14.Faza

545 35 25
                                    

     Vero melihat sekelilingnya memastikan tidak ada siapa siapa selain dirinya. Vero berjalan perlahan dan mengangkat bantal itu menampakkan selembar foto dan handphone milik Geo.

Vero mengambil selembar foto itu menampakkan foto tiga anak laki laki dan satu anak perempuan di tengahnya yang sepertinya berumur sekitar 14 tahun, saling merangkul satu sama lain yang terlihat sangat bahagia.

Vero seperti tidak asing dengan wajah tiga anak laki laki yang ada di foto.
Vero membalik foto itu dan melihat beberapa kata tertulis.

"Galen, Alfa, Faza, Geo," Gumam Vero membaca tulisan itu.

"Vero?" Ujar seseorang tiba tiba dari arah pintu.
Vero terkejut mendengar suara itu, dengan cepet ia menaruh kembali foto itu dan menutupnya kembali dengan bantal.

Vero membalikkan badannya dan melihat Salwa tengah berjalan ke arahnya.

"Sa.. Salwa" Ucap Vero gugup.

"Lo lagi ngapain di sini?" Tanya Salwa mulai curiga dengan Vero.

"Oh..eng itu tadi..." Ucapan Vero menggantung, dan mulai berpikir keras mencari alasan.

"Naruh parcel, iya naruh parcel." Sambung Vero dengan cepat saat tatapannya tiba tiba tertuju ke parcel yang tadi ditaruhnya di atas nakas.

"Lo nggak nyembunyiin sesuatu kan?"  Tanya Salwa memastikan.

"Enggak kok," jawab Vero berbohong.

"Geo mana?" Tanya Salwa sedari tadi tidak melihat keberadaan Geo yang seharusnya berbaring di atas kasur.

"Di taman belakang."

"Sal gue duluan ya, Alfa udah nungguin dari tadi" Ujar Vero dengan cepat, toh, jantungny masih berdegup kencang sedari hampir terciduk tadi.

Vero berjalan keluar dengan cepat, melihat Galen, Adel, dan Rhea tampak terkejut melihatnya.

"Guys gue duluan ya Alfa udah nungguin." Setelah mengucapkan kalimat itu Vero langsung pergi ke parkiran.

"Kenapa dia?" Tanya Adel ke Salwa yang baru keluar dari ruangan.
Salwa hanya mengangkat kedua bahunya seolah berkata
"gue juga gak tau."

Vero membuang napasnya yang sedari tadi terasa tercekal.

"Maafin gue Sal," gumam Vero merasa bersalah telah berbohong pasal foto itu.

Vero melihat Alfa sedang bersandar di motornya sambil mengutak atik handphonnya. Gadis itu segera berjalan ke arah Alfa.

Alfa yang melihat Vero berjalan ke arahnya langsung memasukkan handphonnya ke saku, dan langsung memasang helmnya.
Alfa menstarter motor, dan dengan cepat, Vero naik ke atas motor.

Seperti biasa, tidak ada percakapan diantara mereka. Vero sibuk bertanya tanya siapa itu Faza, yang sedari tadi entah mengapa ia sangat kepo, sedangkan Alfa fokus menyetir.

"Assalamualaikum," salam Vero masuk ke dalam rumah.

"Walaikumsalam non" Ujar bi Ija menghampiri Vero.

Tak lama Alfa masuk ke dalam rumah dan mengucapkan salam. Alfa langsung melesat menuju kamarnya.

"Non Vero sama den Alfa pulang bareng nih ye?" Tanya bi Ija senyum senyum sendiri yang sangat sulit diartikan oleh Vero.
Vero terkekeh pelan menanggapinya.

"Vero ke atas dulu ya bik, gerah hehe."

"Non mau bibik antarkan teh?"

"Boleh bik."

Vero melesat menuju kamarnya. Gadis itu segera mandi karena sedari tadi badannya terasa sangat berkeringat dan gerah.
Sehabis mandi, Vero dengan cepat menggunakan baju santainya dan langsung melompat ke atas kasur.

VELOFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang