tbh, there's no different between the old version (before unpublished) and this one after republish. :(
"LET'S DO IT"
---
"BERHENTI,BODOH. APA YANG AKAN KALIAN LAKUKAN?"
Semua orang yang sudah bergegas untuk pergi segera berbalik dan menatap tajam pada Taeyong. Leader mereka.
"Hei Mr.Lee, kami akan bersenang senang. Apalagi?" Ucap Johnny
"Permainan itu membahayakan nyawa kalian. Dan kau, brengsek kau Doyoung. Ini semua gara gara usulan kau. Kalau kau sudah bosan hidup, jangan ajak mereka. Pergi saja sendiri" Ujar Taeyong sambil menunjuk nunjuk pada Doyoung dengan penuh amarah
"Apa urusannya denganmu? Ini hidup kami, kau tidak usah peduli. Kalau kau masih ingin hidup, tinggalah disini sendiri tidak usah ikut kami. That simple, Kami akan pergi!" Sinis Doyoung
"Aku leader kalian, aku berhak melarang kalian!"
"Jangan jadikan 'gelarmu' sebagai senjata tuan. Anda pikir kami akan takut?! Tidak!" Yuta membalas dengan nada meremehkan
"Lagipula aku sudah muak dengan segala kepalsuan ini, aku akan ikut ke Simon Lab bersama Doyoung." Ucap Jungwoo
"J-jungwoo?"
Taeyong benar benar tidak menyangka. Seorang Kim Jungwoo yang berhati lembut sebenarnya seperti ini.
"Iya, aku muak bersikap lemah lembut. Aku bukan pria seperti itu." Balas Jungwoo
"Hei hei, aku lebih muak kau atur atur setiap hari hyung. Aku bosan dengan kehidupanku yang tidak ada spesial spesialnya."
"M-mark, aku tidak menyangka k-kamu-"
"Aku apa? Aku palsu? Hahaha semua orang disini palsu kau tahu." Balas Mark sambil sedikit membentak
Winwin yang hanya memperhatikan cukup tertohok mendengar kata dari adiknya itu. Sampai akhirnya ia bersuara
"Cih, hari ini aku mulai membenci kalian. Aku akan ikut bermain, aku muak melihat tampang palsu kalian."
Akhirnya Taeil membuka suara setelah berdebat dengan pikirannya sendiri.
"Sebagai orang yang tertua disini, aku benar benar merasa tidak berguna. Disisi lain aku merasa khawatir dengan keselamatan kalian karena permainan tidak berguna itu."
Taeil berhenti sejenak dan menghela nafas panjang
"Tapi, aku bisa merasakan perasaan marah, kecewa dan muaknya kalian yang selama ini disembunyikan. Dan mulai hari ini, akhirnya aku tau bagaimana kalian yang sebenarnya. Lucu sekali, kalian semua orang yang aku percayai sebagai saudara dan adik adikku ternyata kalian malah saling membenci."
Taeil menatap mereka satu per satu dengan senyum getir.
"Sebenarnya aku tidak yakin, tapi aku akan menurut pada Taeyong. Dia leader kami. Aku yakin keputusannya yang terbaik," ucap Jaehyun dengan raut wajah yang sedikit bingung
Setidaknya ada sedikit harapan untuk kembali berdamai dan membatalkan rencana sialan itu. Batin Taeyong
"Pengkhianat tetaplah pengkhianat." Doyoung melengos pergi melewati Taeyong begitu saja, diikuti oleh beberapa member lainnya.
"Hyung jangan jadi pengecut. Kamu leader kami, aku percaya padamu. Tapi aku ingin ikut pada Doyoung hyung. Aku harap kau mau ikut dengan kami."
Haechan yang terakhir keluar. Di ruangan ini hanya tersisa Taeyong, Jaehyun dan Taeil. Mereka sibuk dengan pikiran mereka masing masing. Sampai akhirnya Taeyong membuka suara.
"Aku akan ikut bersama mereka. Aku ingin memastikan mereka dalam keadaan baik baik saja." Ucap Taeyong sambil menyusul mereka yang diikuti oleh Taeil dan Jaehyun.
"Tck, kau tertarik juga akhirnya pak ketua?" Sinis Johnny
"Aku harus memastikan kalian dalam keadaan aman. Hanya itu yang ada dipikiranku." Balas Taeyong
"Satu yang harus kau ingat. Kita tidak akan dalam keadaan aman jika disana." Ucap Doyoung
Kita tidak akan dalam keadaan aman jika disana
©jenolee-kr
KAMU SEDANG MEMBACA
Simon Says :: NCT 127
Fanfiction"kalian tahu, permainan apa yang terlintas di otakku saat ini?" "SIMON SAYS?!" "yeah, with lil' bit difference. Its make this game even more fun." "how can?" "simon says : kill them one by one" ©Jenolee-kr, 2018