V. ENERGETIC

22 7 0
                                    

"I feeling so energetic"
---o0o---

Ada yang berbeda kali ini dalam tidurnya, yang biasanya ia akan takut tidur kerena mimpi itu dan terbangun dengan perasaan bersalah tetapi sekarang berbeda.

Ketika terasa sapuan halus dikepalanya ia terbangun dan menatap sekeliling rumah kacanya, sampai matanya menabrak mata teduh itu.

"Bunda..." gumam Rose serak khas bangun tidur.

Bundanya Sarah, mengambil segelas air putih dan memberikan kepada anaknya yang sedang merenggangkan otot, pasti sakit karena anaknya Rose tertidur dimeja belajar yang ada dirumah kaca ini.

Rose meminum air putih itu ketika Sarah bertanya, "tertidur lagi?"

Rose tersenyum lucu membuat Sarah mengacak rambut anaknya yang berantakan dengan gemas.

"Anak ini," Rose memeluk lengan Sarah sambil mengendusakan wajahnya kerambut Sarah.

"Rambut bunda wangi," ujarnya.

"Iya dong kan habis keramas. Emang kamu bau apek begini," ejek Sarah dan Rose cemberut.

"Kan Ros baru bangun tidur."

"Makanya, mandi sana dua jam lagi ada mata kuliah kan? Calon perawat kok malas."

"IHH BUNDAAAA," teriak Rose ketika Sarah menariknya kekamar mandi seperti kucing.

Setelah membersihkan tubuhnya dan bersiap-siap untuk berangkat kuliah. Rose mencium pipi kanan Bundanya yang sedang menata bunga Lily.

"Bunda aku berangkat ya..." pamit Rose.

Sarah mencegah anaknya ketika akan keluar dari ruangan kaca itu. "Nggak sarapan dulu? Kamu belum makan lohh," Rose menggeleng. "Nanti aja dikampus bareng temen-temen."

Rose menatap Sarah yang mengambil susu coklat yang menggepul disamping nasi goreng dan menyodorkan segelas susu coklat itu kepada Rose.

"Setidaknya minum ini. Kalo kamu sakit karna telat makan malu dong sama pasien."

Rose terkekeh sambil mengacungkan jempolnya lalu meminum susu coklat itu hingga tandas. "Udah habis. Rose betangkat ya bunda?" Sarah mengangguk membiarkan anaknya keluar rumah kaca ini.

Ketika langkahnya sampai gerbang universitas yang berlogo 'M', salah satu universitas terbaik dan memiliki fasulitas yang memandai tak jarang mahasiswa yang lulusan universitas itu akan langsung direkut oleh perusahaan-peruaahaan ternama dan terbesar itu saat tubuhnya hampir terjungkal kedepan.

Rose menatap marah pelaku yang menyebabkan ia hampir terjungkal dan memberikan cubitan mautnya.

"Ihh ngeselin..."

Amie salah satu sahabatnya yang paling cantik tetapi juga paling liar yang berasal dari amerika itu berujar dengan bahasa indonesianya yang fasih, "selamat pagi..."

"Pagi..." balas Rose jutek.

Disamping kanannya, Karina sahabat paling pengertian dan paling kalem asli Bandung ini mencubit pipi Rose gemas, "elah jangan judes-judes napa. Enggak mempan!"

Didepannya Cindy, sahabat paling narsis yang mempunyai lesung pipit disebelah kikinya itu mencolek dagu Rose sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Hooh, muka lo itu udah imut jadi gak usah dijudes-judesin. Nanti makin lucu tuh muka."

Dan cewek yang memutar bola matanya, Rose. Cewek kalem, tapi kadang absrud kelakuannya itu mencebikan bibirnya lucu, "ya ya ya. Makasih loh pujiannya."

Kemudian ketiga sahabatnya mengangguk serempak bak tentara-tentara militer. "Sama-sama."

---o0o---

Apa yang diharapkan pagi ini pupus tergantikan dengan kerutan didahinya. Sesaat lalu Kenan memasuki toko bunga itu pertama yang dilihat bukanlah senyuman yang Kenan harapkan pagi ini akan tetapi yang ditemukannya adalah senyuman ramah dari seorang ibu.

"Ada yang bisa saya bantu anak muda?" ujar si ibu itu.

Kenan berdehem, "satu buket bunga mawar merah, tolong."

Si ibu itu tersenyum lalu mulai merangkai bunga mawar dengan begitu cekatan sedangkan Kenan menjelajahi mencari senyuman itu namun nihil ia tidak menemulannya hingga si ibu itu menyelesaikan tugasnya.

"Terimakasih nak." Kenan mengangguk dan berlalu dari rumah kaca itu.

Sampai dimobil ia menekan nomor itu dan nada tersambung langsung terdengar, "hallo Rose?"

"Hallo?"

Bukan. Bukan suara lemah nan lembut namun terdengar dipaksakan ceria yang diinginkan Kenan di terdengar dindera pendengarannya melainkan suara lembut namun terkesan dingin.

"Siapa nih?!" ujar seorang wanita.

"Gue yang harusnya nanya. Lo siapa? Dimana Rose?"

"Gue temennya dan Rose lag--- DIEM ELAH CIN!!"

Kenan menjauhkan ponselnya mendengar teriakan wanita itu, lalu detik berikutnya wanita yang katanya temennya Rose melanjutkan. "Rose lagi sibuk dah dulu ya. Kalo mau telfon Rose mending jam makan siang." kemudian sambungan terputus dan Kenan menaikan sebelah alisnya merasa heran.

Emangnya Rose sibuk apa? Gumamnya dalam hati.

Setelah menempuh perjalanan jakarta yang selalu ramai, Kenan memarkirkan mobilnya kemudian turun dan memasuki kampus kebanggaan keluarganya.

'M' itu yang terpajang di gerbang dan tengah lapangan asri kampusnya yang artinya 'MELVIANO'.

Siapa yang tidak kenal keluarga Melviano? Keluarga yang memiliki perusahaan dibidang perhotelan juga perusahan dibidang entertainment yang memiliki cabang yang menyebar diasia dan taklupa keluarga yang memiliki perusahaan yang bergerak dibidang properti yang menyebar dibenua eropa.

Wow bukan? Tetapi yang diinginkan Kenan bukan perusahaan apalah itu tetapi Arsitek, itu yang menjadi tujuannya ia kuliah.

Kenan mengembuskan nafasnya gusar ketika tubuhnya menghantam sesuatu lebih tepatnya menabrak seseorang.

"Maaf..." ahh suara itu. Suara yang dicarinya pagi ini akhirnya terdengar juga. Entah mengapa hanya mendengarnya mampu membuat Kenan melengkungkan sudut bibirnya walau tipis.

---o0o---

Hayooooo.......
Kita bercumpa lagi :)

Betewe yang dimulmed itu Kenan lhoo.

27-11-2018
---o0o---

Beautiful (Defects)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang