Bab 1 Keluarga Militer

6.1K 113 3
                                    

"Tret..tret..tret". Tepat pukul 5 pagi alarmku berbunyi ,

"Kak bangun ,Gia bangun" .

Ya seperti biasa suara teriakan mamaku terdengar tepat setelah alarmku berbunyi . Rasanya mata ini susah untuk diajak kompromi selalu menutup rapat padahal hari ini hari Jum'at hari terakhir masuk sekolah . Aku mulai beranjak pergi meninggalkan kenyamanan dari kasur empuk nan lembut itu . ku langkahkan kakiku menuju pintu kamarku sembari sesekali kucek mataku yang enggan membuka . Seperti biasa rutinitasku sebelum menuju kamar mandi aku mampir ke kamar adikku untuk membangunkannya . aku memiliki 2 adik perempuan yang usianya cukup jauh dariku adikku yang pertama Netty , dia 4 tahun lebih muda dariku dan dia adalah adikku yang selalu membuat kesal karena setiap pagi aku harus berteriak serta memukulinya dengan bantal agar dia segera bangun, sungguh kesabaranku diuji setiap paginya.

"net.. netty bangun dah jam berapa ini, buruan bangun"

"Apa sih kak , berisik aku ngantuk" .

Adikku perempuan satu ini memang pandai membuat darahku naik ke ubun-ubun setiap paginya .darah itu semakin naik , melaju serta mendongkrak memecahkan kepala. Habis sudah kesabaranku bicara baik dan lembut pada netty . Kubuka kain korden dan jendela kamarnya ,ku tarik selimutnya , kuambil bantal dari kepalanya kemudian berbisik.

"bangun gak , kalau gak bangun ak hitung sampai tiga .. 1..2..3.. , oyy bangun"

Ku hantamkan kuat-kuat bantal tadi pada hitungan ke 3 di badannya. Seketika dia menjerit dan memarahiku.

"iya.. aku bangun kak, sakit tau gak!" .

Aku segera berlari meninggalkannya sambil tertawa jahat , dengan rasa puas yang tidak bisa diungkapkan .

Pintu Kamar mandi terpampang jelas di depan muka tetapi tangan enggan berayun untuk membuka. ku tarik nafas sedalam mungkin sebari berkata "gapapa, besok libur bisa nonton drama korea seharian " . Ku paksakan tangan ini membuka pintu kamar mandi , dan mengulang ucapanku tadi untuk menyemangatiku . Sembari ku membersihkan badanku aku kembali berpikir dengan ucapan mamaku tempo hari . masih terngiang di kepalaku

"kak , mama pengin banget anak mama ada yang nikah pake pedang pora , salah satu aja dari ketiga anak mama" .

Dan dengan gampangnya saat itu ak menjawab

"iya besok mah , aku cari calon suami perwira biar bisa pedang pora" .

Tak tau apa yang aku pikirkan saat itu , kenapa aku bisa menjawab seperti itu . aku hanya menyenangkan mama pada saat itu. tapi justru mengganggu pikiran ku setiap harinya . Sepanjang perjalan cintaku aku tak pernah memiliki pacar seorang perwira ataupun taruna . terakhir kali berpacaran dengan seorang calon pilot yang sedang bersekolah di salah satu sekolah pilot di Jakarta 1 tahun yang lalu . selisih umurku dengannya 4 tahun dia lebih tua dariku . Jujur aku memang lebih suka lelaki yang lebih tua dariku . Dari pengalaman cintaku setiap aku memiliki pacar yang umurnya sama atau lebih muda dariku pasti akan berakhir kacau . parahnya lagi mereka tidak dapat mengimbangiku pola berpikirku yang jauh melampaui usiaku . terkadang membuatku hampir gila dibuatnya. banyak detail serta sudut dari karakteristik peristiwa ,orang atau apapun yang membuatku tergelitik untuk mengeritik, menilai serta beragumen . hal tersebut yang membuat mereka menyerah padaku. Aku termasuk seorang yang penurut . jarang meminta sesuatu bahkan menuntut sesuatu dari pasanganku . Keluargaku bisa dibilang cukup berada , aku merasa itu cukup bagiku dan apa yang harus ku tuntut serta ku minta lagi dari pasanganku sedangkan aku telah memiliki apa yang aku mau . berasal dari keluarga yang cukup terpandang membuat banyak orang yang ingin dekat denganku .Sampai saat ini aku masih belum percaya bahwa mereka mendekatiku tulus atau terdapat maksud tersembunyi dibaliknya .

Dibawah Pedang Pora (Sudah Terbit di Webnovel )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang