🌻5🌻

105 15 0
                                    

“Yul-ah, gwaenchanha?” Ucap Yesung, tangan kirinya terulur menahan tubuh Yuri yang hampir merosot jatuh membentur tanah.

Oppa,” Suara Yuri terdengar nyaris berbisik. Yesung menyadari suhu tubuh Yuri panas.

“Yuri-ah, kau sakit. Kajja kita ke rumah sakit,” Ucapnya. Yuri hanya menggeleng lemah.

“Kau sakit, Yuri-ah,”

“Aku tidak mau ke rumah sakit. Aku takut jarum suntik, oppa,” Ucapnya lirih.

Uisa tidak akan menyuntikmu. Kau turuti saja aku, kali ini saja Yuri-ah. Atau kau ingin sakitmu semakin parah dan akhirnya jarum infuse menancap di tanganmu?” Ucap Yesung.

“Baiklah, kali ini aku menurut padamu,” Ucap Yuri pasrah.

“Kau masih kuat berjalan?” Tanya Yesung. Yuri mengangguk. Yesung memapah Yuri ke mobilnya, dan kemudian membawa Yuri ke rumah sakit.

***

Seoul University hospital.

“Nona, kau harus di rawat inap di sini setidaknya tiga hari sampai kondisimu benar-benar pulih. Dan kau harus diinfuse untuk menurunkan demammu,” Ucap dokter setelah memeriksa keadaan Yuri.

“Apa? Diinfuse? Aku tidak mau, oppa aku takut,” Ucapnya hampir menangis.

“Tenanglah, tidak akan sakit. Lagipula ada aku di sini,” Ucap Yesung. Perawat datang membawa tabung dan jarum infuse. Wajah Yuri semakin ketakutan. Air matanya mulai turun. Yesung tidak tega melihatnya seperti itu.

Oppa,” Lirihnya.

“Tenanglah, Yuri-ah. Aku di sini,” Ucap Yesung, ia menggenggem tangan Yuri.
Perawat itu mulai menusuk tangannya dengan jarum infuse. Yuri memejamkan matanya, sementara tangannya yang bebas dari genggaman perawat itu mencengkeram tangan Yesung kuat-
kuat ia berusaha menahan teriakannya. Baginya itu sangat menyakitkan. Tangan Yesung yang bebas dari genggaman Yuri terulur mengusap kening yeoja itu. Ia benar-benar tidak tega melihat gadis di
hadapannya terlihat menahan sakit.

“Sudah selesai,” Ucap perawat itu.
“Yuri-ah, sudah selesai,” Ucap Yesung.

“Sakit sekali oppa,” Ucapnya. Yesung tersenyum, lalu menggenggam tangan Yuri yang terpasang jarum infuse dan mengusapnya perlahan.

“Masih sakit?” Tanyanya.  Yuri mengangguk. Ponselnya tiba-tiba berdering. Seohyun menghubunginya.

“Biar aku saja yang menjawab,” Ucap Yesung.

Yoboseo,”

“….”

“Aku Kim Yesung, rekan kerja Yuri. Yuri di rawat di rumah sakit Seoul, dia demam,
m

ungkin karena kehujanan kemarin dan dia juga kelelahan,”

“….”

Ne, baiklah,” Yesung meletakkan ponsel Yuri di nakas. Dan kembali duduk di samping ranjang Yuri.

                                  ***

Yesung membuka tirai ruang rawat Yuri, membuat pendar cahaya matahari meyusup melalui kaca. Yuri mengerjapkan matanya menyesuaikan dengan cahaya yang cukup menyilaukan.

“Selamat pagi, Yul-ah,” Ucap Yesung.

“Pagi, oppa,” Jawabnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

True Love Never Runs. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang