BAGIAN TUJUH
"Biarkan dia pergi demi orang lain, karena sulit untuk meyakinkan anjing,
bahwa daging lebih nikmat daripada tulang."
__
DARI balik jendela ruangan kerjanya di lantai dia rumah itu, Bastian menatap Alia yang sejak tadi duduk di gazebo belakang rumah, walaupun sekarang hujan deras sedang mengguyur kota Jakarta.
Bastian hanya diam memandang Alia, semua pikirannya tak ada yang tersampaikan. Semua berhenti di kepala.
Sudah beberapa hari ini, Alia menjadi lebih pendiam. Sampai, pintu diketuk dan Kasim masuk menghampiri Bastian. Bastian masih memperhatikan Alia.
"Bas," panggil Kasim.
"Dia bego atau apa sih?"
"Siapa?"
"Siapa lagi," sahut Bastian kesal.
"Non Alia?"
Bastian berdecak, "Suruh Bibi Wan atau yang lainnya untuk seret dia ke dalam."
Kasim tersenyum miring sambil memperhatikan Bastian yang terus mendumel, sejak kecil Kasim merawat Bastian. Laki-laki itu mirip sekali dengan papanya, sulit mengekspresikan sesuatu tanpa emosi. Jadi hasilnya seperti ini.
"Ada yang lebih penting daripada Alia, Bas."
Perhatian Bastian belum beralih, meskipun tadi ia sempat melirik kasim yang datang sambil membawa berkas.
Kasim lantas memberikan berkas itu kepada Bastian. "Ada beberapa investor yang mulai ragu memberikan investasi sesuai permintaan kita, semenjak Tuan Benazir tidak pernah datang dalam setiap rapat."
Dengan gerakan cepat, Bastian membaca berkas yang rupanya berisi laporan pemandatan proyek pembuatan motor dengan desain aerodinamis dan CBR 250RR.
Sebagai perusahaan otomotif yang bergerak dalam pembuatan dan pendistribusian motor di Indonesia, Bendjaya Motor Manufacturing Indonesia perlu bergerak lebih cepat dalam mengeluarkan inovasi, apalagi mengingat konsumen di Indonesia masih didominasi dengan pembelian ke perusahaan asing yang jauh lebih terkenal.
Bastian mengembuskan napas panjang, semenjak papanya meninggal mandat itu memang secara langsung diberikan kepada Bastian. Meskipun Bastian belum bisa secara resmi menggantikan papanya.
Ketidakhadiran Bastian selama bertahun-tahun di kehidupan Benazir, ditambah isu mengenai dirinya yang sudah meninggal membuat Bastian masih mencari cara untuk tampil ke depan publik dan mengumumkan kepada semua orang bahwa dia adalah ahli waris dari semua harta dan juga jabatan Benazir.
Bastian menutup cepat berkas tersebut. "Buat pertemuan dan bilang bahwa papa sedang ada kerjaan di luar negeri."
Kasim menggeleng, "Sampai kapan, Bas, kita akan menutupi berita besar ini? Sampai kapan, kita akan terus berbohong tentang kepergian papa kamu, dan sampai kapan kamu akan terus bekerja di balik layar? Sampai akhirnya investor menghilang semua?"
Ucapan Kasim membuat Bastian terhenyak, ia mematung bersamaan dengan Kasim yang berkata lagi. "Semua media, semua pegawai perusahaan, semua investor dan pesaing. Mereka semua sedang bertanya-tanya Bas, ke mana papa kamu menghilang sebulan lebih ini? Kamu mau menutupi ini sampai kapan?"
Bastian membeku, ia benci mendengar ucapan Kasim yang hampir semuanya adalah ungkapan di dalam benak Bastian.
"Saya tidak bisa selamanya membantu kamu dalam menutupi ini, Bas. Kamu juga harus tahu, paman-paman kamu, keluarga besar kamu lainnya. Semua sedang berburu untuk mencari tahu dan apabila mereka lebih dulu tahu dari saat kamu tampil ke publik dan menjelaskan semuanya, posisi kamu malah akan lebih terancam," jelas Kasim.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loose Cannon
RomanceAlia yang baru saja diselingkuhi oleh pacarnya bertemu dengan Bastian yang tiba-tiba mengajaknya menikah. Di sela kerunyaman bahtera rumah tangga mereka, keduanya mencoba untuk mengungkap pelaku pembunuhan ayah Bastian. *** Sembilan tahun bukanlah w...
Wattpad Original
Ada 7 bab gratis lagi