"Aku tidak mengerti maksudmu." Balas Taeil
"Orang yang merusak minibus ini. Jangan pura pura lupa hyung." Ucap Mark dengan santai
--
Mereka tiba di Simon Lab dengan perjalanan 2 jam dengan berjalan kaki. Walaupun sesekali mereka berhenti, tetap saja melelahkan.
"Apakah ini yang kau maksud Simon Lab?" Tanya Jaehyun
"Ya, aku yakin." Jawab Doyoung
"Ini tidak tidak terlihat seperti laboratorium. Ini hanya terlihat seperti bangunan kotak tanpa jendela." Ujar Mark
"Lalu mengapa kau sangat yakin hyung ? Apakah kau pernah kesini?" tanya Haechan
Doyoung menghela nafas panjang.
"Pernah,"
"Tapi aku tidak pernah masuk. Aku menunggu temanku keluar, dan mereka tak pernah kembali." Balas Doyoung
Mereka semua terdiam, mencerna perkataan Doyoung barusan.
Seharusnya aku ikut Taeyong saja. Batin Winwin
Kenapa nyaliku menciut? Tolonglah. Batin Haechan
Siapapun, beri keajaiban pada kami. Batin Mark
"Kalian tidak berfikir untuk membatalkan permainan ini kan?" tanya Johnny
*Simon Says*
Mereka masuk kedalam ruangan saru persatu, dengan dipimpin oleh Taeyong. Tiba di tengah ruangan, pintu tiba tiba tertutup dan mereka disambut suara moderator dari pengeras suara.
"Selamat datang di Simon Lab. Kalian akan menikmati permainan yang sangat menyenangkan, menegangkan, dan memakan korban jiwa."
Tiba tiba, semua Lampu di ruangan ini menyala. Mereka semua terkejut, termasuk Doyoung.
Layar interkom menyala dan menginstruksi mereka untuk diam.
SIMON SAYS : KILL THEM OR TO BE KILLED?
Semua ternganga melihat tulisan di layar interkom.
"Permainan ini beneran terjadi." Ucap Jaehyun
"Menarik." Ucap Taeyong
"WAEE??!"
Semua orang langsung menatap Taeyong dengan penuh tanya. Mereka terkejut mendengar ucapan Taeyong. Awalnya dia yang menolak dengan keras, tapi akhirnya dia yang pertama mengekspresikan ketertarikan pada permainan ini.
"Apa? Manusia bisa berubah kan?" Ucap Taeyong dengan santai
Lampu kembali mati, moderator mulai menyampaikan sistem permainannya.
"Dengarkan perintah saya dengan baik. Silahkan masuk ke ruangan yang berada di depan anda. Satu bilik hanya untuk satu orang, disana ada cctv."
Semua member masuk ke ruangan dengan bermacam ekspresi.
'Simon Says, Kill them one by one. Permainan ini menggunakan sistem eliminasi. Saya akan memilih seseorang untuk menjadi Simon secara acak. Setelah Simon terpilih, Simon diperintahkan untuk membaca kartu yang ada di mejanya. Jika Simon mengucapkan "Simon says pukul kepalamu" kalian harus memukul kepala kalian sendiri. Jika tidak kalian akan mati. Ingatkan ada cctv di bilik kalian.'
"ARGHHH."
"AISSSHHH."
Terdengar suara keputusasaan di bilik mereka masing masing.
'Sebaliknya, Jika Simon mengucapkan sesuatu tanpa awalan Simon says, kalian jangan melakukannya. Jika melakukannya, kalian mati."
"APAKAH SIMON YANG AKAN BERTAHAN SAMPAI AKHIR? INI TIDAK ADIL." Ucap Haechan
'Tidak semudah itu. Setiap ada yang mati, kalian diberi kesempatan untuk menebak siapa Simonnya. Kalian cukup tuliskan namanya di layar depan kalian. Jika tebakan kalian benar, Simon akan Mati. Kalian menang,'
'Jika vote eliminasi terbesar bukan Simon yang asli, orang tersebut yang akan mati. Jadi, ada sedikit keuntungan untuk Simon di permainan ini.'
Semua orang nampak tegang dan Khawatir. Tidak ada tenang disana, karena apapun yang terjadi, akhirnya mati.
'Buka kartu di depan kalian. Tanpa suara'
Semua membuka kartu yang ada di meja depan mereka. Seseorang tersenyum lebar penuh kemenangan saat membuka kartunya.
Yo, Simon Says hurry up. Let's play this game. Batin Simon dengan penuh rasa kemenangan
Simon Says, 2k18
©Jenolee-kr
A/n :
Nih bingkisan Ulang tahun dari bileh buat kalian, wgwgwg. Selamat menebak.2 Desember 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Simon Says :: NCT 127
Fanfiction"kalian tahu, permainan apa yang terlintas di otakku saat ini?" "SIMON SAYS?!" "yeah, with lil' bit difference. Its make this game even more fun." "how can?" "simon says : kill them one by one" ©Jenolee-kr, 2018