26. Pengantin Sang Genderuwo (TAMAT)

👹 03 : Lingsir Wengi 👹

Luar biasa atensi pembaca, belum juga sehari target vote udah terpenuhi. Thanks ya yang udah suka cerita ini.

Sesuai janjiku..inilah versi komplit chapter ini
Silahkan menikmati..

Saat terbangun yang kedua kali, Sumi ngerasa berada di kahyangan. Ada yang nembang dengan suara merdu sekali...

Lingsir wengi sliramu tumeking sirno
Ojo Tangi nggonmu guling
awas jo ngetoro
aku lagi bang wingo wingo
jin setan kang tak utusi
jin setan kang tak utusi
dadyo sebarang
Wojo lelayu sebet

Terjemahannya kayak gini nih..

Menjelang malam, dirimu akan lenyap
Jangan bangun dari tempat tidurmu
Awas jangan menampakkan diri
Aku sedang dalam kemarahan besar
Jin dan setan yang kuperintah
Menjadi perantara
Untuk mencabut nyawamu

Itu tembang Lingsir wengi kan?

Seharusnya itu lagu tentang kerinduan seseorang pada kekasih pujaan hatinya.

Tapi lagu ini...

Bulu kuduk Sumi meremang seketika, dia jadi ingat cerita si Oneng temannya.

Katanya lagu ini tuh lagu untuk manggil kuntilanak!

Ih serammmmm!

Sumi jadi waspada. Matanya berkeliaran liar kesana-kemari. Mencari sesosok makhluk astral yang dihebohkan suka muncul gentayangan saat lagu ini ditembangkan.

Mana dia lagi berbaring di peraduan ranjang kuno dengan empat tiangnya yang megah. Sekeliling peraduannya tertutup oleh selambu berwarna putih kusam, seakan selambu ini udah berusia ratusan tahun.

Mendadak hidungnya menangkap bau kembang kemenyan. Itu bunga orang mati toh?

Haishhh...makin kembang kempitlah hati Sumi. Apalagi saat ada bayangan sosok berambut panjang berbaju putih panjang yang mendekati peraduannya. Dia tak bisa melihatnya jelas karena tertutup selambu ranjangnya, tapi justru yang samar-samar itu malah bikin seram. Apalagi suara nyanyian yang menyeramkan itu semakin mendekat seiring sosok misterius yang mendekatinya.

Kuntilanak kah?

"Gusti Allah...Gusti Allah, lindungi aku," Sumi bergumam sambil merapatkan selimutnya ke tubuhnya.

Keringat dingin membasahi pori-pori kulitnya. Kini suara itu sudah berhenti, namun ia dapat merasakan keberadaan makhluk lain di dekatnya.

Deg. Deg. Deg. Deg. Deg.