Bab 12 Keputusan Gia

597 24 0
                                    

Panas matahari terasa terik, menyengat di atas kepala. Terlihat beberapa tenda berdiri tegak di lapangan. Banyak orang berdatangan mengunjungi tenda- tenda tersebut. Beberapa tenda menjajakan makanan dan minuman . Sedangkan beberapa tenda lainnya menjual beranekaragam kerajinan . Kali ini aku bertugas untuk menjaga tenda khusus jurusan dokter gigi . Disana kami melayani cek kesehatan gigi dan mulut secara gratis . Hal tersebut kami lakukan agar orang-orang dapat mengetahui kesehatan mulut serta giginya tanpa dipungut biaya . Disamping itu kami para mahasiswa jurusan dokter gigi dapat melakukan praktek nyata guna menambah wawasan demi mencapai gelar Sarjana Kedokteran Gigi (S.KG). Dalam melakukan pelayan cek kesehatan gigi dan mulut , kami para mahasiswa di dampingi dua orang ahli dalam bidang tersebut.

Banyak orang silih berganti mendatangi tenda jurusan dokter gigi ini. Hingga pada akhirnya rasa lelah menghampiriku . Ku gerakkan kepalaku kekiri dan kekanan sembari kupijat leherku perlahan . Beberapa orang yang datang ke tenda jurusan . Merupakan orang-orang yang sering mengalami gigi nyeri bahkan gigi berlubang . Dari sekian banyak hanya beberapa orang saja yang perlu penanganan lebih lanjut oleh dokter gigi.

"Gia kamu istirahat dulu sana gantian sama yang lain" . terdengar suara laki-laki dari samping kiriku .

Sambil tersenyum aku membalas kata-katanya . "Oh ya kak Erwin ... makasih kak". Laki-laki itu merupakan Erwin . Kakak tingkat dari semester tujuh di jurusan dokter gigi ini. Erwin juga orang yang menolongku saat aku pingsan kala mengikuti ospek . Dan dia juga merupakan korban caci maki dari sahabatku Ita . Ita yang saat itu salah paham terhadap Erwin . Membombardirnya dengan cacian yang kejam kala itu . Tetapi kini antara aku , Ita dan Erwin sudah berbaikan . Pada akhirnya , kami menjadi teman yang akrab.

***

" Pasti summer punch .... Dasar Miss Summer punch kamu gia , emang gak ada mocktail lain ya haha..." . Ita tertawa melihat minuman yang aku pesan . Aku sangat gemar memesan minuman yang satu ini . Summer punch merupakan mocktail yang berisi soda dengan beberapa campuran buah yang menyegarkan . Kegemaranku akan minuman yang satu itu membuatku selalu memesanya saat mengunjungi kafe maupun restoran yang menyediakan menu summer punch disana. Sangat seringnya aku memesan minuman tersebut. Membuat Ita kini menjulukiku MissSummerPunch guna menggodaku.

"Haha.... Biarin suka-suka aku dong " . ucapku

"Eh.. ngomong-ngomong gimana bazaar pagi ini di kampus ?" . TanyaIta

"Luamayan bikin capek sih .. aku kan dapet jaga tenda jurusan "

"Masih mending tuh.. aku panitia coy, lari-lari , ngurus ini itu ahhh... capekk !! mending sekarang kita seneng-seneng aja mumpung malem minggu ... aku traktir deh hehe "

"Yah kenapa gak ngomong dari tadi tau gitu aku pesen yang banyak tadi hehe .."

" Memang aku sengaja haha .."

"Dasar manusia perhitungan kau ! haha .."

Setelah seharian berada di bazaar kini aku dan Ita bersantai sejenak di sebuah kafe yang letaknya tidak jauh dari kampus kami. Kebetulan bazaar kali ini cukup menguras tenaga . Karena bazaar diadakan dari pukul sepuluh pagi hingga pukul lima sore. Walaupun cukup melelahkan tetapi aku merasa sangat senang. Disamping dapat menambah ilmu , aku juga dapat melupakan sejenak masalah yang sedang aku alami dengan Rama. Tak dapat kupungkiri masalah tersebut . Membuat hari-hariku tak berjalan lancar . Aku semakin sering melamun. Tak dapat berkonsentrasi dengan benar . Hingga pada malam ini di kafe , aku melihat seorang berseragam lengkap dengan aksesorisnya tengah duduk di meja yang letaknya bersebrangan dengan kami berdua .

Pria tersebut nampak asik berbicara dengan beberapa temannya . Kulitnya cenderung gelap . Senyumnyamanis seperti Rama . Melihat dirinya membuat pikiranku jauh kembali ke masalahku. Seketika potongan gambaran akan kejadian itu terlintas dalam kepalaku. Terbayang jelas bagaimana Rama sangat kesal kala itu . Rama memang berwatak keras tapi dia tak pernah sekalipun membentakku . Hanya karena keraguanku membuat dia mengucap kata yang tak seharusnya dan membentakku . Semua gambaran itu terus berputar didalam otakku. Semakin lama semakin membuatku merasa pusing . "Ta .. balik yuk aku agak enak badan nih " . ajakku pada Ita yang tengah asik memainkan ponsel .

Dibawah Pedang Pora (Sudah Terbit di Webnovel )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang