Tak semua masalah harus lo pendam sendiri, kadang lo harus menceritakannya kepada orang terdekat lo, supaya beban lo itu sedikit berkurang.
**************
Kembali ke rutinitas yang memusingkan ini, hari ini proses belajar mengajar di lanjutkan kembali.
Olive, sampai di sekolah tepat saat bel sekolah berbunyi, semua siswa berkumpul di halaman sekolah, untuk melakukan rutinitas di pagi Senin yaitu Upacara Bendera.
Matahari begitu terik, keringat mulai bercucuran di dahi Olive. Sakit itu kembali terasa dan kini terasa lebih sakit dari biasanya, sialnya obat pereda sakit itu lupa dia bawa, kepalanya pusing, tubuhnya melemah dan pandangannya mengabur. Olive dapat melihat Dave tengah menatapnya sebelum semuanya benar-benar gelap.
Kepala Olive masih terasa pusing namun kesadarannya telah pulih. Olive hanya cengo melihat Mirza yang tampak begitu khawatir.
Lip, lo gak papa kan? Tanya Mirza begitu khawatir.
"Santai aja deh Za, gue gak papa kok," ucap Olive berusaha tersenyum.
"Gak papa lo bilang? Udah drop kayak gini lo masih bilang gak papa? Lo terlalu munfik tau gak Lip, sok tegar, sok bahagia padahal lo begitu rapuh. Sekarang gue mau nanya ,dan lo harus jawab jujur! "Tekan Mirza.
"Lo mau tanya apa? " balas Olive singkat.
"Sebenarnya lo sakit apaan? "Tanya Mirza penuh penekanan.
"Gue kelelahan doang Za," ucap Olive.
"Lo gaak usah boong sama gue Lip," ucap Mirza bersekukuh.
"Lo anggap gue apa sih Lip? Selama ini gue selalu ada, lo gak sendiri Lip, ada gue, kak Faro, dan juga teman-teman lo, tapi kenapa lo tutupin ini semua? Lo bilang cuma kecapean, apa obat ini cocok buat penyakit seringan itu? Tanya Mirza sambil menunjukkan obat yang ia temukan di tas Olive. Dengerin gue baik-baik Lip,"Tak semua masalah harus lo pendam sendiri, kadang lo harus menceritakannya kepada orang terdekat lo, suapaya beban lo itu sedikit berkurang," tekan Mirza.
Dari tadi Olive berusaha menahan air matanya untuk tidak jatuh, namun kata-kata Mirza tadi cukup membuat dadanya terasa sesak. Mirza benar dia terlalu munafik kepada dirinya sendiri, bahkan dia melupakan orang-orang terdekatnya yang selalu peduli terhadap dia, tapi dia tak ingin orang merasa kasihan hanya karena dia sakit.
Enam bulan yang lalu gue diagnosis gagal ginjal, ucap Olive dengan suara gemetar, tangisnya pun pecah.
Mirza membawa Olive ke dalam pelukannya, dia juga gak sanggup melihat keadaan Olive saat ini.
Olive terisak di dalam pelukan Mirza, dan tanpa di sadari Mirza ikut meneteskan air mata. Bagaimana tidak dia tahu betul siapa Olive meraka udah barengan sejak kecil dan dari Tk sampe SMA sekolahnya sama terus, orang tua mereka pun juga saling bersahabat."Zaa, gue mohon sama lo, jangan bilang ke siapa-siapa ,"pinta Olive pada sahabatnya itu.
"Iya gue gak bakalan bilang ke siapa-siapa." Ucap Mirza akhirnya.
Mirza Aroof, dia cowok yang overprotektif, pintar dan juga pendiam(kalau dekat orang-orang baru) ,dia orangnya juga sangat cuek, sama orang yang baru kenal. Dan dia satu-satunya sahabat cowok gue yang paling pengertian.
"Bang faro tau kalau gue masuk rumah sakit? "Tanya Olive memecah keheningan yang sempat tercipta.
"Tau, dia juga udah otw kesini," balas Mirza.
"Dan bagaimana pun caranya, bang Faro gak boleh tau tentang penyakit gue," ucap Olive.
"Tapi lo mau sampai kapan nutupin ini semua Lip? "Tanya Mirza mulai geram dengan sikap Olive.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU KAMU DAN SEBUAH TANDA TANYA
Teen FictionMengapa kau hadir dan mengulurkan tangan mu saat aku terpuruk akan masa lalu yang masih menggantung di langit hatiku, kau beri aku secercah kebahagian itu, membuat lubang luka masa lalu itu tertup sempurna. Terkadang kau bersikap seolah-olah mencint...