8

16 6 0
                                    

Juna menghirup dalam udara segar, melepaskan segala rindunya pada sekolah lewat hembusaan nafas setelah satu minggu tak masuk.

Juna berjalan santai dengan kedua tangan yang dimasukkan kedalam saku celananya, sambil tersenyum lebar membalas semua orang yang menyapanya.

Langkahnya terhenti diambang pintu kelas, tiba-tiba teringat ia harus membuka lokernya. Juna pun memutar arah menuju ruang loker yang berada dua lorong dari kelasnya. Karena sedikit terburu-buru, Juna pun menabrak seseorang hingga membuatnya jatuh kelantai.

Saat hendak menolongnya, justru orang itu berlari menjauh secepat kilat dengan wajah ketakutan. Apa wajah Juna begitu mengerikan ? ia menoleh, menatap jendela yang bisa memantulkan bayangan dirinya. Tak seram, juga tak ada yang aneh. Juna yakin wajahnya 100% tampan seperti biasa, lalu mengapa orang itu seperti ketakutan ?

Tak mau ambil pusing Juna melanjutkan langkahnya kembali, diambinya kunci loker dari sakunya dan

Krekk

Ratusan lipatan kertas berbentuk burung berserakan keluar, Juna menggelengkan kepalanya, tak menyangka bahwa seminggu ia masuk lokernya sudah menjadi peternakan burung kertas.

Diambilnya beberapa dan dibaca,

Raja, hari ini langit kelabu, kupikir hanya aku yang bersedih atas ketidakhadiran dirimu, nyatanya seluruh semesta juga merasakan hal itu.

Cepat kembali, Raja :(

Hari ini hujan kembali turun, kenapa mesti hujan yang kembali ? kenapa bukan dirimu saja ?

Aku merindukanmu, Raja.

aku tak tahu kenapa, rasanya membosankan menjalani hari-hari tanpa melihat senyum menawanmu.

Miss you :(

Juna tersenyum lebar, benar-benar dibuat penasaran dirinya. Baiklah, sepertinya Juna harus lebih berusaha lagi menemukan orang yang telah membuat semua ini. Dan satu lagi,

Dan lagi satu hal, Juna butuh sebuah plastik besar untuk membawa semua burung ternaknya.

Bait RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang