Trisa berkumpul di depan aula bersama Friska, Anggia, dan para cogan. Setelah mengantar Gia ganti baju, mereka memang sepakat berkumpul untuk membicarakan suatu hal.
"Lo kenapa sekolah disini gak bilang dulu sama kakak?" tanya Salsa mengawali pembicaraan.
"Maaf kak, kak Revan yang tiba-tiba daftarin aku ke sekolah ini. Papi juga sebenernya gak setuju tapi ini udah terlanjur." jelas Gia.
Salsa menarik nafas panjang sebelum menghembuskannya perlahan. Ia tahu apa alasan kakaknya mendaftarkan adiknya untuk sekolah disini, pasti karena Revan ingin merayunya untuk kembali pulang kerumah.
"Kenapa lo bisa dapat masalah sama Siska? Lo kenal Arya?" kini Elsa yang bertanya.
"Aku kenal kak Arya karena kak Arya osis yang membina kami waktu itu. Kalo kak Siska aku gak kenal kak. Aku baru tau tadi." jawab Gia jujur.
"Kenapa lo gak nyari gue setelah resmi jadi murid disini??"
"Aku nyari kakak ke lantai dua, tapi aku gak tau kelas kakak. Maaf!"
"Gini ya, gue juga kan baru tau nih kalo lo adeknya si Salsa. Jadi selama disekolah usahain lo ati-ati deh ya. Musuhnya–oh bukan–maksud gue yang gak suka sama Trisa kan banyak dan hal itu mungkin berpengaruh sama orang yang dekat dengan mereka kek lo." kata Friska panjang lebar.
Gia hanya mengangguk menanggapinya.
"Kelas lo dimana?" tanya Nessa.
"Sepuluh IPA 1 kak!" jawab Gia singkat.
Nessa menarik nafas panjang kemudian berdiri dan menatap temannya satu persatu. Tapi hanya Salsa dan Elsa yang paham.
Salsa ikut berdiri, "Gue anter lo ke kelas, bentar lagi guru lo pasti masuk kelas."
Gia mengangguk menuruti kemudian mengikuti langkah Salsa.
"Eh gue ikutan dong!" Friska ikut bangkit tapi tangannya malah ditarik Elsa.
"Lo ikut gue aja ke kelas. Bentar lagi bu Atika masuk kelas, kalo lo telat bisa mampus lo." ucap Elsa seraya menarik tangan Friska pergi meninggalkan aula.
Vino mendekati Nessa yang masih berdiri di tempat.
"Lo gak ke kelas?"
Nessa melirik Vino sekilas, "Gak mood." jawab Nessa singkat.
Setelah itu Nessa berjalan meninggalkan aula, tiba-tiba tangannya di tarik Dava. Nessa menatap Dava tanpa berkata. Sejenak mereka saling tatap satu sama lain seperti sedang berkomunikasi.
Detik berikutnya, Nessa mengangguk dan menepuk pundak Dava sebelum akhirnya ia benar-benar meninggalkan aula.
"Dia?" Vino menatap penuh tanya.
Gio menepuk pundak Vino, "Dia lagi gak mood belajar, paling juga dia cabut entah kemana!"
Vino mengangguk paham. Ia beralih melihat Dava.
"Lo kenapa Dav?" tanya Vino.
Dava menggeleng sambil tersenyum tanpa berkata. Vino dan Gio meski heran tapi mereka hanya mengangkat bahu acuh tak acuh.
Elsa keluar kelas membawa tiga tas. Ia hanya pamit pada Friska dan langsung meninggalkan kelas tepat sebelum bu Atika sampai di kelas.
"Siang semua!" sapa bu Atika saat baru masuk kelas.
Bu Atika memperhatikan meja depan yang tiba-tiba kosong bersamaan.
"Friska, Trisa kemana?" tanya pada Friska.
![](https://img.wattpad.com/cover/167837449-288-k509853.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Quinnessa
Teen FictionSeorang anak yang menyandang status broken home, menjadi seorang anak yang badgirl. Bertemu cinta yang sedikit mampu mengobati masa lalu kelamnya, hingga masa lalu terulang kembali. Ia pun pergi. Tak pernah ada yang menyangka, ia kembali namun ken...