Rendra
"Kamu nangis pilu banget? Segitu sedihnya ya lihat mantan kamu nikah?" Ucapku sembari menyerahkan selembar tissue ke arah Keiya.
Aku meletakkan tissue di depannya karna sampai sepersekian detik Keiya tidak juga menerima.
Setelah kejadian di ball room beberapa menit lalu, Keiya langsung keluar. Tanpa pikir panjang aku mengejarnya, sampai akhirnya kita sama-sama berhenti di dalam mobil.
"Aku minta maaf ngajak kamu kesini, tapi aku juga gak mau kalau kamu sampai gak tau tentang apa yang terjadi. Radit juga minta aku buat ngajak kamu, dia butuh bicara katanya." Jelasku lagi.
"Iya, ngajak bicara dengan tujuan bikin aku down kaya gini? Emang dia pikir aku gak punya perasaan apa!" Jawab Keiya dengan penuh penekanan.
"Kamu kemarin bilang kan, kalo udah ngikhlasin apa yang terjadi?"
"Ikhlas sih ikhlas, tapi nggak kaya gini juga!" Perempuan di sampingku membentak.
Aku menggenggam tangannya erat, Keiya sedikit terkejut tapi tidak ada penolakan, tangisnya semakin pilu, aku yakin apa yang dia tahan selama ini keluar bersama air matanya sekarang.
Aku menariknya ke dalam pelukanku, lama-lama tidak tega melihat dia kaya gini.
"Kei, aku tau kamu hancur banget sama apa yang udah terjadi. Kamu gak bisa terima penjelasan Radit, aku tau itu. Tapi pernah nggak kamu bayangin gimana kelanjutan hubungan kamu kalo kalian nekat bersama? padahal gak ada perasaan cinta. Cuma rasa simpati, peduli dan kasihan?"
"Kamu lihat tadi Radit dan Lista sama-sama bahagia. Bayangin kalo kalian jadi menikah, mungkin radit bisa bikin kamu bahagia. Tapi dibelakang itu, kamu harus rela dinilai gagal buat ngebahagiain perasaan Radit."
Aku menghapus air mata Keiya dia tetap diam, beruntung isak tangisnya sudah sedikit reda.
"Hidup bukan cuma tentang kebahagian, hidup justru banyak dukanya. Kalo hidup selalu sesuai dengan apa yang kita mau, terus kapan kita bisa belajar nerima dan ikhlas?"
"Kamu benar, apa yang kamu ucapin semua itu benar. Dari awal ini emang salahku, aku terlalu ambisius. Semua yang aku pengen harus kecapai. Aku salah." Ujarnya pelan.
"Terus baiknya aku harus gimana sekarang? Aku pengen bangun dan lepas dari semua jeratan ini, tapi aku bingung harus mulai dari mana?"
"Kamu pasti bisa, aku yakin kalo kamu udah ada tekad kamu pasti bisa!" Jawabku meyakinkan.
"Aku harus mulai dari mana?" Tanyanya lagi.
"Kita bakal senang-senang setelah ini?"
"Maksud kamu?"
"Kamu nggak mau kan sedih terus karna Radit dan Lista?" Keiya merenung sebentar lalu menggeleng lemah.
"kita honeymoon besok, aku juga nggak mau kalah! Masa kita duluan yang nikah tapi Radit dan Lista udah ada rencana honeymoon. Lha kita belum apa-apa" jawabku dengan nada jahil.
"Mak.. Maksud kamu??"
"Aku tau, kamu paham maksud ajakanku!" Seruku sembari tertawa terbahak-bahak saat melihat raut wajah Keiya yang berubah merah padam. Antara salah tingkah, terkejut dan hampir marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grateful #Mendadakinlove
Romance[READY EBOOK😍] Lamaran sama siapa, Nikahnya sama siapa Kenyataan pahit harus dialami oleh Keiya Arumi, dihari yang seharusnya menjadi moment indah untuk memulai bahtera rumah tangga berubah menjadi kenangan buruk saat Radit Rajendra calon suaminya...