Warna Warni Rasa
#####
Perkenalan adalah awal dari sebuah cerita
-Abel-
#####
Bagian Satu"Bel!" Teriak seorang wanita mungil yang tak jauh dari Abel.
"Kirana!" Abel membalas lambaian dari Kirana setelah beberapa detik memanggil Abel.
"Ternyata lo gak main main yah, gila lo beneran pindah ke Bandung kirain mau tetep di Makassar" ucap Kirana sambil menggandeng temannya itu.
"Yakali gue main main, yah serius keleus kangen gue sama Bandung"
"Eh btw di sana banyak cogan gak?"
"Dimana? Makassar?" Tanya Abel sambil meraih sebuah novel dari dalam tasnya
"Yap"
"Yah banyak sih, lumayan, Tapi gak ada yang mau sama gue :(" ucap Abel sambil menutup wajahnya dengan novel yang ia keluarkan tadi
"Loh kenapa? Kamu kan cewe manis, kok gak ada yang mau sih pada buta kalii" Kirana berdecik kesal, bagaimana tidak dia mengharapkan sahabat masa kecilnya itu sudah memiliki pacar.
"Sudahlah gak usah dibahas lagi, ngomong ngomong loh udah punya doi belom?" Tanya Abel sambil menyenggol Kirana.
"Pacar sih belom punya, tapi gue punya cowo idaman. Maunya sih gue gebet tapi mungkin cocok buat loh" Kirana membalas senggolan Abel tadi mantul bosque
"Loh kok gue lagi, udah buat loh aja kalau buat gue entar mubazir Kir"
"Yaelah Bel, gue udah puluhan kali pacaran, sekarang giliran loh. Mau gue kenalin gak?"
"Yaudah deh mau :)" Abel bersorak didalam hati, entah setan apa yang merasuki Kirana. Karena setiap ada cowo ganteng pasti langsung di gebet sama dia.
Jam pertama akan dimulai dalam lima menit
"Yahh udah mau masuk, padahal gue mau ngajak lo kekelasnya tuh cowok" Kirana melemaskan tubuhnya ke tembok.
"Nanti aja, jam istirahat kita ketemu di kantin
yah""Siip qq, nanti pc aja" ucap Kirana saat Abel mulai meninggalkannya menuju ruang guru.
---
"Permisi bu?" Abel membuka pembicaraan saat melihat seorang guru menulis sebuah data di meja kerjanya.
"Eh iya, ada yang bisa saya bantu?" Dewi meletakkan pulpennya, dan mulai memperhatikan Abel.
"Kamu murid baru yah? Yang dari Makassar itu? Farabel Angelica kalau gak salah" Dewi mulai berdiri dari tempat duduknya dan segera menghampiri Abel yang tak jauh dari mejanya.
"Iya bu" hanya itu yang bisa diungkapkan Abel.
"Kamu anak wali saya, yaudah sekalian kekelasnya sama saya aja deh" Dewi menampilkan senyumnya dan segera membereskan barang barangnya.
Wiss gurunya baik juga, ramah lagi. Batin Abel.
"Baik bu" lagi lagi Abel hanya bisa menjawab sesingkat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Warna Warni Rasa
RomantizmCinta tidak boleh memaksa dan terpaksa. Aku mencintaimu secara tulus. -Andreas Mathew- ************************************************** Tidak apa-apa, pergilah. Aku tidak sendiri, aku bersama air mata. -Farabel Angelica- *************************...