🌻05

327 29 3
                                    

Yoona membuka kedua matanya. Sinar matahari yang mengintip dari gorden putih yang menutupi jendelanya yang menghadap ke timur. Tapi ada yang berbeda, hanya saja ada sesuatu yang menghalangi sinar matahari tersebut.

"Sudah bangun?"

Suara berat ini tidak asing di telinga Yoona, ia mengenalnya, Oh sehun. Ia segera bangkit dan duduk di atas kasurnya, melihat pria berkulit susu berbaring dan menumpu kepalanya dengan tangan kirinya.

"Bagaimana? Sudah merasa lebih baik?"

Dahi Yoona mengerut mendengar pertanyaan dari Sehun. Ia berdiri dari kasurnya, lalu memberikan tatapan aneh kepada Sehun hingga sukses membuatnya merasa canggung dan ikut berdiri menghadap Yoona dengan kasur sebagai pembatas mereka. Yoona begitu yakin dengan apa yang ia lihat kemarin malam. Shit! Pasti karena obat tidur, pikir Yoona.

"Kenapa kau ada disini?" Tanya Yoona yang berhasil membuat Sehun sedikit menganga.

"Kau... Bukankah kau yang memintaku untuk menemanimu tidur?"

Yoona mengerang pelan, lalu memijat keningnya dan mengacak sedikit rambutnya.

"I'm sorry. Tapi bukan kau--ah, sudahlah. Terima kasih sudah menemaniku. Kau boleh pulang."

Sehun membuang napasnya pelan, lalu berjalan menuju pintu kamar Yoona. Tanpa pamit, ia meninggalkan rumah Yoona. Sedangkan sang wanita yang masih terpaku berdiri bergumam pelan, aku pikir kau itu dia.

🌻

Bohong jika Sehun lupa dengan janji yang telah ia buat dengan Kim Yerim, anak buahnya di kantor kemarin malam untuk makan bersama di restoran bernuansa Italia yang baru saja buka. Dengan alasan klise, Yerim mengajak Sehun dengan alasan promo opening mereka. Hanya saja, ia merasa menenangkan hati Yoona merupakan hal yang penting kala itu; ia juga belum menjenguknya selama seminggu semenjak kematian Jongin.

"Siapa?"

Entah sudah berapa kali Sehun bicara sendiri di meja kerjanya yang berhasil membuat Yerim menoleh ke arahnya beberapa kali. Tiba-tiba ada sepasang tangan yang meletakkan kopi panas di atas mejanya, berhasil membuat Sehun menoleh ke empunya.

"Untuk Oh timjangnim," Yerim mengakhiri perkataannya dengan senyuman.

"Yerim-ssi, bisa bicara sebentar?" Tanya Sehun.

Telinga Yerim memerah, "baik, Oh timjangnim."

Yerim mengikuti Sehun yang berjalan menuju pantry dengan kopi buatannya di tangan kanannya. Ia tersenyum pelan memandangi punggung Sehun yang begitu lebar. Begitu sampai di pantry, Sehun duduk diam di atas bangku sedangkan  Yerim hanya berdiri bermain dengan kukunya--ia gugup.

"Jadi, Yerim-ssi, aku ingin minta maaf soal kemarin."

"Kemarin? Oh, tidak apa-apa, Oh timjangnim."

"Apa kau menungguku? Wah, aku benar-benar merasa tidak enak sekarang."

"Tidak. Semua baik-baik saja, Oh timjangnim. Sebenarnya aku juga lupa ada janji dengan Oh timjangnim. Jadi, aku ketiduran kemarin malam," bohongnya.

"Benarkah? Tapi tetap saja aku merasa tidak enak. Kita harus benar-benar makan bersama di lain waktu."

"Tapi sudah tidak ada promonya lagi, Oh timjangnim."

Balasan Yerim berhasil membuat Sehun tertawa kecil, ia menggeleng pelan sambil menyilangkan kakinya.

"Kau lucu juga," Sehun menarik bangku yang berada di sebelahnya, "aku lagi pusing. Kita ngobrol dulu aja disini."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 01, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Lovelorn | YoonhunWhere stories live. Discover now