Bab 9 Melamar Diatas Awan

1.1K 34 3
                                    

Pukul 04.30 pagi . Ponsel rey berbunyi terus menerus . Ada beberapa panggilan masuk ke ponselnya

"Kringg... kringg"

Rey yang masih terlelap kini harus memaksa matanya terbuka . Tangannya mulai menggapai ponsel di meja samping tempat tidurnya . Di layar ponselnya tertulis MAMA . Tanpa pikir panjang dia lansung mengangkat ponselnya . Karena rey tau mamanya tidak akan menelfonnya sepagi itu kalau bukan keadaan penting.

"Halo mah ..."

"Halo nak "

"Iya mama , kenapa mah "

"Kamu dah tau belum kalo ayahnya si gia masuk rumah sakit , kondisinya kritis sekarang "

"Apa... belum tau mah , gia udah tau belum ya mah "

"Kayaknya belum nak , soalnya baru aja masuk rumah sakitnya .. tadi ibunya cerita ke mama katanya gia dihubungin ponselnya gak aktif "

"Belum bangun dia mungkin mah , nanti rey kabarin ke gia mah"

"Kalau bisa bujuk aja balik ke Semarang rey , soalnya tadi ibunya bilang pengin dia balik dulu ke Semarang " .

"Okey mah , rey ke tempat gia sekarang "

"Iya nak "

Setelah menutup telfonnya . Rey bersiap bergegas menuju rumah Gia . Sambil mempersiapkan kata-kata yang sekiranya tidak membuat gia panik dan berusaha membujuk gia untuk pulang ke Semarang hari ini juga .

***

Aku dan rey segera bergegas menuju pintu masuk pesawat . Penerbangan kami berangkat pukul 07.30 .Tak ada pikiran apapun yang terlintas di pikiranku . Aku hanya menuruti rey . Semua perjalanan ke semarang memang sudah dia siapkan .Sebelumnya hari ini Rey datang ke rumahku pagi-pagi sekali . Dia tak memberi tau apapun sebelumnya . Wajahnya sangat tenang saat menyampaikan berita yang kurang sedap itu . Dirinya berusaha menyampaikan berita itu dengan sangat hati-hati . Rey berhasil menguasai kondisi saat menyampaikan berita bahwa papaku sakit . Dia mampu menyampaikan itu dengan baik sehingga tidak membuatku panik .

Setelah mendengar berita tersebut . Tanpa pikir panjang aku langsung berkemas untuk pulang . Rasa sedih serta khawatir menyelimutiku . Terlihat jelas di setiap guratan wajahku . Laki-laki berseragam itu memelukku sesekali saat menatap wajahku . Dirinya tau kalau aku dalam kondisi yang tak baik . Dia berusaha menghiburku . Sedikit candaan dia lontarkan . Tetapi tak ada satupun yang berhasil membuatku tersenyum.

***

Kami berdua terbang bersama Elang air . Tak ada satupun firasatku bahwa akan bertemu seseorang dari masa laluku . Seseorang yang membuat pikiranku semakin kacau .Aku duduk bersebelahan dengan Rey . Pikiranku masih berputar-putar pada kondisi kesehatan papaku saat ini . Aku hanya duduk terdiam sembari memainkan jari jemariku .

Berselang tak lama ada seorang pramugari cantik menghampiriku . "Mohon maaf dengan nona Gia Vanessa" .

Seketika kepalaku menoleh ke arah suara tersebut . "Iya benar , ada apa ya ? "

"Bisa ikut saya sebentar , ada yang perlu di sampaikan dari pihak maskapai kepada anda " .

"Ada apa ya mbak , kalau boleh tau biar saya saja kalau memang ada masalah " . Sela Rey

"Udah gapapa kak biar aku aja , baik mba kita harus kemana ini ? "

"Mari saya antar " .

Aku berjalan mengikuti pramugari yang menjemputku. Dengan pikiran yang kacau aku berusaha untuk tetap tenang . Semakin lama aku mengikutinya . Arah perjalanan kami menuju kokpit dari pesawat itu .Pramugari itu menyuruhku untuk masuk kedalam kokpit . Belum sempat aku memberi jawaban . Ada sesorang keluar dari kokpit .Wajahnya tak asing bagiku. Laki-laki berseragam putih dengan bar kuning empat di pundaknya itu tesenyum kepadaku ."hai sayang " katanya padaku

Dibawah Pedang Pora (Sudah Terbit di Webnovel )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang