"Dek...adek.... felix... bangun" bangchan menepuk nepuk pelan pipi adik nya. Ia heran ketika bangun tidak mendapati felix disisi nya. Entah bagaimana adik nya bisa tidur dilantai ruang tengah.
Felix membuka matanya berat. Ketika melihat wajah sang kakak ia langsung meneluknya.
"Ayo pindah kak, semalem ada yang datengin felix. Hiks....dia... serem kak...ayo pindah" felix terisak. Sebenarnya bangchan tidak tega. Tapi ia tidak bisa pindah begitu saja.
"Udah , gapapa. Ada kakak kan, ga perlu takut, okey?"
"Kakak mau kerja, sendirian gapapa?" Tentu saja felix menggeleng.
"Yaudah, suruh jisung kesini aja ya" felix kemudian mengangguk.
•••
"Sung, kan lo udah lama di komplek ini, ceritain tentang rumah ini dong" ucap felix.
Jisung yang sedang memakan keripik kentang yang ia bawa dari rumah sedikit terkejut.
"Lo kan penakut. Ga mau ah , ntar nyusahin kak chan"
"Gue penasaraaan sung. Semalem gue didatengin cowo dalam mimpi. Dia minta bukain pintu gudang"
Jisung menutup toples keripik nya, lalu mengambil bantal sofa untuk dipeluk.
"Cowonya ganteng?"
"Kok lo tau??"
Jisung menghela napas, "cerita lama lix. Orang komplek juga tau. Lo yakin nih mau gue ceritain?"
Felix diam sebentar sebelum mengangguk mantap.
"Katanya dulu ada kasus pembunuhan dirumah ini. Hm, bukan pembunuhan, mungkin lebih tepat nya disebut pembantaian"
"Gue gak inget ada berapa mayat yang ditemuin waktu itu. Tapi setau gue, ada satu korban yang anggota tubuhnya ditemuin dalam keadaan gak lengkap"
"Apa yang hilang?" Tanya felix.
"Kepalanya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Open The Door, Please ▪ [ straykids ] ✔
Hayran Kurgubangchan dan felix baru saja menyewa sebuah rumah sederhana. Sejak tinggal disana, felix selalu dihantui mimpi buruk. Seseorang hadir dalam mimpi nya, memaksa untuk membuka pintu gudang berwarna merah di halaman belakang.