Labrak Senior

14 2 0
                                    

Warna Warni Rasa
#####
Aku pernah mengira, jika mencintaimu seindah mentari pagi. Ternyata aku salah, mencintaimu seperti menggenggam pecahan kaca.
- Abel -
#####
Bagian Tiga

"Nah itu, adaaa disiniiiii" Kirana menekan cara bicaranya.

"Mana... Mana.... " Abel tambah risih karena pernyataan Kirana.

"Andree!"

"What!?!?"

---

"Assalamualaikum!" Teriak Abel sesaat setelah memasuki rumahnya diikuti oleh Kirana.

"Waalaikumsalam" Jawab mama Abel sambil berjalan kepintu depan untuk melihat Abel.

"Eh siapa ini Abel? (dengan nada bicara Makassar) " Tanya mama Abel saat melihat Kirana ikut membuka sepatunya.

"Masa nda kita kenal mi. Kirana ini, teman kecilku dulu waktu masi di siniki" Abel merangkul Kirana yang little itu. (Kok gak kenal. Ini Kirana, teman kecilku dulu sewaktu kita masih di sini)

"Iya tante, masa lupa sama temen Abel" Kirana menyambung pernyataan Abel.

"Oiye seingat mi. Astaga yang itu selalu ajak Abel main salon-salon nah mengamuk Abel karna mau ii dia main bola sama temannya toh." percakapan mulai seru. (Ohiya saya sudah ingat. Astaga itukan yang selalu ajak Abel main salon-salonan terus Abelnya ngamuk maunya si Abel main bola sama teman lainnya)

"Nah itu tante, ingatkan sama Kirana?"

"Iya dong, nah kita ji satu-satunya temannya Abel dulu yang cewe" (Iya dong, kan cuma kamu teman cewe Abel satu-satunya dulu)

"Iya tante hehehe"

"Ih kok pada ributin masa lalu sih, udah yuk Kir kita kekamar" Abel menarik tangan Kirana dan membawanya kekamar kesayangan.

"Yaelah, begitu ji nah peccu mi. Sudah mi deh mauka saya memasak dulu" (Yaelah, baru segitu aja udah ngambek. Sudah deh saya mau masak dulu).

Ibu Abelpun melangkah ke dapur dan membuat ruang tamu yang tadinya ramai seketika menjadi sepi.

---

"Pantasan aja, pas pertama kali gue liat Andre gue tuh berasa kayak ketemu bias gituh. Ganteng banget!" Abel memeluk guling yang dipegangnya.

"Emang ganteng banget, ketampanannya itu udah legend Bel terus gue denger-denger dia juga belum pernah pacaran"

"Ee buset Kir, pantas aja lu oper ke gue nih cogan pasti lu udah nembak dia terus ditolak yah dan lu gak mau sendirian sakit hati makanya lu suruh gue ngedekatin dia juga biar kita sama" Tatap Abel tajam ke Kirana.

"Yah gak gitu juga sih Bel. Siapa taukan lu dapat keajaiban, bisa tiba-tiba jadian sama cowo terganteng di sekolah kita"

"Ya udah deh gue bakalan usahain"

Abel terpaksa menyerah, entah jurus apa yang digunakan Kirana hingga ia selalu saja nurut.

"Okey, lu gak sendiri kok gue bakalan bantuin lu" Kata Kirana sambil merangkul Abel.

"Iya-iya"

"Dan satu lagi Bel. Kayaknya keajaiban lo udah muncul deh"

"Keajaiban gimana Kir?" Abel menatap Kirana penuh tanda tanya.

"Andre itu tipe cowo yang gak suka makan dikantin apalagi bareng cewe" Kirana memunculkan senyum jahilnya.

Pipi Abel memanas entah apa yang ada didalam pipinya.

Warna Warni RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang