🌻4🌻

120 20 4
                                    

Winter café, Gangman-gu, Seoul.

Pagi ini Yesung tiba di café lebih pagi dari biasanya. Raut wajahnya begitu cerah. Ia mulai menurunkan kursi dari atas meja. Membersihakan café, dan menata beberapa keperluan café.

“Ah, sepertinya beberapa bahan makanan sudah habis, aku harus segera membelinya,” Lirihnya. Tak lama kemudian, Yuri datang.

“Pagi, oppa. Kau datang lebih awal hari ini?” Sapa Yuri.

“Pagi Yul. Ne, sepertinya begitu, ah iya, bisakah kau memenaniku membeli beberapa bahan makanan nanti?” Tanya Yesung.

Ne, tentu saja, oppa,” Jawab Yuri. Yesung tersenyum pada Yuri.

Anyeonghaseyo,” Suara Kyuhyun menghentikan obrolan mereka. Yuri  dan Yesung memalingkan wajahnya ke arah Kyuhyun.

“Annyeong, Kyu,” Ucap Yesung.

“Annyeong, oppa,” Ucap Yiri.

Oppa kemarin kemana? Aku menunggumu di taman,”
Ucap Yuri.

“Astaga, Yul. Mianhae, aku melupakan janji kita,” Ucap Kyuhyun menyesal.

Gwaenchanha, oppa,” Ucap Yuri tersenyum pada Kyuhyun.

Jeongmal mianhae Yul-ah, kemarin aku ada urusan mendadak, dan aku tidak bisa meninggalkannya. Aku lupa memberi tahumu,” Ucapnya menyesal.

Gwaenchanha, oppa,” Jawab  Yuri tersenyum. Yesung hanya menyimak percakapan kedua rekannya itu.

Yuri-ah, kenapa kau hanya melihatnya. Dia sudah membiarkanmu menunggunya berjam- jam ditengah hujan, tapi kau sama sekali tidak marah padanya. Bahkan kau masih bisa tersenyum di hadapannya,’ Batin Yesung.

“Ah, Kyu. Hari ini aku dan Yuri  mau belanja beberapa bahan makanan,” Ucap Yesung.

“Baiklah, aku akan melanjutkan pekerjaan kalian. Sebentar lagi Dae Won datang, dia akan
membantuku,” Ucap Kyuhyun sambil tersenyum.

“Baiklah, kalau begitu kami pergi sekarang, kajja, Yul-ah,” Ucap Yesung. Yuri dan
Yesung tersenyum pada Kyuhyun, dan ia hanya mengangguk sambil tersenyum.

💙💙💙

Yuri dan Yesung sedang berada di sebuah super market untuk membeli beberapa bahan makanan. Beberapa jam mereka habiskan untuk memilih bahan makanan. Sesekali mereka bercanda. Yesung sering kali mengerjai Yuri  dengan bersembunyi di balik rak lalu mengagetkan Yuri dengan muncul secara tiba-tiba di hadapan Yuri. Hal itu membuat Yuri tertawa. Yesung. Namja tampan itu telah membuat Yuri meresa nyaman di sisinya, namun itu tidak berarti Yuri menyukainya. Ia hanya menganggap namja itu sebagai seorang oppa yang selalu menyerahkan bahunya untuk bersandar dan menghapus air matanya saat ia menagis, menyeka keringatnya saat ia
lelah, dan mengulurkan tangannya saat ia terjatuh.

💙💙💙💙

Hari sudah semakin larut, Kyuhyun memutuskan untuk meninggalkan café lebih dulu karena ia sudah membuat janji dengan seseorang. Ya, Kyuhyun berjanji akan menjemput Seohyun di tempat kerja paruh waktunya.

“Aku pergi dulu, karena aku sudah ada janji dengan seseorang,” Ucapnya pada Yesung dan
Yuri.

“Ne, hati-hati,” Ucap Yesung, sementara Yuri hanya tersenyum.

Bertemu seseorang? Apakah seorang yeoja?’ Lirih Yuri. Yesung melirik Yuri sebentar,lalu kembali melanjutkan aktivitasnya membersihkan café.

“Yul-ah, kau baik-baik saja?” Tanyanya. Yesung tahu hati Yuri terluka karena akhir- akhir ini Kyuhyub sama sekali tidak ada waktu untuknya. Kyuhyun selalu mengabaikan Yuri. Bahkan melupakan janjinya pada Yuri.

Nan, gwaenchanha, oppa,” Jawab Yuri tersenyum, mencoba menyembunyikan perasaannya dari Yesung. Namun hal itu tidak bisa menutupi kegelisahan hatinya di hadapan Yesung. Namja itu masih bisa melihat dengan jelas betapa hati Yuri sangat terluka atas
perlakuan Kyuhyun terhadapnya.

“Yul-ah, kau mau menemaniku tidak?” Tanya Yesung.

“Kemana, oppa?” Tanya Yuri .

“Aku ingin jalan-jalan sebentar, mencari udara segar,”

“Baiklah, sepertinya aku juga butuh udara segar,”

“Baiklah, kalau begitu segera kita selesaikan pekerjaan kita,” Ucap Yesung sambil tersenyum. Mereka pun akhirnya kembali bekerja membereskan café. Setelah selesai merekan segera menutup
café dan pergi ke Sungai Han. Jam masih menunjukkan pukul 22.00 waktu Korea. Sepasang yeoja dan namja itu duduk di tepi Sungai Han sambil memandangi langit malam
yang penuh bintang. Tak terasa hari sudah semakin larut. Mereka memutuskan untuk pulang. Yuri
dan Yesung berjalan beriringan menuju tempat mobil Yesung di parkirkan. Tanpa disengaja tangan mereka saling bersenggolan. Yesung menunduk meatap tangan Yuri. Betapa ia ingin menggenggam tangan itu, namun ia urungkan niatnya. Ia kembali mengangkat kepalanya. Namun Yesung terkejut karena tiba-tiba tangan Yuri berpegangan erat pada legan kekarnya. Yesung
tersentak dan memalingkan pandangannya ke arah Yuri.

“Yul-ah, gwaenchanha?”


🌞🌞🌞🌞🌞🌞🌞🌞🌞🌞🌞🌞🌞🌞🌞🌞🌞

Ada apa dengan Yuri? Apakah dia baik-baik saja?

Haii. . Udah lama ya ngga up. Aku rindu kalian. Maaf chapter ini pendek banget. Hehe. Semoga kalian suka yaa. Enjoy the story guys. Tinggalin jejak vote yaa. .

Gomawo. .  ^_^

True Love Never Runs. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang