Siapapun! Tolong!

8 3 0
                                    

Warna Warni Rasa
#####
Tidak ada satupun yang mungkin bisa menerimamu seperti aku.
-Andre-
#####
Bagian Enam
"

"Kita duluan yah!" Ucap Namira sambil melambaikan tangan.

"Sampai ketemu besok bocah" Pekik Farel melambungkan tendangannya kearah Namira seolah menyuruhnya cepat pergi.

"Inget traktiran loh Rel!"

Yap sudah jelas rekor Farrel dikalahkan oleh Namira.

---

Setelah bersenang-senang, mereka berpisah untuk kembali kerumah masing-masing. Kebetulan Namira dan Abel searah jadi mereka melangkahkan kaki mencari keberadaan halte terdekat.

"Seru juga yah main sama mereka" Namira bersorak kecil.

"Hmm iya..." Sedari tadi Abel bertingkah aneh karena perbuatan yang dilakukan Andre sebelumnya.

"Kok responnya gitu doang sih Bel, nggak seru ah" Abel segera mengalihkan pandangannya.

"Ih apaan sih, yah maap"

"Gak! Gue ngambek, cepet rayu gue supaya gak ngambek lagi!" Namira segera memasang muka ngambek cute ala girl korea.

"Uhh yaudah, Namiya jangan ngambyek doyng" Yap seketika pipi Namira memerah, bukan karena malu tetapi karena dicubit oleh tangan jahil Abel.

"Bel sakit tau!"

"Lah kan gitu kalau orang lagi ngambek dicubit, apalagi kalau udah cute kayak tadi"

"Paan sih, mau gue cubit balik hah!"

"Eh ampun Ra hahaha"

Tiba-tiba 3 orang cowo menghalangi jalan mereka.

"Mau dicubit juga dong~" Ucap seseorang dari mereka.

"Misi om mau lewat" Karena merasa terganggu, Namira menggenggam tangan Abel dan menariknya untuk menjauh namun usaha itu tidak berhasil karena satu tangan Namira ditangkap oleh mereka.

"Ngomong apa lo tadi? Om?!" Dengan sekuat tenaga Namira berusaha melepaskan diri.

"Cewek bajingan ini! Gue ini belum lulus SMA, baru juga mau lulus! Lu udah katain gue Om!"

"Jijik! Anak SMA tampang om om, atau mungkin lo ketinggalan kelas 5 tahun hah!" Mati lu Namira. Mulut loh makan cabe berapa tadi....  Tuh mulut pedes banget jijay.

"Kurang ajar loh ya! Sini ikut gue, karena kurang ajar gue kasi pelajaran" Merahlah tangan Namira karena ditarik dengan paksa.

"Eh lepasin gue gak! Gue gak mau ikut sama om-om! Gue masih anak SMA!" Abel tetap mengikuti Namira, ia tidak dapat kabur karena dua cowo itu menyuruhnya ikut.

"Please siapapun itu! Tolong!"

Abel berteriak didalam hati, ia berharap ada orang yang mendengarnya. Keadannya sekarang tidak baik, ia gemetar ketakutan tubuhnya dingin seketika.

---

"Sialan! Dompet gue hilang lagi! Lo kalau mau pulang duluan aja!" Andre segera berlari sambil memastikan kantongnya benar-benar kosong.

"Tuh anak kekurangannya cuma satu! Selalu kehilangan barang!" Decik Farel.

Depan game center.

"Untung masih ada orang baik, selamatlah dompet tercinta ku ini"

Andre memperhatikan jalan kearah rumah Abel.

"Abel udah sampai rumah belum yah" Andre bergumam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Warna Warni RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang