#SoYoung(bagian dua)

599 37 0
                                    

"Soo Ra" (menoleh)

"tidak perlu panggil aku Soo Ra, pakai panggilan yang lain saja. Panggil kau atau anda juga bisa."

"apa hubunganmu dengan Joon? Apa kamu tahu warna yang disukai... Oleh Joon?"

"warna Jingga"

"wahh...tahu, ya?. Kalau alerginya pada makanan? Ukuran sepatunya?"

"... Aku tidak suka basa-basi, jadi bicara kalau ada keperluan saja."

  So Young terdiam.

"Joon dulu benar-benar kesepian. Saat berada di sekitar banyak orang, ia akan merasakannya seperti sebuah serangan mendadak. Bagi kamu yang selama ini berada di sisi Joon, seberapa tertariknya kamu dengan hal seperti itu? Seberapa dekatnya kamu dengan dia? Pasti kamu khawatir....ya... Aku,." Soo Ra menoleh.

"aku ingin berada di sisi Joon dan mengisi kekosongannya" lanjut So Young.

"saat aku masuk ke dalam rumah, hanya aku yang bisa mendengar dan melihatnya. Aku yang akan sampaikan apa yang Joon katakan. Aku akan jadi jembatan antara dua orang seperti sedang menerjemahan atau menginterpretasikan"

"ah... Jadi kamu bukan akan dirasuki olehnya. Kalau begitu..."

"bagimu yang tak bisa melihatnya mungkin rasanya memang seperti bicara pada ruang kosong"

"tapi Joon pasti ada didalam rumah itu"

"percayalah dan temui dia. Walau kamu tidak melihatnya, Joon dapat melihatmu" So Young menatap jendela lantai dua.

"dia dapat melihat kita dari jendela. Silahkan masuk"

"tunggu sebentar disini"

  So Young teringat akan 3 tahun lalu, saat ia pertama kali kerumah Joon. Lalu ia melihat dirinya di cermin. Ia mengusap wajahnya.

"huft..." (menghela napas berat)

"silahkan masuk" Soo Ra. Lalu So Young masuk. Melihat sekeliling rumah. Sangat berbeda dengan yang diingatannya 3 tahun lalu.

"sebelah sini" kata Soo Ra seraya menarik kursi. Lalu, So Young pun duduk dikursi itu. Di depan So Young hanya ada tembok kosong.

"Disini, ada Joon." Kata Soo Ra seraya menunjuk tembok itu.

"ah... Aku sudah membuat sedikit persiapan." ujar Soo Ra seraya menunjukkan sebuah sketsa wajah Joon.

"itu..."

"sekedar kau tahu. Aku ini tak tahu apakah gambarku bagus atau tidak, tapi biar kucoba" kemudian Soo Ra menggambar siluet tubuh Joon di tembok itu. Beberapa menit berlalu,

Drakk!!
Sontak So Yong langsung memundurkan kursinya.

"Joo..."

"disampingmu. Dia sedang melihatmu"

"Joon...?"
  Joon meraba wajah So Young. Lalu ia menatap So Young lekat.

"sudah lama tak jumpa. Jadi kurus sekali, ya? Ah, dari dulu juga kurus, ya... Itulah yang dikatakan Joon."

"ya... Jadi sedikit kurus, ya? Lama tak jumpa. Aku sungguh-sungguh minta maaf... Untuk menemuimu seperti ini"

"kamu ingin bertemu denganku?"

"ya"

"kenapa?"

"aku ingin minta maaf"

"untuk?"

  So Young terdiam. Ia teringat akan ucapan teman dan ibunya.

FLASBACK
"masih juga tinggal di daerah ini? Luar biasa sekali, ya?! Bisa hidup dengan tenang begitu!!" (teman)

"aku sudah tak tahan!! Apa kau mau hidup seperti ini seumur hidupmu?!" (ibu)

Beberapa hari kemudian, ia ke rumah peristirahatan Joon.

"ada yang bilang padaku untuk melanjutkan hidup dan melupakanmu. Ada juga yang menyuruhku untuk menanggung penderitaanmu dan hancur saja"

"kau mau apa? Memangnya akan dapat jawaban kalau kau minta maaf, ya?"

"huh...Joon..."

FLASHBACK OFF

"3 tahun berlalu, tapi aku terus teringat akan kamu tiap kali aku berpikir mau melanjutkan hidup atau menghancurkan diriku saja."

"aku seperti tersesat, aku tidak bisa menjalani hidup dengan benar... Aku ingin jadi orang yang istimewa bagimu. Karena keegoisanku itu, malah kamu yang menderita. Aku akan terima... Apapun yang kau katakan padaku. Maukah kau... Menjawabnya...?"

Hening... Soo Ra melirik Joon.

"bagaimana caranya kamu menerima semua ucapan burukku? Bagaimana kalau aku menyuruhmu mati saja?" Soo Ra menatap Joon.

"...aku.., tentu saja aku tidak terpikir untuk berkata seperti itu. Perasaan seperti itupun tidak ada. Aku juga tak tahu kalau bukan akibat perbuatanmu, apa aku masih hidup sekarang, tapi tetap saja yang mati itu adalah aku. Aku."

"satu hal lagi, jika memang kau berbuat kesalahan.. Menghindarlah dari Soo Ra yang jadi ikut terlibat dalam masalah ini. Soo Ra... Adalah segalanya bagiku. Jangan rusak dirimu dan lingkunganmu hanya karena diriku. Akan lebih baik kalau kau melanjutkan hidupmu."
wajah Soo Ra memerah.

"mm... Pertama-tama, jika kamu memang melakukan kesalahan, menghindarlah dari Soo Ra yang jadi ikut terlibat dalam malah ini..." ucap Soo Ra melirik Joon.

"Soo Ra... Adalah segalanya bagiku. Jangan rusak dirimu dan lingkunganmu hanya karena aku. Akan lebih baik kalau kamu melanjutkan hidupmu" lanjut Soo Ra.

Mata So Young berkaca-kaca.

"itu saja... So Young"

Bersambung..

MY BOYFRIEND IS A HANDSOME GhOST(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang