Dahulu kala,bumi ini belum terbagi bagi ke dalam kekuasaan yang banyak,dan masih di era kerajaan.kerajaan ervestani adalah salah satu kerajaan yg berjaya keemasan ketika itu,dan bahkan ervestania telah berhasil menguasai hampir seluruh dunia.kerajaa...
Tatkala suasana di sana itu pun terpaku dalam sunyi sebelum,silva sang pengurus panti mulai memecahkan sunyi"wah selamat yah luna,kau sudah di pilih sang ratu untuk tinggal di lingkungan istana"ujar silva. "di pilih?jadi aku harus apa bu sister?"ujar anak gadis tersebut dalam keadaan bingung. "kamu tak perlu apa-apa,kamu hanya perlu mengatakan apa yang ratu katakan."ujar silva. kemudian ratunya perang pun melangkah angkuh,meninggalkan panti asuhan di pinggiran kota barat tersebut."bu ratu?"ujar seorang anak gadis yg masuk kategorinya tadi."ya,kamu mau apa?"ujar sang ratu. "aku harus memanggilmu apa,bu ratu?"ujar gadis mungil tersebut." "panggil saja bu ratu,itu saja sudah cukup."ujar sang ratu "ya."ujar gadis itu. dan kemudian sang ratu pun melangkah maju dengan tatapan sinis kepada anak yang ia pilih tersebut.sang pengawal pun mengikuti beliau di belakang.dan anak gadis mungil tersebut tak lupa mengikuti sang ratu melangkah menuju keluar panti."wahai ratunya perang,apa yg akan engkau lakukan terhadap anak ini?"ujar joni sang pelayan yang tengah duduk di samping ratu el zharta. "itu bukan urusanmu,yang jelas kau ikuti saja permainanku."ujar sang ratu tegas. "bu ratu?"ujar anak kecil yang di pilihnya tersebut. "apa?"ujar sang ratu. "apa boleh aku sekali sekali mengunjungi tempat ini lagi?"ujar luna,gadis kecil yg di pilih sang ratunya perang. "terserah."kata sang ratu. kereta pun melesat cepat meninggalkan kota bagian barat dunia,yang telah jatuh ke tangan orang orang timur.desiran angin tak lupa mewarnai langkah kuda mereka.entah mengapa sang ratunya dunia perang memilih anak yang memiliki rambut putih jernih seperti salju.tak ada yang tahu apa yg sebenarnya tengah di rencanakan oleh ratunya dunia perang tersebut. sesampainya kereta di istana.ratu el zharta pun melangkah keluar dari kereta kuda kencana yang tadi di tungganginya.halus dan angkuh seperti itulah expresi sang ratu yang se hari hari di tunjukanya,walau terkesan angkuh.ratu el zharta bisa di bilang masih muda,yah wajar saja sang ratu angkuh.toh tak ada yang pernah bisa menjatuhkanya. luna tak henti hentinya memandang sekitar istana.dengan perasaan kagum dan tak percaya,ia berusaha meyakinkan diri kalau ia pantas ada di istana super megah tersebut."wahai putri?"ujar joni. "ya"ujar luna membuyarkan anganya. "persiapkan dirimu putri,engkau akan di perkenalkan ke pada seluruh pegawai istana."ujar joni "baik aku akan berjuang,mohon bantuanya."ujar luna. tatkala ratu el zharta menduduki singgasana,semu orang menunduk memberi salam. "selamat datang wahai ratu kami"jawab semua pegawai serempak."eh ada apa ini,aku tak tahu apa yg harus ku lakukan."pikir luna terpaku. "angkat kepala kalian"ujar sang ratu. semua orang pun mengangkat kepala mereka."wahai seluruh pengikutku,perkenalkan anak angkatku."ujar ratu. semu orang serempak berkata"salam putri,selamat datang di istana belahan timur."ujar semua pegawai. luna pun kaku setengah mati setelah mendapatkan salam dari semua pegawai di sana."tak apa nak,nah siapa namamu?"ujar sang ratu. dengan gugup luna menjawab"luna,wahai bu ratu."ujar luna. "oh luna,mulai sekarang namamu adalah luna el zhavar,itu juga merupakan gelar kebangsawananmu."ujar sang ratu. "terima kasih bu ratu."jawab luna. "baiklah wahai pengikutku sekarang ajak putri luna ke kamarnya,dan tunjukan apa yang harus di tunjukkan."ujar sang ratu. "keinginanmu adalah perintah wahai ratunya dunia perang."ujar semua pegawai serempak. sang ratu pun pergi meninggalkan ruangan tahta dengan langkah kakinya yang angkuh,semua orang terpaku atas langkah beliau yang terkesan angkuh dan sombong. "baiklah aku yang akan memandu putri luna ke kamar."ujar joni. "terimakasih banyak,mohon bantuanya."ujar putri luna
semua orang pun berjalan me ninggalkan ruang tahta dan mulai melakukan tugas sehari hari mereka masing masing sesuai jabatan yg mereka pegang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
