Enam: Chocolate

742 142 35
                                    




Jujur saja, pembicaraan tadi malam di telfon kemudian sedikit mengganggu waktu tidur Jisun. Sayang, Gyuri memanggilnya. Entah harus senang atau apa, sedikit gengsi. Yang benar saja? Hanya panggilan sepele seperti itu sudah membuat Jisun senang sampai pagi ini.

Jam pelajaran sudah berakhir ditandai dengan bunyi bel yang tidak Jisun dengar. Oh, sebegitu penuhnya pikiran Jisun akan gadis itu? Jadi tidak sabar untuk menemuinya nanti dirumahnya.

Dan sekarang, meski sudah jam pulang, Jisun memilih untuk ke kantin melepas dahaganya dulu sebelum pulang. Barusan ia melewati lapangan yang masih ramai, dan melihat Saerom disana. Ia jadi teringat akan tempo hari.

Ah, bagaimana kalau sedikit membalas budi?









Ah, bagaimana kalau sedikit membalas budi?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Popsicle"

Story by:
Coffeeganger
©2018






Pergantian pemain pun tiba, pelatih memberikan waktu istirahat untuk beberapa pemain termasuk Saerom. Kini Jisun berjalan mendekatinya dari tepi lapangan.




"Ini untukmu," ucapnya sambil memberikan sebotol air mineral dingin untuk Saerom, "-anggap saja balas budi atas pertolonganmu waktu itu," lalu tersenyum manis, duduk disebelah Saerom.

"T-terimakasih," jawab si gadis rambut pendek dengan canggung, kemudian membuka tutup untuk menenggaknya.




Kalau boleh bilang, saat ini Jisun sedikit khawatir, jika Gyuri akan melihatnya -atau bahkan teman Gyuri, lalu mungkin saja hari ini akan ada perdebatan lainnya.

Jisun menoleh, kanan dan kiri. Tidak ada tanda-tanda Gyuri atau temannya, maka ia santai masih duduk disebelah gadis ini.



"Kau tidak pulang?" ucap Saerom memecah keheningan diantara keduanya.

Jisun menggeleng, "sebentar lagi, kau sendiri masih sibuk latihan?"

"Tidak juga, sebenarnya aku sedang menunggu seseorang,"

"Oh, Saerom yang selalu sibuk," canda si marga Noh. Saerom jadi terkekeh, "begitukah kelihatannya? Aku hanya tidak ada kerjaan saja,"

"Tidak ada apanya? Kita harus belajar, hey, ujian akan segera tiba,"

"Aku tau, aku tau, jangan ingatkan itu-"

Saerom, kalimatnya terpotong kala pasang matanya melihat seseorang yang mungkin sedang ditunggunya, menuruni tangga.

"Ah, aku kesana dulu ya, Jisun! Terimakasih minumannya!" teriaknya kecil kemudian berlalu pergi.

"Nakyung! Hey, Nakyung!"


Ooh, gadis itu lagi.


"Y-ya, kak?"

Saerom menghampirinya dengan berlari kecil, "Mau kemana? Kenapa tidak ikut latihan?"




Popsicles | GyulSun 🚫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang