Two

341 23 6
                                    

June 2014

"Kelasku pagi ini sangat menyebalkan!" Cerita Dee.

"Aku tahu pasti karna nilai tugas praktikmu." Saut Cara.

Hari ini semua siswa siswi mendapat jadwal baru secara mendadak. Jadi tidak ada persiapan sama sekali.

"Sonia bagaimana kelasmu?" Tanya Cara.

"Tidak ada yang menarik, sangat membosankan." Jawabku.

"yaa, hari ini sangat membosankan. Pergantian jadwal hari ini sangat ingin dibunuh sepertinya." Ujar Dee

Kami tertawa cekikikan, hingga seluruh siswa dilorong memperhatikan kami.

"Hi guys." Sapa Daisy tepat didepan kami.

"Hi daisy. Bagaimana kelasmu hari ini?" Tanya cara

"Sangat menyenangkan! Kalian tahu aku diundang dalam acara sebuah konser mini." Cerita Daisy dengan menunjukan undangan tersebut.

"Menarik. Bolehkah kita ikut?" Tanyaku

"Silahkan. Mungkin sangat asyik jika kita pergi bersama."

---

Malam ini adalah acara konser mini tersebut. Aku begitu antusias untuk datang ke acara itu. Padahal nama band yang akan tampil aku tidak tahu.

"Sudah siap semua?" Tanya Daisy antusias.

"Sudah, mari berangkat" Jawab kami bersamaan

Cafe ini cukup ramai. Rupanya band ini sudah cukup terkenal.

Aku melihat sekeliling, tidak banyak yang ku kenal hanya wajahnya sangat familiar disini

"Hey Sonia." Sapa lelaki bersuara berat dari belakang.

"Hey Larry, apa kabar?" Tanya ku.

"Aku ingin menonton konser mini ini. Mau kah kau minum denganku?" Ajak larry dengan sebotol bir ditangannya.

"Maaf larry, aku tidak pernah minum alkohol. Hanya aku bisa menemanimu sambil mengobrol."

Tangan Larry mulai mengepal, terlihat geram diwajahnya. Menurut informasi yang beredar Larry jarang sekali ditolak.

Aku di dorong Larry hingga terjatuh. Tulang ekorku sangat sakit sekali.

Seseorang mengulurkan tangannya, seperti memberi bantuan. Tangannya yang begitu halus dilihat akhirnya kusentuh.

Aku menoleh untuk mengetahui siapa yang menolongku. Ternyata wajahnya sangat familiar.

Calum

"Kau tak apa-apa? Sepertinya punggungmu sakit." Tanya Calum.

"Iya tidak apa-apa Calum." Jawabku menahan senyum

"Kau mengenalku? Kapan kita bertemu? Apa kau penguntit? Kurasa aku tidak pernah bertemu wanita biasa sepertimu." Tanya Calum bertubi-tubi.

Aku rasanya ingin menjerit. Seperti inikah rasanya ketika orang yang kita cintai melupakanmu. Melupakan saat-saat bersama.

"Mungkin aku salah orang. Kau bukan Calum yang ku maksud. Kau tidak mirip." Kataku mencoba sedikit berbohong.

"Baiklah." Kata Calum lalu pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal.

---

"Kau tahu bahwa Calum ada diacara konser minggu lalu?" Tanya Cara.

"Aku tahu. Bahkan dia kemarin menolongku." Jawabku

Nothing // Calum HoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang