"Fa, kenalin ini tante Sarah sama om Raka, temen bisnis bunda" Ujar Fanni pada anak sulungnya yang baru saja pulang sekolah.
Diam dan datar. Itulah jawaban dari cowok yang sekarang berdiri tidak jauh dari Fanni.
"Maafin anak saya, dia memang suka gitu" Elak Fanni tersenyum kaku.
"Nggak pa pa, biasalah anak muda" Balas Sarah yang seolah olah mengerti dengan keadaan Fanni saat ini.
"Oh iya, ini Vero anaknya tante sarah sama om Raka dia seangkatan sama kamu" Ujar Fanni sambil menjulurkan telapak tangannya menunjuk Vero.
"Kenalan gih."
Vero segera berdiri dari sofa dan berdiri tepat didepan Alfa."Panggil aja Vero."
Satu detik, dua detik, tiga detik
Tangan gadis itu masih menggantung diudara."Alfa." Akhirnya kata itu terucap dari seorang cowok dengan wajah datarnya.
Vero menurunkan tangannya yang sedari tadi menggantung diudara tanpa balasan.
Vero segera kembali duduk."Fa, jadi bunda, tante sarah, sama om raka bakalan tinggal di singapur kurang lebih satu tahun karena ada bisnis disana, Vero bakalan tinggal disini sama kamu, sama bi Ija, sampe tahun depan" Jelas Fanni akan kedatangan Sarah, Raka, dan Vero kerumahnya.
Tanpa kata, Alfa langsung melesat pergi kelantai dua menuju kamarnya.
'Nggak sopan! orang tua lagi ngomong maen pergi aja.' Dewi batin Vero meledek.
Lagi lagi Fanni harus menahan emosinya yang sedari tadi mengguncang dirinya. Fanni hanya tersenyum kaku kepada teman bisnisnya itu.
"Bik Ija" panggil Fanni pada pembantu rumahnya yang akrab dipanggil 'bi Ija'.
"Iya buk?" tanya bi Ija yang baru saja keluar dari dapur.
"Bik tolong antar Vero kekamarnya di lantai dua ya bi."
"Siap buk."
"Ayo non ikut bibi keatas" Ujar Bi Ija seraya mengangkut barang barang milik Vero.''Biar saya aja bi yang bawa barang, lagian nggak berat kok." Vero segera mengambil alih semua barangnya yang dibawa oleh Bi Ija, karena gadis itu tidak mau merepotkan Bi Ija.
"Ayo non" Ajak Bi Ija.
Ceklek
Bi Ija membuka kenop pintu kamar yang akan ditempati Vero selama satu tahun kedepan."Silahkan non" Bi Ija mempersilahkan Vero masuk.
Vero kagum melihat kamarnya. Sangat bersih walaupun mungkin sudah lama tidak ditempati. Warna baby pink menghiasi dinding, dengan lantai putih bak mutiara. Kasur dengan ukuran yang bisa dibilang cukup besar, dengan spring bed polos berwarna pink tua. Meja belajar, dan lemari kaca yang bernuansa putih. Tanaman palsu yang berada di pojok kanan membuat kamar terasa lebih indah dengan warna hijaunya yang berpadu.
"Ini kamar mandinya non" Jelas Bi Ija sambil menunjukkan letak kamar mandi.
Vero segera mengangguk mengerti."Bik Ija tinggal dulu ya non, kalo ada perlu teriak aja hehe."
Vero terkekeh pelan dengan ucapan Bi Ija. Yang sebenarnya gadis itu juga tidak tau, itu hanya candaan atau benar.
'bener juga ya, kalo nggak teriak bik Ija nggak kedengaran, tapi kalo teriak nanti semua keganggu, mmm..ah sudahlah.' Dewi batinnya berpikir keras."Makasih ya bik."
"Sama sama."
Setelah bi Ija keluar kamar, barulah Vero dapat mengeluarkan sikapnya yang super aktif setelah sedari tadi bersikap anggun.
KAMU SEDANG MEMBACA
VELOFA
Teen FictionAku menjadi bagian dari persahabatan kalian. Story indah yang kita tanam bersama, menumbuhkan sebuah perasaan diantara satu sama lain. Inilah konsekuensi yang sangat aku takutkan. Semua akan terluka. -Adinda Verony-