Empat

8 3 0
                                    

"Hallo Sid" aku mengangkat telphon dari Sidney "Iya, kakak nanti pulang malam" tambahku "Iya soalnya kakak harus beresin ini dulu kan besok kakak harus berangkat ke Bali pagi-pagi" tambahku lagi "Iya tenang aja, kakak pasti istirahat kok. Kamu nanti pulang sendiri aja ya atau minta di anterin Regi aja kalau udah kemalaman" ucapku sambil menandatangani beberapa berkas "Ya udah kakak tutup dulu ya. Kamu hati-hati, jangan ngerepotin kak Regi. Bye, see you" ku akhiri percakapanku dengan Sidney. Ya, aku memang sedang sangat sibuk. Bagaimana tidak, besok pagi-pagi sekali aku sudah harus ke Bali untuk meeting dan monitoring langsung pembangunan Hotel disana untuk beberapa hati, alhasil aku harus menyiapkan semua berkas dan keperluan untuk disana beberapa hari.
"Permisi bu, apa ibu memanggil saya?" tanya Tania saat masuk keruanganku.
"Iya Tan, tolong kamu siapkan dan list semua kegiatan saya selama di Bali dan tolong kamu ke rumah saya ya bantu saya berkemas keperluan saya selama di Bali" titahku pada Tania, asistenku.
"Baik bu, segera akan saya laksanakan" jawab Tania, singkat.
"Ya sudah kalau begitu, kamu nanti malam tidur dirumah saya saja ya. Biar saya gak kesiangan besok" tambahku.
"Baik bu Cindy" jawabnya "Ada yang perlu saya bantu lagi Bu?" tambah Tania.
"Sudah Tania, terimakasih ya" jawabku singkat.
"Baik bu, permisi" kata Tania sembari keluar dari ruanganku.
Ah, aku lelah. Sesekali kuregangkan otot-ototku yang mulai kaku ini. Proyek besar pertamaku, ya ini proyek besar pertamaku sejak membantu papa jadi semua harus beres dengan baik. Aku gak boleh mengecewakan papa, tekadku.
Ya, meskipun karnanya aku jadi super sibuk dan jarang bertemu Regi apa lagi berkencan seperti dulu. Ngomong-ngomong aku jadi rindu, sangat rindu. Ah sudahlah, toh sebentar lagi setelah aku pulang dari Bali aku bisa bertemu Regi lagi. Bisa jalan-jalan, nonton, atau sekedar ngopi seperti biasanya. Aku harus menyelesaikan ini secepatnya, agar bisa bertemu Regi secepatnya.

""""

Tak terasa sudah pukul 20.35, Tania masuk ke Ruanganku.
"Sudah yuk bu, makan. Udah malam nih. Udah beres semua kan?" Ya Tania kalau sudah di luar jam kantor dan hanya berdua denganku dia tidak berbicara formal lagi karna kami berteman.
"Udah kok Tan, sebentar gue beres-beres dulu biar gak berantakan" jawabku sambil menumpuk beberapa file dan menatanya di mejaku sebelah kiri.
"Kamu gak capek ya Cin dikantor mulu, gapernah kencan?" tanya Tania penasaran.
"Lo, berharap jawaban apa?" jawabku sambil tertawa.
"Ya abis gue lihat lo kayak gak ada capeknya gitu kerja. Jarang juga kan ketemu Regi" jawabnya sambil berjalan beriringan denganku menuju lift.
"Ya capek lah Tan, kangen juga gue sama Regi. Tapi ya gimana lagi? Tau sendiri kerjaan gue kayak gimana" jawabku enteng.
"Lo gak takut gitu Regi kesemsem sama cewe lain? Secara dia gak pernah lo apelin" kata Tania sambil tertawa.
"Eh, kampret lu kalo ngomong jangan sembarangan deh. Amit-amit tau. Lagian nih ya, harusnya Regi yang ngapelin gue bukan sebaliknya" jawabku sok kesal ke Tania.
"Ya lo mau di apelin tapi gak ada di rumah terus dia mau ngapelin siapa? Pak satpam lo yang kumisnya tebel itu?" Tania selalu bisa melontarkan kata-kata lucu tapi garing ya meskipun kadang menggelitik hati. Itu lah Tania, sekertaris yang merangkap sebagai sahabatku.
Setelah keluar dari kantor aku dan Tania bergegas masuk kedalam Mobil, kali ini Tania yang menyetir. Lalu segera dia keluar dari area kantor menuju rumah makan favorit kamu untuk memanjakan cacing-cacing dalam perut kami yang sudah protes minta makan dari tadi. Setelah sampai rumah makan dan memilih tempat duduk yang kamu rasa nyaman akhirnya pelayan rumah makan menghampiri kami.
"Selamat malam. Ada yang bisa saya bantu? Mau pesan apa?" sapanya ramah.
"Eemm ikan bakar madu satu, Iga bakar madu satu, Jus jeruk satu sama Jus Jambu tanpa gula satu" jawab Tania, ya dia sudah hafal apa menu yang kumakan setiap kesini. Ini adalah tempat makan favorit kami yang tidak banyak orang tau, masakan indonesia yang khas dan enak pastinya hehee...

""""""

Setelah memanjakan perut kami pun langsung bergegas ke rumahku, sesuai janji Tania malam ini tidur di rumahku dan membantuku membereskan pakaian dan keperluanku selama di Bali sembari aku membaca list apa saja yang akan ku lakukan selama di Bali, dan ya luar biasa 90% kegiatanku adalah meeting dan monitoring pembangunan. Hanya beberapa waktu saja aku dapat istirahat atau jalan-jalan memanjakan mata. Padahal rencananya, kalau aku punya banyak waktu senggang disana aku ingin mengajak Regi, kan lumayan bisa kencan di Bali hehee tp sepertinya tidak bisa jadi ya gak jadi deh.
Setelah selesai membereskan baju-bajuku Tania sedikit membuka gorden jendelaku lalu balik menatapku penuh tanda tanya.
"Kenapa sih? Gitu banget liat gue" tanyaku santai
"Lo gpp? Lo baik-baik aja kan sama Regi?" tanyanya penasaran
"Ya Tuhan, udah di bilang daru tadi juga. Gue baik-baik aja sama Regi" jawabku santai, karna memang aku baik-baik saja kan sama Regi "Kenapa sih?" aku balik nanya padanya
"Hhhmmm yaudah kalo baik-baik aja, udah tidur yuk besok kita harus bangun pagi" jawabnya sambil merebahkan tubuhnya di atas kasurku. Lalu aku melakukan hal yang sama dengan Tania setelah membalas pesan singkat dari Regi, dia sudah mengantar pulang Sidney, syukurlah batinku.
Ku lirik Tania sepertinya sudah lelap, aku juga sudah tidak mendengar ada pergerakan dari kamar Sidney, sepertinya dia juga sudah tidur. Tak berapa lama pun aku mulai terlelap.

"""""""""

Aku merasa badanku di goyang-goyang, ah ternyata Tania membangunkanku. Audah pagi rupanya, setelah itu aku bangun dan bergegas mandi lalu siap-siap pergi ke bandara. Kali ini Sidney memang memesan tiket untuk keberangkatan pagi agar disana kami bisa istirahat terlebih dahulu sebelum memulai meeting siang hari.
Setelah selesai bersiap-siap aku dan Tania turun ke bawah, sopir sudah selesai menyiapkan mobil rupanya. Bibi juga sudah menyiapkan beberapa buah yang sudah dipotong yang dimasukkan dalam kotak makan, untuk ku makan selama di jalan katanya biar aku gak kelaparan, duh bibi selalu terbaik, dan Sidney ya dia masih tidur jadi aku tak berpamitan padanya dan langsung pergi ke Bandara.

Terimakasih sudah membaca ❤
Jangan lupa Vote dan Comment ya.

Love, nayrahma ❤❤


Cinderella Merah JambuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang