Five

52 2 0
                                    

Sudah beberapa hari ini aku mengurung dirumah. Aku memutuskan untuk tidak berpergian, mencoba menenangkan diri.

Cara hanya asik menonton TV, Dee hanya berdiam dikursi mencoba menghubungi kakaknya, sementara Daisy sudah pergi dari pagi.

"Film apa ini? Jalan ceritanya sudah tertebak. Pasti cowo ini akan pergi lagi. Mending tidak usah kembali." Ocehan Cara membuyarkan pikiran ku.

"Kau saja yang menjadi sutradaranya!" Seruku pada Cara.

"Ah sudahlah, aku bosan. Aku kekamar dulu ya." Izin Cara.

TV sudah dimatikan. Dee masih fokus menghubungi kakaknya. Dan ruangan ini terasa sepi.

Walaupun kami tinggal berempat, tak jarang kesepian terasa disini. Rumah yang minimalis dan tidak terlalu besar ini kami sewa untuk beberapa tahun kedepan.

Aku mulai suntuk. Kuputuskan untuk keluar dan berjalan jalan sebentar.

"Dee aku keluar dulu ya." Izin ku.

"Baiklah." Jawab Dee singkat tanpa mengalihkan pandangannya.

Aku memutuskan untuk pergi ke taman. Mungkin disitu banyak anak kecil yang bisa ku ajak main.

Salah. Ternyata taman sungguh sepi. Aku membalikan badan untuk pulang kerumah. Ternyata tak jauh dari situ aku menemukan pria itu dengan peliharannya.

Pria itu merasa jika aku memandanginya dari tadi. Dia menoleh pandangannya ke aku dan melambaikan tangan.

Aku melambaikan tangan dan pergi mendekatinya.

"Hai. Apa yang kau lakukan disini?" Tanyaku kaku.

"Mengajak anjingku jalan-jalan." Jawabnya lebih santai.

Aku mengangguk pelan.

"Kau sedang apa?" Tanya pria itu.

"Sedang mencari dambaan hati." Celetukku.

Pria itu menahan tawanya.
"Apakah aku dambaan mu?"

Seandainya dirimu calum aku akn berteriak 'IYA!'

"Bukan kau, tetapi anjingmu." kataku menatap pria itu.

"Haha, aku tertawa karna celetukanmu kurang hebat. Oh ya kau pasti lupa namaku." Ujarnya yakin.

Darimana dia tahu kalau aku lupa namanya. Apa dia pembaca pikiran.

"Tidak usah bingung kalau aku tahu kau lupa namaku. Dari raut wajahmu kau pasti lupa namaku. Perkenalkan aku Joe." Kata pria itu.

"Oh iya Joe." Ucapku menahan malu.

"Hai sebelumnya aku mau mengenalkan anjingku. Namanya nam, jangan sampai lupa nama yang segampang ini ya." Jelas Joe memperkenalkan anjingnya.

Anjingnya sangat besar. Lidahnya selalu menjulur. Tapi dengan tangan Joe yang mengurusnya. Aku tau pasti anjing ini tidak galak.

"Besok kau ada acara?" Tanya Joe.

"Tidak. Besok aku free." Jawabku.

"Kalau begitu mau temani aku ke pesta temanku? Kalau tidak juga tidak masalah." Ujar Joe dengan santai.

Joe mengajakku jalan? Dan diwaktu yang sama jantungku berdebar. Rasanya tidak ada salahnya kalau aku menerimanya.

"Ok aku ikut dengan mu." Kataku menerima ajakannya.

"Baiklah, aku tunggu besok di taman jam 6 ya. Sekarang aku mau pulang, memandikan nam." Ucapnya dengan senyuman hangat.

Joe sudah pulang. Aku masih berdiri di tempat yang sama memikirkan ajakan Joe.

---

"Kau cantik sekali. Mau kemana?" Tanya Cara yang melihatku dari ujung kepala sampai ujung kaki.

"Pergi ke pesta. Pesta temanku, jangan berpikir macam-macam ya." Jawabku tegas.

Sebenarnya dress yang ku pakai sangat sederhana hanya dress berwarna putih tulang tanpa lengan dengan panjang dibawah lutut. Karna jarang melihatku memakai dress wajar saja Cara kaget.

"Sudah ya aku pergi dulu. Aku takut telat." Ucapku santai.

"Tunggu. Bibirmu sangat pucat jika tanpa polesan. Aku berikan sedikit polesan ya. Tunggu sebentar."

Cara berlari kekamarnya. Dengan selang beberapa detik dia kembali membawa lipstick berwarna merah muda.

"Kau harus pakai ini. Tipis saja." Ujar Cara. Cara tahu pasti aku menolaknya, maka dia memoleskannya hanya sedikit.

"Sekarang aku bisa pergi?" Tanya ku yang melihat cara masih repot melihat apa yang kurang ditubuhku.

"Siap. Semua kelar, jika temanmu seorang pria sapalah dia dengan senyuman. Jangan dibawa kaku." Jelas Cara.

"Ya ya, aku mengerti. Aku pergi ya. Bye." Ucapku meninggalkan rumah.

---

"Kau sungguh berbeda sekarang." Decak Joe kagum.

"Biasa saja. Mari kita berangkat." Ajakku.

"Tunggu. Aku ingin memberikan ini sebelumnya." Joe mengeluarkan sesuatu dari saku kemejanya.

Aku penasaran. Tapi raut wajahku, aku umpat agar tak terlihat penasaran.

"Gelang?" Tanyaku kaget. Aku benar-benar terkejut. Kita berdua baru bertemu dua hari.

"Iya. Jangan curiga, aku hanya ingin kau tidak hilang saat pesta nanti." Ucap Joe.

Aku mengangguk. Tapi aku tak yakin bukan itu alasannya sebenarnya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 08, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nothing // Calum HoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang