Bagian 16
Party.
Semua mata tertuju pada pasangan itu. Pasangan yang bergandengan tangan di koridor akademi. Naysilla dan Hervian, seolah mampu menjadi magnet tersendiri.
Tanpa terkecuali, Sean. Saat itu ia dengan Norma sedang melihat jadwal pengalihan kelas, siapa sangka. Bukannya jadwal yang ia lihat, melainkan Naysilla dan Hervian. Mereka tampak mesra, dengan Hervian yang sengaja merangkul Naysilla.
"Si berengsek itu! Beraninya dia ...." gumam Sean pelan, dengan sorot mata yang tajam.
"Ada apa?" tanya Norma yang ikut melihat pemandangan itu.
"Wow ... ini baru gosip seru. Apa itu artinya, mereka sudah meresmikan hubungan itu?" lanjut Norma antusias.Sean tak menjawab. Tapi sorot mata itu seperti sudah bersiap untuk membunuh. Dan Naysilla tentu menyadari itu. Karenanya, ia tak berniat menoleh ke arah Sean. Ia lebih memilih melewati laki-laki itu dan Norma begitu saja.
*****
Di kelas patofisiologi, Sean, Norma, dan Naysilla tampak sekelas. Baik Norma dan Naysilla terlihat akrab satu sama lain. Berbeda dengan Sean yang memilih menyendiri.
Pikirannya pun sedang tidak konsen. Bukannya mendengar penjelasan dari pengajar. Ia malah memikirkan Naysilla yang tadi jalan bersama dengan Hervian.
Saking kesalnya, pulpen yang ia pegang tiba-tiba terbelah dua. Karena suasana kelas yang sepi, suara patahan pulpen itu jadi terdengar keras. Semua orang pun menoleh. Tanpa terkecuali Naysilla.
"Ada apa, Syahnaz?" tanya sang pengajar.
"Tidak ada apa-apa, Pak. Emm ... saya ingin ke toilet dulu," Sean terdengar kikuk.
Ia lalu buru-buru beranjak pergi.
"Ada apa dengan Syahnaz? Belakangan ini ia sungguh aneh, bukan begitu?" bisik Norma di sebelah Naysilla.
"Hemm ... semua salahku," gumam Naysilla.
"Ah ... Ini pasti karena kamu yang mulai dekat dengan Hervian, kan? Kamu kan tahu, kalau dulu mereka sempat dekat. Pantes jika dia bersikap seperti itu. Tapi kamu beneran jadian sama dia, Nay?"
Naysilla menghela nafas lesu. Tapi tak lama ia menganggukan kepalanya.
"Great ... kalau begitu, ini harus di rayakan! Gimana jika nanti kita party di kamar asramaku? Akan ku ajak Syahnaz, Jenny dan Felisha."
"Aku gak mau ah ... aku tidak menyukai kebisingan."
"Ayolah, Nay ... demi pertemanan kita. Anggap saja ini syukuran hari jadian kalian."
Naysilla terdiam, seperti berpikir. Mungkin jika benar hal itu terjadi, Sean akan mundur dan pergi dari sekolah. Setidaknya dengan begitu, kedok nya tidak akan terbongkar Hervian.
"Baiklah aku mau."
*****
Dan acara party itu pun berjalan. Siapa sangka jika itu bukan pesta biasa. Norma tampak bersulang minuman dengan Jenny dan Felisha. Sean tahu itu bukan minuman biasa, karenanya ia memilih menikmati sajian yang tersedia. Begitu juga dengan Naysilla.
"Syahnaz ... Naysilla ... Ayo dong party sama kita-kita," ajak Norma.
"Sorry, tapi aku gak minum alkohol." Naysilla berusaha menolak
"Ah ... gak seru kalian." Norma terlihat mulai mabuk. Sementara kedua temannya sudah teler di tempat.
Meski begitu, Norma seolah belum merasa cukup, ia kembali menuangkan minuman ke gelas.
"Hentikan, kamu sudah mabuk!" Sean tampak tak suka.
Melihat Sean yang memberi perhatian pada Norma, tentu Naysilla sedikit cemburu.
"Ayolah Syahnaz ... minum bersamaku. Aku kesepian, lihat ... teman-temanku mabuk semua. Kamu mau ya? Temani aku minum."
"Enggak Norma. Hentikan! Aku gak mau kamu mendapat masalah nantinya!" Sean memegangi tangan Norma yang hendak mengambil botol minuman tadi.
"Kamu jahat! Kamu tahu kan ... kita di sini untuk apa? Untuk merayakan hari jadian Naysilla. Jadi kita harus senang-senang dong." Norma kembali hendak mengambil botol.
"Aku bilang hentikan. Aku gak suka kamu mabuk."
Merasa tak ingin Sean kembali memberi perhatian pada Norma, akhirnya Naysilla berusaha mencegah gadis itu mengambil botol minuman tadi.
"Lebih baik kita beristirahat. Ayo Norma ... kita tidur," kata Naysilla sembari berusaha menghalau tubuh gadis itu untuk tidak kembali berdekatan dengan Sean.
"Cium aku," kata Norma tiba-tiba.
"Apa?" Sean dan Naysilla kompak.
"Meski aku ini lesbi, tapi ... aku ini ga murahan. Aku suka sama kamu, Syahnaz!"
Sean dan Naysilla tentu sangat terkejut mendengarnya. Mereka tak menyangka, Norma memiliki kelainan seperti itu. Tentu tak akan di ketahui, jika saja ia tak meracau ketika mabuk.
"Karena itu ... cium aku!" pinta Norma lagi.
"Ini gila, jangan dengarkan dia! Aku akan membawanya untuk tidur." Naysilla terlihat mulai kesal.
"Diiiaaaam ... kalau kamu gak mau menciumku, maka berikan aku minuman itu.''
"Heh ... ada apa denganmu? Lebih baik kamu mabuk!" Naysilla hendak menyerahkan botol minuman tadi.
Tentu saja ia berikan, karena Naysilla sendiri, tentu tidak menyukai jika Sean berciuman dengan orang lain.
Tapi belum sempat diminum, Sean merebutnya.
"Apa jika dengan aku menciummu, kamu akan menghentikan minum-minuman seperti ini?"
"Tentu," ucap Norma girang.
"Baiklah kalau begitu."
Sean mulai memajukan wajahnya, dan mencium Norma tepat di bibirnya. Naysilla pun terbelalak kaget.
*****
To be continued
Huhuhu maaf lama update ya pemirsa ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Man
Mystery / ThrillerSean menyamar sebagai wanita, untuk mengetahui misteri hilangnya kesadaran Syahnaz. Ia adalah adik, sekaligus saudara kembarnya. Bisakah Sean menemukan pelakunya? Dan bagaimana lika liku kehidupannya di asrama wanita? simak aja ya ...