Alviro's Life (01)

26 3 36
                                    

[Warning : Kata-kata kasar, bullying, kekerasan

Kehidupan ini banyak berbeda dengan Rito yang adem ayem.. Jadi bisa diskip lah bagi yang nggak suka konten kayak gini x'D]
----------------------------------------------------------------------

Alviro's Life (01)
-Friend? It's Just Bullshit-

Ini semua berawal semenjak hari itu.

Buku demi buku terus kubaca untuk menghabiskan waktu kosong ini. Earphone melekat di telingaku. Walau begitu, suara bising kelas ini masih ketara. Tapi, tidak kuhiraukan. Aku tidak memiliki urusan dengan itu.

Aku pun membalik halaman pada buku ini. Sudah hampir mencapai anti-klimaks. Tapi, aku dikejutkan dengan suara kelas yang semakin keras. Musik yang kudengar menghilang.

Rupanya earphoneku ditarik paksa. Tch- apa yang dia inginkan?

"Alviro! Kau tidak mendengarkanku daritadi, bukan?" Tegur sang pelepas earphone.

Memangnya sejak kapan kau berbicara denganku, Calvin?

"Kau kan yang bertugas mengantarkan buku tugas Fisika kepada Pak Joseph. Ini sudah hampir jam pulang padahal kau disuruhnya pagi ini, bukan?"

Ah- aku lupa.

"Ah! Biar kubantu," tegas Calvin. Dia tahu kalau aku akan kesulitan mengumpulkan buku itu.

Calvin memang teman yang baik. Walaupun kami tidak begitu akrab tapi dia cukup mengenalku.

"Semuanya, taruh tugas fisika kalian kemarin di meja guru!" Seru Calvin.

Semua murid pun bergegas mengumpulkan buku itu.

"Aku tidak membawanya~" ucap Steven dengan santai.

"Hee-- Steven, bukankah lebih tepatnya kau tidak mengerjakannya? Ahaha.." tebak Bryan.

"Benar juga, ya, aku lupa menyuruh Carl mengerjakannya," ucap Steven, "cepat panggil Carl kemari."

Chris mendorong Carl kehadapan Steven. Carl mengaduh ketika lututnya bertabrakan dengan lantai.

"Kenapa kau tidak mengerjakan tugasku?"

"A-aa.. Itu k-kan.." Carl terbata-bata. Kupikir lanjutannya adalah "tugasmu" tapi Carl tidak memiliki keberanian untuk mengucapkan itu.

"Tugasmu!" Seru seseorang dengan lantang. Pikirannya sama sepertiku. Eh, tapi..

Steven menatap tajam ke yang bersuara tadi. Oi Calvin, mengatakan hal itu bukanlah tindakan yang baik. Sebaiknya kau meminta maaf supaya tidak terjadi hal yang merepotkan. Aku tidak ingin terlibat.

Steven.. Aku mengenalnya. Kami dulu sekelas saat smp. Tapi aku sudah mengenalnya dari sebelum itu. Kami adalah tetangga. Dari kecil dia sudah suka menindas orang lain. Karena itulah aku menjaga jarak dengannya. Tidak pernah bertegur sapa. Sama-sama tampak seperti tak menganggap ada intensitas satu sama lain.

Orang tua Steven memiliki kekuasaan yang cukup tinggi. Itulah alasan mengapa pihak sekolah tidak akan berani menghukumnya walau tindakannya berlebihan.

"Jadi sebaiknya kau kerjakan sendiri. Jangan terlalu mengandalkan orang lain," ucap Calvin. Apa kau sadar apa yang telah kau lakukan?

Steven mengalihkan tatapannya dari Calvin. Aku tahu alur ini. Sebelum dia melakukan sesuatu sebaiknya aku berbicara.

"Keep calm, guys. Kita bisa mengumpulkan tugas ini besok," ucapku santai, kuharap ini bisa mengubah suasana.

"Tidak bisa! Ini bahkan sudah melebihi deadlinenya!" Seru Calvin.

Life is LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang