👹 40 : Akhir dari Genderuwo 👹 (TAMAT)

3.2K 322 145
                                    

Kabar gembira!!
Cerita ini sudah dipinang penerbit untuk dibuat novel cetaknya.

Sumi merasa jantungnya hampir copot ketika melihat anaknya akan dimangsa didepan matanya!  Lalu ia mendengar bisikan halus didalam kepalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sumi merasa jantungnya hampir copot ketika melihat anaknya akan dimangsa didepan matanya!  Lalu ia mendengar bisikan halus didalam kepalanya.

Apa kamu ingin anakmu selamat?
.
Spontan dia menjawab, “ya, tolong selamatkan anakku!  Siapapun kamu!”

Suara yang berbisik itu segera menjawab.
Tentu, tapi ada syaratnya.  Apa kamu sanggup?

.
“Sanggup!!  Apapun akan kulakukan asal anakku selamat!” pekik Sumi panik.

Diperlukan kerelaan hatimu, serahkan dirimu padaku.  Sebagai ganti nyawa anakmu..
.
Sumi memejamkan matanya.  Dia pasrah.  Apapun yang terjadi padanya, dia ndak peduli.  Matipun ndak masalah.  Dia sudah berdosa telah meninggalkan anaknya sebelum ini, jadi dia ndak ingin menyesal lagi.  Sekarang saatnya menyelamatkan anaknya.

Dikala mata Sumi terpejam, gerakan Roro Gendhis yang hendak memangsa leher si bayi mendadak terhenti.  Ia melemparkan bayi Satrya kearah Yu Gemi yang baru saja tiba di kebun belakang.  Yu Gemi dengan tergopoh menangkap bayi malang dan segera membawanya bersembunyi.  Dia mendapat firasat ndak enak, bakal terjadi peristiwa yang mengerikan!

Memang firasat itu ndak salah.  Karena adegan selanjutnya bagai ada yang menarik tubuh Roro Gendhis kearah Sumi.  Perempuan itu berdiri didepan Sumi, dengan wajah menengadah.  Mulutnya terbuka lebar, sangat lebar.  Begitu lebarnya hingga mata Roro Gendhis membelo, hanya nampak putihnya saja. 

Dia menggerang seperti hewan yang tersiksa, lalu dari mulutnya keluar gumpalan asap tebal berwarna merah.   Asap itu masuk ke tubuh Sumi melalui lubang hidung dan telinganya. 

Proses ‘pemindahan’ itu berlangsung begitu cepatnya.  Gumpalan asap merah itu berangsur-angsur menghilang tertelan tubuh mungil Sumi.  Sunyi sesaat, begitu Sumi membuka matanya saat itu juga keadaan berbalik.  Manik mata merah Sumi bagai memaku Roro Gendhis di tempatnya.

Perempuan yang baru tersadar dari kerasukannya itu, memandang Sumi dengan napas tercekat.  Ndak ada tampang lugu dan polos lagi.. Sumi nampak dingin, bengis, dan keji!  Penuh dendam kesumat.  Tangannya bergerak cepat, menarik tengkuk Roro Gendhis.  Detik selanjutnya dia menggeram seperti hewan kelaparan.  Gigi taringnya yang mendadak muncul merobek batang leher ibu tirinya dengan sadis.

Bretttt!!      

Darah Roro Gendhis yang menyembur berwarna merah kehitaman dan berbau amis.  Namun tanpa risih sama sekali, Sumi menerima semburan darah itu dengan mulut terbuka lebar!  Ndak puas hanya begitu saja, Sumi segera menghujamkan taringnya ke ceruk leher Roro Gendhis. 

Mata Roro Gendhis membelalak lebar, syok bercampur takut menjadi satu.  Tapi ndak berdaya, tubuhnya terkulai kehilangan daya.  Ia tersungkur jatuh ke tanah. 

26. Pengantin Sang Genderuwo (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang