05 : Berubah ubah

162 2 0
                                    

Sudah beberapa hari ini Alana benar benar tidak memakan nasi, ia bahkan sudah sampai ditegur mamanya karena selalu saja melewatkan jam makan malam.

Pagi hari yang begitu cerah namun tak secerah muka Alana. Ia sudah terlihat pucat dan lemas, namun ia memaksakan diri untuk berangkat sekolah menggunakan sepedanya. Dan sialnya jam pertama hari ini adalah olahraga.

"Al, lo gak papa kan? Muka lo pucat banget gak boong." Ucap Rara dengan nada khawatirnya.

"Engga Ra," jawab Alana dengan senyum paksanya. Saat Rara ingin memprotes, namun suara nyaring itu mengalihkan perhatian mereka.

"YAP ANAK ANAK, SELAMAT PAGI." Sapa Bu Ana selaku guru olahraga.

"PAGI BUUU."

"Hari ini kita akan mengelilingi desa dekat sekolah, eittt bukan jalan tapi lari. Dan akan di hitung waktunya. Oh iya ini untuk menambah nilai semester ya anak anak. Lebih cepat lebih baik nilainya." Jelas Bu Ana. Fyi, sekolah Alana itu hanya sekolah negeri biasa yang dekat dengan perkampungan bukan sekolah elit seperti di perkotaan.

Alana ingin sekali kabur saat ini juga. Ia tak yakin dapat melakukannya, dengan keadaan tubuhnya yang benar benar bisa dibilang sedang sangat tidak baik. Namun apa boleh buat untuk menambah nilai semester. Karena ia memang lemah pada bidang olahraga.

Rara yang sedari tadi gelisah memikirkan sahabatnya, hanya dapat menatap Alana yang sudah terlebih dahulu melakukan pemanasan.

☆☆☆

Belum juga setengah perjalanan Alana sudah tak dapat melanjutkan larinya. Nafasnya sudah tersengal sengal, perutnya sangat nyeri, dan bahkan kepalanya ikut menjadi pusing sekarang.

Ia sekarang hanya berjalan pelan sambil memegangi perutnya yang terasa sangat nyeri. Memang Rara sempat menemani namun Alana larang, dan menyuruhnya untuk segera cepat menyusul teman teman yang lain nya.

"Astaga Alana, kenapa lo bisa selemah ini sih!!" Omelnya pada diri sendiri. Ia sekarang sangat lemas, bahkan rasa nyeri di perutnya pun semakin menjadi. Pandangan Alana sudah buram sekarang, saat Alana ingin jatuh pingsan, ada seseorang yang menopang tubuhnya dari samping. Dan Alana hafal bau parfum ini.

"Tegar.." ucapnya lirih sebelum semuanya menjadi gelap.

☆☆☆

"Al, Alana." Ucap seseorang sambil menepuk pelan pipi tembam milik gadis itu. Dengan perlahan Alana membuka matanya, dan seseorang di depannya sukses membuat Alana ingin berteriak kegirangan jika tidak ingat ia sedang lemas sekarang.

"Al, lo gak papa?" Ucap cowok itu dengan suara beratnya. Alana hanya terpaku mendengar suara lembutnya. Baru kali ini cowok itu berbicara selembut ini padanya.

"Al...."

"Haa? Eh ini kita dimana? Bukannya tadi aku jalan terus, akhhh." Rasa pening itu tiba tiba menghentikan ocehan Alana.

"Udah gak usah kebanyakan ngomong, nih minum." Sambil mengulurkan botol mineral ke gadis yang sekarang sedang memukul mukul kepalanya pelan untuk menghilangkan rasa pusing di kepalanya.

"Eh, makasih gar, aku ngerepotin kamu ya?" Tanya Alana dengan raut merasa tak enak.

"Banget, lo kenapa bisa pingsan gitu deh?? Kalau gak kuat jangan dipaksain lari. Ijin kalau perlu, gue kan yang jadi repot kudu ngeret lo sampe pos kampling ini." Ucap cowok itu dengan menatap Alana yang sekarang sedang meminum air mineralnya. Namun ucapan cowok itu sukses membuat Alana terbatuk batuk.

"Ah, maaf ya ngerepotin dan makasih udah mau bantuin aku. " Ucap Alana dengan menundukan kepalanya. Detik berikutnya tak ada yang ingin membuka suara sampai Alana memutuskan untuk bertanya.

"Kok kamu tadi bisa bantuin aku? Bukanya tadi kamu udah lari duluan?" Dengan raut penasaran. Namun cowok itu tetap diam, dan fokus menatap jalanan di depannya.

"Garr...."

"Tegar????"

"Gue mau balik, lo terserah balik atau enggak." Ucap cowok sambil berdiri dan melangkah untuk pergi. Alana hanya menghembuskan nafas beratnya sambil menunduk menatap botol minuman ditangannya. Hatinya terasa sangat sakit, sikap cowok itu yang selalu berubah ubah, membuat Alana seperti diterbangkan lalu di jatuhkan sedalam dalamnya.

Tak sadar air mata kembali membasahi pipi tembamnya. Namun saat ingin menghapus air matanya, tiba tiba ada tangan seseorang yang lebih dulu menghapus air mata itu.







TBC.

HAYHAYHAY, AKU DATANG KEMBALIII UWUWUW. MAAP YA UDH LAMA ENGGA UP SOALNYA LAGI FOKUS UAS. KALIAN LANCAR KAN UASNYA. SEMOGA HASILNYA SEPERTI YANG KITA INGINKAN YA AAMIIN. 😇😇

GARLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang