I. PERFECT

59 15 2
                                    

"Kesempurnaan yang kuinginkan adalah kesempurnaan hatimu."
---o0o---

Kenan mengerang rendah mendengar permintaan mama-nya yang kelewatan romantis itu. Biasanya dalam kasus memberikan bunga seharusnya sang papa yang membelikan untuk sang mama. Kenapa sekarang kasusnya kebalik?

"Mama hanya ingin meminta maaf sama papa mu Ken. Ayolah bantu mama, papamu akan terus marah kalo belum mama jinakan."

Kenan terkekeh seraya melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Setelah menghela nafas Kenan berkata, "okelah kalo mama maksa. Mau dibelikan bunga apa?"

Mama-nya disebrang telfon Bersorak senang. "Bawakan bunga rose yang paling cantik oke?"

"Rose?" gumam Kenan sehingga mana-nya disebrang telfon tidak mendengar.

"Bunga mawar?" tanya Kenan, "iya."

"Yasudah nanti Ken bawakan."

Setelah memutuskan sambungannya. Kenan memfokuskan matanya kearah jalanan dengan wajah datar, tidak ada ekspresi apapun selain datar diwajahnya berbeda dengan apa yang ditunjukan kepada orang tuannya.

Ketika melihat toko bunga dipinggir jalan, Kenan memarkirkan mobilnya dipinggir jalan dan memasuki toko itu. Aroma yang Kenan rasakan saat memasuki toko bunga itu adalah berbagai aroma bunga membuat Kenan seketika takjub dengan keindahan toko ini.

Toko yang terbuat dari kaca dan kayu membuat kesan toko ini menjadi menarik terlebih melihat bunga-bunga disini tampak segar. Pasti yang merawat cukup ahli, pikirnya.

Saat matanya menatap setiap ujung toko ini, kini matanya menatap punggung seorang wanita yang sepertinya tidak menyadari keberadaan Kenan sehingga Kenan berdehem cukup keras menarik perhatian wanita itu.

Wanita berpakaian berwarna merah dilapisi rok selutut dengan warna senada dengan bajunya itu berbalik dan menatapnya dengan mata sayu. Kenan menatap balik mata itu hingga keduanya cukup lama saling tatap hingga wanita itu tersadar dan tersenyum tipis.

"Ada yang bisa saya bantu?" ujar wanita itu terdengar lemah.

Kenan berdehem merasa tenggorokannya seketika kering kemudian ia nenjawab, " tolong buatkan sebuket bunga rose yang paling cantik."

"Baik. Tunggu sebentar ya," wanita itu tersenyum tipis lalu berbalik merangkai bunga.

Kenan memperhatikan semua gerak-gerik wanita itu. Mulai dari memilih bunga dan merangkainya begitu apik. Setelah selesai wanita itu kembali kearahnya dan memberikan bunga mawar merah itu.

"Untuk kekasih?" tebak wanita itu dengan senyuman yang Kenan akui nemukau.

"Bukan. Hanya titipan mama saya," jelasnya. Entahlah seharusnya ia tidak begitu repot-repot menjelaskan untuk siapa bunga itu, tetapi yasudahlah toh sudah terlanjur dikatakan juga.

Kenan memberikan uang kepada wanita itu dan wanita itu menerimaya masih dengan senyuman memukaunya. "Terimakasih. Dan ini kartu nama saya jika anda ingin memesan bunga lagi."

Hanya dengan melihat senyuman itu membuat Kenan tanpa sadar ikut melengkungkan senyumnya walaupun tipis. Hal yang tidak pernah ia lakukan kepada orang lain selain orang tuanya sejak empat tahun lalu.

Kenan memperhatikan kartu nama itu dengan seksama lalu matanya kembali menatap wanita itu.

Rosetta Mahardika

"Sampai jumpa lagi Rose," gumam Kenan dan wanita yang Kenan panggil Rose itu mengangguk dengan senyum dibibirnya.

---o0o---
Hallooo aku kembali bawa cerita baru nih semoga suka ya sama kisah mereka.
Pendek? Iya aku sengaja kan baru awal hehee...
Babay sampai berjumpa di part berikutnya.

09-11-2018
---o0o---

Beautiful (Defects)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang