Chater 6

58.5K 2.9K 207
                                    

( POSESIF MODE ON )

Bintang plus plus plus Comment
Dunks...

Kalau ada typo tandain dunks
Maaci
°
°
°
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

"Kau ingin kemana Ra?" Tegur Renata melihat Aurora sedikit mempoles wajahnya didepan cermin. Aurora membuang nafas pelan. "Kemana lagi ma kalau bukan ke pernikahan adiknya si pria arogan itu."

Renata tersenyum pelan. "Kau membencinya?"

"Sangat!"

"Kenapa tidak menolak perjodohan ini?"

Aurora terdiam. Ia menunduk dan meremas kedua jari jemarinya. Ia ingin sekali membatalkan pernikahan ini, tapi tak mungkinkan? Ini semua adalah wasiat dari ayahnya sendiri.
"Mama aku memang benci tapi tidak sebenci hingga kami tak jadi menikahkan?"

"Mama minta maaf jika ini semua membuatmu tidak bahagia." Kali ini, Renata yang menunduk dan duduk disisi kasur Aurora. "Mama dan papa sudah menjodohkanmu."

"Mama apaan sih? Mama aku tidak apa - apa. Tenang saja ya.." balas Aurora tak enak kini menuju kearah Renata. "Romeo baik ma, hanya saja ya dia sedikit arogan."

"Bagaimana dengan El?" Tatap Renata melihat anaknya berlutut.

Aurora kini sudah menaruh wajahnya diatas paha Renata. "Aku dan dia tidak bisa bersama ma.. sudah pasti kami akan berpisah."

"Kau.. akan berpisah dengannya?"

"Aku tidak bisa memiliki hubungan dengan pria lainkan ma disaat aku punya suami?" Aurora membuang nafas sedikit berat.

"Sudah ku katakan Rara jangan sebut nama pria lain. Akulah yang akan menjadi priamu yang pertama dan terakhir."

Aurora selalu saja terngiang akan ucapan Romeo itu. Bagaimana ia tidak begitu ingat jika ucapan itu seakan dikumandangkan dengan keyakinan yang tak akan terpatahkan. Apa lagi wajah Romeo yang seriusnya minta ampun, Aurora saja tak bisa berkata apa - apa lagi. Tapi.. Aurora begitu berdebar mendengar ucapan dari calonnya itu.

"Kau akan mencintai dan menerima Romeo?" Tanya Renata hati - hati.

Aurora menutup mata ketika sang mama mengelus pipinya pelan. "Entahlah ma, berikan kami waktu untuk saling menerima satu sama lain."

"Sayang kau sudah dewasa." Cubit Renata pada pipi Aurora. "Blush on mu kurang merah, tambahkan sedikit lagi."

Aurora memutar bola matanya. "Sudah pas mama, buat apa ditambahin lagi."

"Oke, sepertinya ada suara mobil." Renata membuka tirai jendela Aurora. "Calonmu datang tuh."

"Yaya, aku tahu. Bau wangi dia dari jauh saja aku tahu." Sahut Aurora. "Bau pemaksaan, arogan dan tak jelas itu." Sambung Aurora lagi kala Renata akan membuka mulut untuk mengoloknya kembali. Renata tersenyum dan melambai.

Romeo sudah dibukakan pintu oleh Aurora. Wajah Romeo segera takjub melihat betapa manisnya penampilan Aurora. Rambut panjangnya ia biarkan tergerai dengan sedikit gelombang disana.

S(HE) IS MY BRIDE✔️ (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang