06 : Dia disini

160 6 0
                                    

"Jangan nangis, ada gue disini." Ucap seseorang yang menghapus air mata Alana dengan pelan.

"Hiks, gue kenapa bisa kayak gini si vin?? kenapa gue gak bisa Ilangin rasa sayang ini ke dia??"

"Na, jangan siksa hati lo terlalu dalam. Lo juga butuh bahagia."

"Tapi..."

"Syuttt... Ga usah banyak omong, sekarang gue tanya, ngapain lo bisa di sini sama dia? Terus muka lo napa pucet banget gini?"

"Alvin jangan galak galak." Rengek Alana sambil memegang lengan cowok itu.

"Jelasin gak!!"

"Gue tadi katanya pingsan, tapi gue ga sadar."

"Ya iya Alana pingsan itu pasti ga sadar, ah lo mah bikin darah tinggi."

"Iyaa, maaf."

"Kenapa bisa gitu."

"Gue kan lagi Diet terus..." ucapan Alana terhenti lalu menutup mulutnya karena ia tak seharusnya keceplosan seperti ini. Dan benar Alvin sudah mengehela nafas beratnya.

"Hehh, siapa suruh kayak gitu?" Ucapnya datar. Namun Alana tetap diam seribu bahasa, ia bahkan tak berani menatap mata elang Alvin.

"Oke kalau belum mau cerita, masih bisa jalan?" Tanyanya, dan hanya dijawab anggukan oleh Alana. Namun siapa sangka Alvin malah mengambil tangan gembil itu lalu menggenggamnya. Alana yang sudah terbiasa dengan sikap Alvin hanya terdiam dan berjalan beriringan.

☆☆☆

Malam minggu yang sangat membosankan bagi Alana, ia hanya berdiam diri di balkon kamar dengan menatap langit yang penuh bintang, Dan sesekali ia menulis sesuatu di booknotenya.

"Langit, bisakah ku titipkan rindu ini padamu? Aku hanya sangat merindukan segala tentangnya. Meskipun hatiku ragu untuk mengungkapkannya, karena dirinya mungkin tak mengharapkan rindu dariku. Namun apakah kau bisa menyampaikannya? Aku sangat rindu padanya, sangat."

"Aishh, Alana apa siii." Ucapnya frustasi.

Tok tok tok

"Mama masuk ya sayang."

"Iya ma,"

"Al, ikut mama sama papa yuk,"

"Ha kemana? Males ah ma, nanti ujung ujungnya Alana cuma di diemin kayak pas waktu itu."

"Engga sayang, kali ini kita dateng ke acara ulang tahunnya rekan kerja papa, nanti pasti banyak hiburan kan, ayolah daripada kamu ga ada kerjaan dikamar kayak gini."

"Hmm, yaudah Alana siap siap dulu deh."

"Sip gitu dong, dandan yang cantik ya sayang, mama tunggu di bawah, sekalian mama juga mau siap siap."

Alana pun memilih memakai dress yang simpel berwarna hitam, ia juga hanya memoleskan make up tipis diwajah tembamnya, rambutnya pun hanya ia gerai dengan sedikit bergelombang di bagian ujungnya.

"Oke Alana seperti biasa, lo emang selalu 'biasa aja'." Ucapnya saat melihat pantulan dirinya di kaca kamarnya.

"ALANA CEPAT TURUN, SUDAH MAU TELAT NIH."

"IYA MAA," ia pun segera menuju tempat mamanya berada.

☆☆☆

Dentuman musik dan banyak orang yang berlalu lalang membuat mood Alana drop seketika. Jika ia tau pestanya akan semeriah ini, ia akan memilih berdiam diri dikamar.

"Sayang papa sama mama ke temen temen papa dulu ya, kamu boleh cari makanan aja kayak biasanya oke." Ucap papanya sambil mengelus surai rambut Alana.

"Iya pa, nanti telpon Alana aja kalau udah selesai ya."

"Siap princess."

Alana yang bingung akan melakukan apa, makan? Ia sedang berdiet, berdansa? Hmm jangan tanyakan Alana sangat malas untuk bergerak. Ia pun memilih untuk keluar dari gedung dan menuju taman dekat gedung tempat acara itu dimulai.

"Huhhh, kan mending ga ikut aja tadi."

Ia membuka ponselnya dan jarinya pun mulai menari nari diatas ponsel itu. Tiba tiba wangi yang sangat ia hafali tercium olehnya.

"Astaga al, lo napa dah pikirannya dia mulu, ga mungkin dia disini." Ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya.

"Heh, lo disini??" Dan sukses membuat mata Alana hampir copot.

"Biasa aja liatinnya,"

"Te..Tegarrr?? Kok lo bisa disini?

"Malah balik tanya,"

"Cuma diajak mama papa,"

"Terus kenapa ga ke dalem?"

"Haa?? Eh.. enggak."

"Lo napa dah? Gagu?" Tanya cowok itu sambil duduk di samping Alana.

"Sembarangan." Ucap Alana tak terima.

"Lo mau...

Tbc.

Uwuwuwuwuwu

GARLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang