Gibran

42 5 2
                                    

Kami bebaris teratur di lapangan, untuk melakukan pemanasan sebelum pelajaran olahraga di mulai. Setalah gerakan pemanasan selesai, kami di suruh lari memutari sekolah. Saat ini Olive benar-benar mager, namun kegiatan itu wajib dilakukan Olive.

Teman-temannya sudah terlebih dahulu lari, meninggalkan Olive yang  ngos-ngosan di belakang

Deru napas nya memburu, kepalanya pening dan matanya berkunang-kunang, Olive berhenti sejenak mengatur napasnya yang menderu tak teratur.

Olive celingukan mencari sosok Tania, namun sosok Tania tak tertangkap oleh penglihatan Olive.

Mungkin dia sudah lebih dulu, kembali ke sekolah. Olive berjalan tertatih ke sekolah, sungguh dia begitu capek hari ini

Sampai di lapangan olahraga, Olive segera mencari posisi pw untuk duduk. olive mendapatkan posisi pwnya di sudut lapangan, dibawah pohon rindang yang menyejukkan. Olive duduk di sana sambil meluruskan kakinya kedepan.

Dari sudut ini Olive memperhatikan teman-temannya yang tengah asik bermain bola basket di lapangan, Taniapun tampak happy bermain disana, namun Olive males gabung, lantaran kakinya masih terasa nyeri.

Perhatian Olive terpusat pada seseorang cowok anak kelas dia juga yang tak ingin Olive sebut namanya. cowok itu kini tengah memegang bola,perawakannya tidak terlalu tinggi dan penampilannya begitu rapi, Olive termenung panjang memerhatikan cowok tersebut.

"Bruuk," bola basket jatuh mengenai kepala Olive yang sedang hanyut dalam renungannya itu.

"Bangsat! "Kata itu spontan terucap dari mulut Olive.

Cowok itu sedikit terkejut mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Olive.

Tapi dia tak bereaksi apa-apa, dia hanya menatap Olive datar.

Olive membekap mulutnya, sadar akan apa yang barusan dia ucapkan.

Hening menyelimuti mereka berdua yang kini saling tatap-tatapan.

"Sorry,"akhirnya dia memecah kesunyian yang sempat tercipta.

"Ya, gue juga mintak maaf," ucap Olive.

Dia menatap Olive bingung, yang salahkan dia, ngapain juga Olive mintak maaf.

"Gue mintak maaf soal ucapan gue yang sedikit kasar tadi"ucap Olive seolah tahu apa yang sedang dipikirkan cowok tersebut.

Cowok itu hanya mengangguk dan berlalu pergi dari hadapan Olive.

Olive begitu heran dengan dirinya sendiri, akhir-akhir ini ntah kenapa kata-kata bangsat tersebut menjadi kosa kata pokok, yang wajib di sebutnya setiap hari.

Olive kembali memperhatikan cowok itu dalam diam, nth kenapa saat memandangi wajah cowok itu, hati Olive berdesir.

"Lipp"panggil sebuah suara yang sangat Olive kenal.

"Lo lagi liatin siap sih?" Tanya Tania sambil mengikuti pandangan Olive.

"Ohhhh, lo lagi ngeliatin Dave ya"ucap Tania menggoda Olive.

"Lo jatuh Cinta ya lip? "Ucap Tania sambil tersenyum nakal.

"Apaaaan sih, siap juga yang ngeliatin dia"ucap Olive berkilah.

"Jatuh Cinta? Gak lah yah"Olive kembali bersuara.

"Elaahhh, sama gue gak usah boong deh lip"tambah Tania yang tak henti-hentinya menggoda Olive.

"Apaaaan sih Tan, gak usah ngaur deh. "

"Siapa juga yang ngaur, kan emang bener"seru Tania.

"Tan liat tuh cowok yang kemaren lo tanyakan, deket sama sisil"ucap Olive mengalihkan perhatian Tania yang sedari tadi sibuk menggoda Olive.

AKU KAMU DAN SEBUAH TANDA TANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang