di sambut anggukan tuan Lee.

______

"Ya tuhan. Ada apa denganku hari ini? moodku sangat tidak baik." gumam Rara sambil menelusuri gang gang kecil menuju caffe tempatnya berkerja.

'Apabila upah kerja ini tidak ada gunanya bagi kehidupanku sehari hari. Cuh, untuk apa aku lelah berkerja dari sore sampai larut malam dan dari pagi petang sampai siang hari.' Kata kata yang selalu di ucapnya dalam hati. Sungguh dia benar benar bosan terus hidup begini.

.

Sesampainya di caffe dia melepaskan mantel tebal nya dan menaruhnya diruang istirahat. Dia langsung berkerja tanpa pikir panjang, dengan cepat Rara melayani para pelanggan yang baru datang dan membuatkan apa yang pelanggan itu pesankan kepadanya.

Tak kerasa dia berkerja, waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, satu jam lagi waktunya untuk pulang. Rara berkerja cukup baik, telaten, dan sopan ke semua pelanggan yg datang. Dia seorang pekerja yang profesional.

Disodorkan-nya menu caffe pada 2 orang yang duduk di ruangan VIP. Rara memang sedikit lambat dalam mengenali wajah orang. Selagi dia berkerja, dia melupakan masalahnya sejenak dan menfokuskan diri untuk berkerja.

"Coffe Amaricano dua dan Pancake ekstra madu dengan tumpukkan stroberry diatasnya." Pesan seorang pemuda mewah itu sambil menatap serius wajah si pelayan.Orang yang ditatap? dengan asik menuliskan pesanan pada kertas yg di pegangnya.

"Baik Tuan tunggu sebentar ya, ini tidak akan lama." Ucap rara ramah membungkuk-an sedikit badannya dan memutar balik tubuhnya untuk keluar dari ruangan itu.
"Tunggu." cegat Tuan muda itu. Dengan cepat rara berbalik arah dengan posisi menunduk.

"Kau yang bernama Rara si tukang antar koran di daerah rumah baru ku kan?." tanya nya dan Rara sontak terkejut dan membuka matanya lebar lebar berusaha mengenali dengan siapa kini ia berhadapan.
"K-kau si Orang gila yang baru pindah di kawasan itu." dengan lancang Rara berucap sehingga seseorang disamping Tuan muda itu berdiri dan menegur apa yang baru saja ia katakan.

"Ada urusan apa kau? sehingga dengan beraninya memanggil nya dengan sebutan Orang gila?." Ucap dari Pria tua itu yang ternyata adalah seorang manager dari pria konyol yang satu itu.
Orang yang di sebut sebagai Orang gila? dengan santai mengeluarkan senyum liciknya dan terus menatap Rara.
"Kenapa kau menatapku?!" pertanyaan yang dilontarkan oleh Rara berhasil membuat senyum Park Chanyeol pecah menjadi sebuah tawa yang menjengkelkan.

"Menatapmu kau bilang? HahaHaha astaga sepertinya malam ini kau harus membawa aku membersihkan mata dan telinga ku hahahaha." Alihan pandangannya menuju wajah sang manager-nya diiringi tawa aneh dan nyaringnya itu.

"Ya tuhan. Kenapa kau ini sangat menjengkelkan!" Bentak rara yang saat ini tidak terima. Dia berpaling arah untuk kembali pergi meninggalkan tempat itu.
Beberapa langkah keluar, tiba tiba Chanyeol bergerak cepat menahannya, ditariknya tangan kanan rara. Rara menoleh "Ada apa!" kali ini dia benar benar emosi, ingin sekali rasanya dia menampar seorang pria didepannya saat ini. Namun, tidak akan mungkin karena akan mengganggu perkerjaannya.

"Wow, kau kasar sekali. Aku jadi semakin tertarik dengan sifatmu." Chanyeol mengeluarkan smirk nya, disitu tampak jelas bahwa chanyeol secara halus sedang menghinanya.
"Haha jangan main main kau." Rara terkekeh menghempaskan tangan yang sedari tadi digenggam kuat oleh tuan aneh itu.

-T B C-

• Lee Sooman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• Lee Sooman

"anak komplek mana yang tidak mengenalku hah? HAHAHA..."

Cold and Naughty [PCY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang