BAGIAN DUA BELAS
"Kamu adalah perasaan yang tak pernah tersampaikan
dan rindu yang tak kunjung berhenti di tujuan."
__
LANGIT sedang merebahkan air matanya, mungkin malam ini langit telah lelah. Semenjak pukul tujuh malam tadi, hingga kini sudah mencapai pukul sebelas malam. Jakarta diguyur hujan deras.
Hujan selalu membawa kenangan, semua orang mungkin berpikir bahwa kalimat seperti ini hanyalah sebuah picisan belaka. Tapi sayangnya banyak orang yang tidak sadar bahwa hujan memang identik dengan hal-hal yang berbau mengingat kenangan.
Dan, meskipun Bastian bukan penganut roman picisan. Namun, ia tak menampik bahwa malam ini, di sudut kamarnya yang gelap. Ia duduk sambil menatap ke arah jendela di kamarnya yang sedang menampilkan rinai hujan yang turun menampar setiap jengkal kota Jakarta. Senandung gemericik hujan yang beradu dengan embusan angin seolah menjadi latar suara bagi Bastian malam ini.
Laki-laki itu mendesah, ia tidak bisa tertidur malam ini. Entahlah pikirannya sedang penuh memikirkan satu hal yang selalu menyentuh relung hatinya, "Bagaimana Tuhan selalu menabur luka dalam setiap hidupnya?"
Ya, mungkin Bastian tak pernah menunjukkan bahwa ia terluka atau sedih. Ia selalu berhasil menampilkan sosok bahwa ia baik-baik saja, namun saat ia sendiri seperti ini. Bastian selalu berusaha bertanya kepada dirinya sendiri, "Apa benar hidup selalu tidak adil seperti ini?"
Semenjak kecil hingga remaja, Bastian telah dipertontonkan adegan hancurnya sebuah rumah tangga dari orang tuanya sendiri. Mama papanya selalu berdebat banyak hal. Bastian tidak punya tempat mengadu, ia lebih banyak menghabiskan lukanya itu dengan menyendiri. Untuk itu, Bastian juga tidak terlalu percaya dengan hubungan atas dasar perasaan.
Di usia remaja, jiwa berontak Bastian cukup besar. Mungkin itulah yang menyebabkan dirinya sering mengikuti tawuran, bertengkar dengan teman sekolah, atau melanggar peraturan sekolah. Kalau kalian mencari anak SMA yang nakal pada waktu itu, mungkin Bastian boleh jadi adalah contoh.
Ada alasan yang membuat Bastian melakukan itu, Bastian mengenali dirinya dengan baik sehingga jelas tanpa ditanya sebenarnya Bastian sudah tahu. Bahwa ia melakukan itu sebagai bentuk pemberontakan atas ketidakharmonisan keluarganya. Bertahun-tahun Bastian selalu disogoki pertengkaran itu, hingga di pertengahan SMA mama dan papanya benar-benar berpisah. Dan itu adalah bagian terburuk dalam hidup Bastian.
Bastian mungkin terima jika orang tuanya selalu bertengkar, tapi berpisah... Bastian tahu bahwa ia benar-benar sudah kalah dan harus menyerah. Hak asuh dirinya dimenangkan oleh papanya dan keputusan Bastian waktu itu adalah memilih menyingkir ke Rusia, ia tak pernah kembali lagi ke Indonesia sampai kejadian papanya itu membuatnya mau tak mau harus kembali.
Selama bertahun-tahun juga, semenjak kedua orang tuanya berpisah. Bastian tidak pernah bertemu lagi dengan mamanya. Jangankan untuk bertemu mengirim surat pun tidak pernah. Kalau seperti ini, seperti lagu Nella Kharisma saja.
Bastian mendesah, kepalanya menunduk. Ia tidak tahu di mana keberadaannya Miarti—mamanya. Setiap papanya ke Rusia untuk menemuinya ataupun meneleponnya, papanya juga tidak pernah membahas Miarti. Dan sebenarnya, Bastian juga tidak peduli.
Waktu itu, yang meminta cerai adalah mamanya dengan alasan bahwa ia sudah tidak bisa lagi hidup bersama papanya. Bastian tahu, papanya adalah penggila kerja dan Bastian selalu berusaha untuk membuat mamanya menahan kehendaknya itu. Sayang, pada akhirnya apa yang digenggam erat akhirnya lepas juga. Bastian bahkan teringat dengan jelas saat di mana, ia bersimpuh di hadapan mamanya untuk menahan perpisahan itu. Mengucapkan janji bahwa ia akan hidup lebih baik lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loose Cannon
RomanceAlia yang baru saja diselingkuhi oleh pacarnya bertemu dengan Bastian yang tiba-tiba mengajaknya menikah. Di sela kerunyaman bahtera rumah tangga mereka, keduanya mencoba untuk mengungkap pelaku pembunuhan ayah Bastian. *** Sembilan tahun bukanlah w...
Wattpad Original
Ada 2 bab gratis lagi