01: Terbiasa

289 9 3
                                    


"APAKAH HARUS SESAKIT INI UNTUK MENCINTAIMU?"

☆☆☆

"Heh na gentong, lo kapan kurusnya  sih. Sumpek gue liatnya." Ucap Rizky dengan tawa yang memenuhi kelasnya.

"HAHHAHAA, KY ATI ATI LO, NANTI DIA NGAMUK LO BISA DIMAKAN. HAHAHA."

Alana hanya diam saat mendapat bullyan seperti itu. Ia bahkan bisa ikut tertawa saat melihat teman temannya menertawakan dirinya. Ia bisa saja melawan namun mereka akan lebih menjadi untuk membullynya.

BRAKK....

"HEH, RIZKY BISA GAK MULUT LO DI FILTER DIKIT. LO COWOK TAPI MULUT KAYAK CEWEK LO."  Teriak seseorang yang duduk di sebelah Alana. Ya dia adalah sahabat Alana dari kelas 10 sampai sekarang akan lulus.  Kelas yang awalnya  penuh tawa menertawakan Alana menjadi hening seketika. 

"WOHHWOHH, RARA TEMENNYA SI BADAK, BISA GAK USAH IKUT CAMPUR?" balas teriak Rizky dengan muka songongnya. 

Alana yang melihat muka Rara  sudah memerah segera memegang tangan sahabatnya itu,
"Ra, udah ra, gak usah diladeni. Anggep aja orang gila. " bujuk Alana yang dibalas dengusan kasar oleh sahabatnya.

"Gak bisa na, dia kudu dikasi pelajaran, ngatain lo seenaknya. Emang dia siapa sih, sok berkuasa banget dikelas." Kann, memang Rara kalau sudah emosi akan tetap emosi. Dengan gerakan cepat Alana menarik tangan sahabatnya keluar dari kelas.

☆☆☆

Rara meminum air mineral ditangannya seperti orang kesetanan. Setelah kejadian dikelas tadi Alana mengajak Rara untuk ke taman belakang sekolah.

"Ra, pelan pelan minumnya." Ucap Alana sambil mengelus pundak Rara.

"HEUHHHH, demi apapun lo tadi seharusnya gak usah nahan gue buat botakin rambut Rizky na, gue udah gedek  banget sama dia yang selalu bully lo."

"Udah biarin aja, toh gue gak kenapa napa kan?" Ucap Alana sambil menunjukan senyum palsunya.

" Gak kenapa napa lo bilang? LO.." ucapan Rara berhenti saat mendengar suara melengking  Alana.

"TEGAR...." teriak Alana memanggil seseorang yang sedang berjalan menuju lapangan basket di sekolahnya. Cowok itupun berhenti dan menatap Alana yang memanggilnya. Alana segera berlari menuju cowok itu. Dan meninggalkan Rara yang sedang melototkan matanya.

"Tadi kamu kemana kok gak masuk kelas ?" Tanya Alana dengan nafas yang tersengal sengal.

"Apa urusan lo?" Cowok itu hanya berbalik tanya dan melanjutkan jalannya.

"Aku kan cuma khawatir sama kamu, nanti kalau di panggil BK gimana?"

"Gar,,, kamu dengerin aku enggak sih?"

"Tegar?"

"Na, bisa  kan sehari aja, engga ganggu gue sama sikap kekanakan lo ini? Gue capek." Setelah mengucapkan itu tegar dengan sengaja menyenggol pundak Alana, sehingga membuat gadis itu  limbung dan terjatuh di tanah.

"Awhhh..." rintih Alana dengan tangan yang ditepuk untuk menghilangkan debu di tangannya.

"ASTAGA ALANAAA, LO KENAPA BISA JATUH GINI SIHHH." Teriak Rara yang segera membantu Alana untuk berdiri.

"Ini pasti gara gara tegar kan? Kenapa sih lo masih bisa cinta sama tu setan."

"Engga papa ra, udah biasa gini kok."

"Tapi na...."

"Syuttt..... ayo anterin gue ke UKS, tangan gue berdarah ni, hehehe." Ucapnya dan berjalan dengan santai menuju UKS.

"Na, lo cewek paling kuat yang gue kenal na," batin Rara saat melihat punggung Alana yang berjalan tanpa ada beban.

Tbc.







Alana emang gitu orangnya, kalau udah sayang kudu gmna ???

Owh  ya jangan lupa vote sama komennya ya, gue tunggu banget 😘😘😘 MAKASIHHH...... 🖤🖤🖤

GARLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang