Chapter 1

136K 3.6K 202
                                    

Hollaaaa

Siapa nih yang nunggu banget cerita babang Romeo? Hehe.
Jangan lupa yaa kayak biasa

Votementt



•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

"Pernikahan?" Romeo menatap tak percaya kedua orang tuanya. Ceri dan Handi. Romeo membuang nafas pelan. "Bunda, aku bisa mencari pasangan hidup sendiri tanpa harus jodohkan. Ayah, kau tahukan aku ingin fokus dulu pada usahaku?"

Handi menganguk. "Aku juga sudah menjelaskan pada bundamu tapi kau tahu dia--"

"Bunda tidak percaya kau ingin mencari. Bunda senang padanya Rom, dia cantik. Kami melakukan perjodohan ini karena keinginan terakhir papanya, tuan Arvian. Arvian dan ayahmu adalah sahabat lama, oleh sebab itu wasiat terakhir papanya menikah denganmu." Potong Ceri tak sabar.

Romeo memutar kedua bolamatanya. "Bunda ini terlalu berlebihan."

"Romeo.. kau dengarkan bunda. Kau sudah 29 tahun, kau cukup dewasa. Kau sudah dilangkahi Calvin masak sih sendiri terus."

Romeo membuang nafas lagi. "Iya terserah bunda atur saja."

"Benarkah?" Wajah Ceri berbunga. "Hemm" gumam Romeo sudah memoleskan lagi selai pada rotinya.

Ceri beranjak dari duduknya lalu mendekati Romeo dan memeluk anaknya itu. "Terimakasih nak."

Romeo menganguk sebagai balasan. Romeo tidak ingin terlalu berdebat banyak, toh juga hanya sebuah pernikahan. Jika memang tak cocokkan bisa lebih dibicarakan kedepannya. Lagi pula apa yang berubah dari sebuah kata 'pernikahan' itu tidak akan mengikat jika tidak saling jatuh cinta bukan? Pemikiran Romeo saat ini sama sekali tidak terlalu berpikir kedalam ikatan sah itu, hanya saja ia menundanya.

Romeo menyesap kopi hitamnya di pagi hari. Pagi - pagi sudah dengar kabar perjodohan membuat mud untuk kerja Romeo jadi kurang berkenan. Romeo kini sedikit penasaran, siapa yang dipasangkan padanya? Apakah gadis itu mirip dengan gadis yang dulu pernah disukainya? Apakah ia mirip seperti Anneta? Atau seperti Alina?

×××

"Apa?" Gadis manis itu berdiri dari duduknya kala sang mama menceritakan maksud dari pembicaraan serius ini. Bahkan, neneknya pun terlihat terkejut melihat ia yang membentak sang mama. "Tidak ma tidak! Aku masih belum siap buat yang namanya nikah, aku masih kuliah ma kuliah."

Sang mama menarik nafas dan membuangnya pelan. "Wasiat dari papa mengatakan disaat umurmu 21 tahun dan sekarang kau sudah menginjak umur segitu Aurora. Tolonglah kau paham."

Aurora berwajah masam tak terima sama sekali. "Ma, mamakan tahu aku punya pacar nenek juga tahu. Bahkan kalian berdua terima El apa adanya kenapa sekarang aku malah dijodohin ma? Jelaslah jawabanku enggak."

Mama Aurora yaitu Renata melihat sang putri satu - satunya sendu. "Aurora kamu tahukan wasiat terakhir papa? Kau juga tahukan kenapa sampai ada perjodohan?"

Aurora menunduk ingin menangis. Ia jelas sudah tahu kenapa sampai ada wasiat seperti itu. Apa lagi jika bukan bermaksud membalas budi. Keluarga Hansprajasa memang dekat dengan keuarga Aurora. Sang papa yaitu Arvian Roland, adalah sahabat dekat Handi Hansprajasa. Suatu hari keluarga mereka terkena musibah karena papa Aurora yaitu Arvian menggalami kecelakaan tunggal dijalan tol.

S(HE) IS MY BRIDE✔️ (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang