Rito's Life (2.5)

3 2 3
                                    

Tada!
Rito yang tampan ini come back.

Jadi ya- sebenarnya si author nggak mau buat nih part. Tapi, berhubung idenya tentang kehidupan tokoh tampan kedua setelahku di cerita ini terlalu bercabang, jadi ya, nih part dibuat agar kalian, pembaca tercinta, kagak digantungin terlalu lama.

Gua bakal nyeritain cerita yang rada absurd nih.

Wait, keknya ide author tentang nih part juga bercabang. Pengen nabok deh ( ¯ᒡ̱¯ )ง

1, 2, 3
Action!

Sebenarnya dalam seminggu ini gua ngerasa ada yang aneh. Gimana, ya? Rasanya kayak ada yang aneh gitu. Aneh pokoknya.

Misal waktu gua lagi dapat tugas sejarah nyari buku-buku aneh, pasti tuh buku aneh tiba-tiba aja gampang gua temuin. Biasanya gua kesulitan nyari sampe kehabisan buku, terus nyari di internet.

Di rak yang pertama gua datangi pasti ada buku yang gua perluin. Padahal tuh rak tempat buku fiksi. Kurang aneh apa coba?

Walau tetap aja ternyata lebih gampang nyari di internet sih. Tapi, gua dah malas diomelin.

Terus Super Spesial Roti kesukaan gua kadang-kadang tanpa gua sadari udah ada di laci meja gua.

Emang, ya, rezeki anak baik.

"Woi.. Kau salah! Fufufu.."

Tiba-tiba ada orang dengan pakaian detektif lengkap dengan kaca pembesarnya di samping gua. Asal nyalahin lagi. Siapa gerangan cosplayer conan ini?

"Aku tidak hanya asal-asalan menyalahkanmu. Kau terlalu naif, nak. Dan aku cosplay jadi Ranpo-sama, bukan Conan, baka."

Gua nggak tahu ini orang siapa dan ngapain ada disini. Tapi, gua nggak bisa nyalahin dia yang ada disini karena gua juga nggak tahu latar cerita ini dimana. Author sialan.

(( woe! ┏(`ー´)┛ ))

"Jadi, mau lu apaan?" Tanya gua. Yaiyalah gua, siapa lagi emangnya.

"Aku cuma mau memberitahu kalau... Kamu itu amat sangat nggak peka! Hal yang kamu alami itu nggak mungkin kalau cuma kebetulan, geblek!"

Wut- dia ngamuk?

"Sedih aku tuh... T~T "

Lah- malah nangis?
Gua bingung, sumpah.

"Wo-woe! Jadi terus apaan kalau bukan rezeki anak baik?" Tanya gua. Yang gua mau sekarang cuma dia berhenti nangis. Ribet.

"Eh? Dibilang rezeki mungkin bisa jadi sih.."

Sip- dah nggak nangis.

"Mungkin? Kalau gitu tepatnya...?" Tanya gua agak gantung.

Dia kelihatan bingung. Berpikir. Berpikir keras. Eh- ngeblush?

"Um, i-itu-- sstt..--"

Nggak jelas. Maksudnya apaan? St? Oh, nyuruh gua diam?

"Dari tadi gua diam kok. Nungguin lu ngomong," ucap gua.

"Maksudku..  Stalker, baka! >//< "

Wajahnya merah. Hampir nangis. Imut-eh.

Terus kabur.

...

Tunggu- maksudnya gua punya fans, ya?

[Rito's Life 2.5 End]

Selanjutnya di Life is life!
Hee? Ada karakter cewe? Wah, karakter bergenotip XX pertama di cerita ini, ya?!

"Woe jangan spoiler gitu dulu. Toh, selanjutnya itu kapan? Alviro's life aja belum kelar. Terus habis itu ada kehidupan lagi yang tokohnya juga ada di Alviro, kan? Kehidupannya itu--"

Woe, Rito! Jangan spoiler!

"Ya maap."

Yah, jadi see ya!

"Lah? Udah gitu aja?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Life is LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang