Bab 1

56.3K 1.3K 73
                                    


  "Bodoh! Aku menyuruh kalian untuk menculik perempuan bangsat itu! kenapa perempuan ini yang akhirnya aku setubuhi?" Suara berat yang menggelegar itu memekik memecahkan suasana hening di pagi hari di sebuah mansion, Pria yang kesal atas kesalahan yang telah diperbuat oleh bodyguard nya.

"KELUAR SEMUA !!!" Bentaknya lagi membuat beberapa bodyguard pria yang mendengarnya berlari menghamburkan diri.

   Bian duduk di tepi ranjang, dengan raut wajah kekesalan yang hampir memenuhi seluruh isi kepalanya. Ia menoleh ke belakang di mana seorang wanita begitu nyaman tidur di balik selimut yang tebal, masih telanjang bulat. Pertarungan semalam sungguh di luar nalarnya, Bian yang berawal memiliki niat membalaskan dendamnya untuk memperkosa wanita yang telah memporak porandakan seluruh isi hatinya. Tapi kenyataannya? Semua rencananya gagal total, Bian malah menyetubuhi wanita lain, bahkan ia belum pernah melihatnya sebelumnya.

"Bagaimana ini? Kenapa bisa seceroboh ini."Bian bergumam lirih di kala rasa sakit kepala efek minuman semalam mulai menimbulkan reaksi setelahnya.

  Bian kembali merapikan diri dengan pakaian kemeja dan celana jeans yang sebelumnya ia kenakan, lalu duduk menenangkan diri di atas sofa. Kedua matanya tak berhenti memandangi wanita yang masih tak sadarkan diri akibat obat tidur yang di berikan oleh bodyguardnya, Bian meremas dahinya rasa sakit di kepalanya semakin bertambah. Dengan bersusah payah menggerakkan seluruh tubuhnya, Bian meneguk habis segelas penuh air putih. Lalu kembali duduk di ujung ranjang.

Ketika pergerakan wanita itu kembali membuyarkan lamunannya dan membuat empunya kamar itu menoleh cepat ke sumber pergerakan tadi, Bian menggigit bibir bawahnya di kala punggung yang indah itu nampak jelas ia pandangi dengan bebas sampai tetesan keringat mulai membanjiri dahi pria yang berumur tiga puluh dua tahun itu semakin salah tingkah.

"Aarrrggggggghhhhh," geramnya, Bian kembali membalikkan tubuhnya dan berhenti berpikir untuk kembali menyantap wanita yang ada di belakangnya.

    Rambut yang panjang, lekuk pinggang yang ramping, buah dada yang menggembul indah, kaki yang jenjang dan bentuk bokong wanita itu sangat menggiurkan. Bian melawan hawa napsunya kembali, dengan menjauhkan posisinya untuk tak menatap lebih dalam lagi postur wanita yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Bian berniat untuk beranjak bangun dan melenggangkan kedua kakinya pergi.

"Hmmmmmmm,"

  Langkahnya kembali terhenti, lagi-lagi Bian harus semakin berusaha menahan hawa napsunya di kala wanita itu kembali merubah posisinya. Kali ini kedua gundukan yang menggembul indah itu sangat jelas melambai-lambai untuk segera di nikmati, Bian menelan ludah semakin banyak, alur napasnya semakin tak beraturan. Walau bagaimanapun ia berusaha menahan napsu lelakinya, tetap saja jika seekor kucing di beri ikan secara cuma-cuma tentu akan segera melahapnya tanpa sisa.

  Bian merangkak kembali naik ke atas kasur, perlahan ia kembali membuka kancing kemeja satu persatu sampai terlepas dari tubuh kekarnya. Sesaat ia hanya mampu memandangi bagaimana keindahan kedua piramida itu dengan tergiur,otot di rahangnya mengejang Bian memutarkan kedua bolamatanya menatap ke arah langit-langit kamar. Sungguh hasrat bercinta kembali menghampiri semakin mendesak si junior untuk keluar dari dalam resleting celananya, tak habis pikir kenapa wanita di hadapannya terasa seperti berbeda. Berbeda dari wanita yang sering ia temui di club-club malam yang dengan sukarela menawarkan tubuhnya, Bian melayangkan tangan kananya ia mulai menyentuh pipi  wanita itu dengan pelan, lalu menurun kebawah sampai tangannya terhenti tepat di depan piramida wanita itu yang sedari tadi begitu asik menarik perhatiannya.

Satu remasan ia lakukan dengan pelan, lalu Bian melakukan kembali dengan yang satunya. Akhirnya setelah menempatkan kedua tangannya, Bian melepaskan sisa kain yang tersisa dari tubuhnya, sekarang tubuhnya full naked.

    Bian mulai menindih tubuh wanita itu dengan hasrat yang semakin menggebu-gebu, ia turunkan posisi tubuhnya sampai alur napas mereka saling berpautan. Bian mulai melumat kedua bibirnya lalu menurun kebawah dan kembali melumat leher wanita itu semakin gemas.

desahnya lirih dengan kedua mata yang enggan untuk terbuka, respon dari wanita itu membuat Bian semakin liar melakukannya.

  Setelah puas di area leher, kedua tangannya mulai meremas dan sesekali memelintir bagian inti dari piramidq wanita itu sampai getaran di tubuhnya mulai terasa seperti respon kenikmatan, Bian kembali mengecup, melumat dan memutar kedua piramida itu bergiliran. Dan kembali menggigit kecil memberi sebuah tanda kissmark di tempat favoritnya, Bian membenarkan posisinya untuk semakin turun kebawah. Satu tarikan selimut itu membuka kembali pemandangan jauh lebih indah, lubang kenikmatan itu begitu jelas dari pandangannya, Bian membuka lebar-lebar kedua paha yang menghimpit inti milik wanita itu, dengan perlahan ia mulai menekan dalam oleh milik kekuasaannya, satu dorongan mulai merembes masuk ke dalam.

Wanita itu kembali mendesah berat.

  Bian mulai mengatur ritme pergerakan maju mundurnya sampai semua kekuasaannya masuk seluruhnya, rasa hangat yang ia rasakan memberi pertanda bahwa wanita yang sedang ia setubuhi sudah mencapai klimaksnya, hentakan yang Bian berikan semakin cepat dan dalam.

"Siapa, siapa kamu?" ujarnya lirih di kala kedua bolamatanya mulai terbuka perlahan.

"Nikmati saja sayang," jawab Bian pasrah, sensasi bercinta yang sedang ia rasakan melupakan kegundahan yang ia pikirkan dari awal.

"Lepaskan!" wanita itu mulai meronta di kala kesadarannya sudah semakin jelas dan berusaha untuk melepaskan dirinya, namun pria yang tengah memberikan kenikmatan duniawi itu tak mau beranjak, Wanita itu kembali berusaha meluruhkan kungkunganan nya namun sebuah cairan hangat menjadi jawabannya, pria itu luruh dalam pelukannya.

Bian mengsugar setiap helai rambutnya yang basah oleh keringat akibat aktivitas seks yang telah ia lakukan, dengan tanpa menoleh pria itu kembali menuruni ranjang, "Kamu menolak namun tubuhmu menikmatinya, memang munafik."

Buru-buru wanita itu menarik selimut untuk menutupi tubuhnya dan berdiam sejenak, "Apa salah saya?"

"Tidak ada yang salah, yang salah di sini adalah malamnya." Bian segera memakai bathrobe yang menyisakan sedikit belahan dada yang terbuka, "Sebutkan nominal yang kamu inginkan dan malam ini kita lupakan."

Tunggu dulu, jadi pria ini berpikir bahwa ia pekerja seks komersial? Wanita itu terbelalak tak percaya, dengan sekali tarikan ia beranjak bangun dari posisinya, "Yang pertama saya tidak kenal dengan kamu, yang kedua saya bukan wanita pekerja seks komersial yang kamu ketahui, seharusnya aku melaporkamu kepihak yang berwajib!" Wanita itu memunguti kembali helai demi helai pakaian yang ia kenakan sebelumnya, dengan segerq masuk kedalam kamar mandi.

Di dalam ia masih mengingat-ngingat kenapa ia bisa bermalam dengan pria asing? Bahkan melakukan hal yang jelas-jelas merugikan dirinya sendiri,  memang malam yang sial.

WRONG PREGNANCY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang