Part (19)

61.9K 2.2K 286
                                    

( SEBUAH KEBENARAN )

Vote dan Comment jangan lupa

Area dewasa 21+++

Mohon bagian ini yg cilik - cilik lewatin aja kalau masih ngotot baca ya udah saya bisa apa?

Kalau ada Typo dan kata - kata yang aneh tolong tandain yah makasih
°
°
°
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Handi membuang nafasnya berkali - kali. Dia hanya punya dua putra dan satu putri tapi kenapa pula harus bertambah dengan adanya urusan - urusan di luar keluarga mereka. Handi sudah berhadapan dengan 2 pasang keluarga berbeda, putranya dan menantunya. Lalu keluarga Simon serta istrinya Sandra dan.. Monia.

Sandra duduk berseblahan dengan suaminya Simon lalu Aurora di sebelah Romeo dan Monia dekat dengan Ceri sedangkan Handi sudah berhadapan langsung dengan mereka semua.

"Sandra?" Panggil Handi. Semua mata menggarah kepada Handi lalu kearah Sandra. Sandra yang melipat tangan di dada kini menegakkan badannya. "Apa kau ingin anak dari Monia atau anak itu di buang saja?"

Sandra melirik Monia yang menunduk lalu mengarah kepada Simon. Suaminya itu berwajah memelas seakan memohon kepadanya agar anak dari Monia tetap hidup. "Aku bukan seorang pembunuh seperti wanita jalang ini, jelas anak itu akan tetap hidup."

"Jika ia hidup apakah kau merelakannya kepada Sandra, Monia?"

Monia meremas jari jemarinya, ia kemudian menganguk. "Aku relakan mr. Hansprajasa, aku tidak ingin papa tahu kalau aku hamil di luar nikah apa lagi dengan salah satu pengusaha yang sudah membantu papa."

"Seharusnya dari awal kau tidak menggoda suamiku."

"Sandra!" Simon membentak emosi. "Aku yang mau dengannya bukan dia yang menggodaku."

"Kalau begitu ceraikan aku!" Sandra balas membentak disertai wajah sedih. "Aku tidak akan memaksa kamu bersamaku sampai maut memisahkan. Kalau kamu memang bahagia dengan perempuan ini sudah jelas kita harus berpi_"

"Tidak!" Simon menggeleng lalu mengengam tangan Sandra. "Sampai kapanpun aku tidak akan menceraikanmu aku mencintaimu."

Sandra menghempas gengaman Simon. "Jika kamu memang mencintaiku kamu akan selalu menerimaku apa adanya." Butiran air mata sudah menetes di wajah Sandra. "Aku sudah katakan kita harus berbicara Simon.." sebagai seorang suami tentu saja Simon tidak tega melihat Sandra menangis, di tariknya lembut sang istri kedadanya dan rengkuhnya erat.

"Maafkan aku." Ucap Simon menyesal.

Monia yang melihat itupun meneteskan air matanya, bersama Simon beberapa bulan membuat Monia sendiri sudah jatuh hati. Ia tahu sampai kapanpun Simon tidak akan pernah menatap dirinya, Simon hanya mencintai Sandra dan itu adalah kebenaran mutlak. Monia yang melihat pasangan suami istripun ikut sedih, sungguh seharusnya dari awal ia menolak ajakan Simon itu namun apalah daya dia seorang putri yang sudah pasti akan membantu sang ayah.

"Aku juga minta maaf.. benar - benar minta maaf.." serak Monia. "Aku akan berikan anakku kepada kalian, aku mohon jaga anakku Simon.."

Sandra dan Simon menatap Monia kaget. "Tapi Monia kau_"

"Jangan sampai papaku tahu, aku akan bahagia dengan papaku dan ku mohon jaga anakku. Aku sebagai mamanya saja ingin membunuhnya sedangkan Sandra ingin dia hidup. Sandra bersediakah kau menjaga anakku?"

S(HE) IS MY BRIDE✔️ (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang