🌻01

519 50 7
                                    


Pukulan keras di atas meja berhasil membuat papan nama dengan Yoon Kyun Sang yang tertulis disana meloncat dan juga berhasil membuat jantung pria dengan berambut hitam pekat yang berada di hadapannya meloncat juga. Yoon Kyun Sang—general manager di Seagrain Hotel yang lebih akrab dipanggil dengan Yoon bujangnim. Ia mendecak kesal, "lagi? Bagian layanan transportasi lagi? Kau sudah bosan kerja disini Oh timjangnim?"

Oh Sehun—ketua tim dari bagian layanan transportasi di Seagrain Hotel membisu ketika mendengar pertanyaan dari atasannya tersebut. Yoon bujangnim tidak pernah mengatakan hal seperti itu sebelumnya dan memang tidak bisa dielak, kesalahan yang dibuat oleh anggota timnya kali ini cukup fatal. Bagaikan satu dari seribu memiliki kesempatan Presiden Korea Selatan untuk menginap di hotel ini namun, valet yang seharusnya tepat waktu berada di lobi utama kembali teledor hingga berhasil membuat Presiden menunggu 5 menit di lobi utama.

"Jawab saya, Oh timjangnim. Apa kau tidak bisa mengatur anak buahmu agar lebih disiplin dengan waktu?" Tanya Yoon bujangnim.

"Baik. Saya akan berusaha lebih baik lagi," hanya itu yang bisa dijawab oleh Sehun.

"Saya bersumpah jika layanan transportasi tidak melakukan pekerjannya dengan baik, terutama pada tamu VIP, saya akan mengajukan rapat untuk kalian."

"Baik. Terima kasih," tutup Sehun, lalu meninggalkan ruangan tersebut. Ia melangkah menuju mejanya, menatap Kim Yerim—anggota timnya yang tampak sangat khawatir akannya.

"Oh timjangnim," panggil Yerim, lalu ia bangkit dari duduknya dan menunduk sangat dalam, "saya mohon maaf."

Sehun tersenyum kecil, lalu menepuk bahunya pelan, "tidak apa-apa. Sudah jam berapa ini? Waktunya untuk beres-beres dan pulang. Istirahat dengan baik, ya?"

Yeri mengangguk kecil dengan dahi yang mengerut, "baik, Oh timjangnim. Sampai nanti."

Senyuman hangat dari Sehun menutupnya, lalu ia kembali duduk di bangkunya dan memijat kecil kepalanya. Hari ini benar-benar hari yang berat untuknya.

🌻

Helaan napas berhasil lolos dari bibir mungil milik Yoona, ia menyimpan ponsel ke dalam tasnya dan segera merapikan meja kerjanya bergegas untuk pergi setelah kekhawatiran tenggelam di pikirannya. Sepatu berhak tinggi warna krem yang ia kenakan kini menimbulkan suara hentakan di lantai yang dingin.

"Yoona!" Seru seorang dari punggungnya. Ia mengenal suara ini, sahabat baiknya—Oh Sehun.

Yoona berbalik dengan cepat, "ada apa?"

"Apa kau sibuk? Aku ingin mengajakmu makan malam," ucapnya sambil melangkahkan kakinya menghampiri Yoona, lalu menggerakkan tangannya seakan-akan sedang minum, "dan soju juga tentunya. Aku yang bayar kali ini."

Lagi-lagi Yoona menghela napasnya, "aku tidak bisa. Maaf, tapi lain kali saja. Bagaimana?"

Senyum Sehun menghilang perlahan, kini ia yang menghelakan napasnya dan membuang penglihatannya ke jendela besar sebelah kanannya, "aku melewati hari yang sangat," ia menoleh ke wajah cantik Yoona, lalu menlanjutkan perkataannya, "sangat berat. Can you stay?"

Tak ada respon besar dari Yoona selain pundaknya yang naik turun karena napasnya. Ia menatap kosong lurus ke depannya. Seolah sedang berpikir tentang sesuatu, tapi seperti kosong juga. Ah, tidak. Ia benar-benar tidak memikirkan apa-apa sepertinya. Tapi getaran tanda pesan masuk mengejutkannya. Ia langsung tersadar, "maaf, Sehun. Tapi aku benar-benar harus pergi."

Tetapi genggaman Sehun di lengan Yoona menghentikannya.

"Benar-benar harus pergi? Benar-benar tidak bisa?"

Lovelorn | YoonhunWhere stories live. Discover now